Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ini Manusia Purba yang Diduga Merupakan Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli dari Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut ulung.

(Art of the Ancestors)
Kepala desa Mentawai bersama Bangsa Eropa pada 1892 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan ras.

Namun, adakah yang tau asal usul nenek moyang bangsa Indonesia sebenarnya dari mana?

Ternyata, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari mana telah ditelaah oleh para ahli sejarah dan antropologi. .

Perlu anda ketahui, jika manusia yang kita kenal saat ini, bukanlah keturunan dari manusia purba Pithecantropus atau Meganthropus.

Keturunan bangsa Proto Melayu yang tinggal di Behrang.

Jenis manusia purba yang diduga sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yaitu Homo sapiens.

Asal usul nenek moyang Indonesia

Homo sapiens, sebagai nenek moyang Indonesia, terbagi menjadi tiga ras, yaitu:

  • Ras Mongoloid: berkulit kuning, tinggi badan sedang, hidung tidak terlalu mancung dan tidak terlalu pesek, banyak menyebar di Asia Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
  • Ras Kaukasoid: berkulit putih, badan tinggi, hidung mancung, menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
  • Ras Negroid: berkulit hitam, bibir tebal, rambut keriting, banyak ditemukan di Afrika, Australia, dan Iran.

Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli dari Indonesia.

Peneliti bernama Von Hiene Geldern menyimpulkan hal yang sama setelah menyelidiki penyebaran kapak persegi sebagai alat peninggalan Homo sapiens.

Nenek moyang Indonesia berasal dari daerah Campa, Cochin China, Kamboja, dan Tiongkok Selatan.

Mereka termasuk rumpun bangsa Austronesia yang terdiri dari ras Mongoloid dan ras Austro Melanosoid.

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut ulung.

Sejak tahun 2.000 Sebelum Masehi (SM) sampai 50 SM, terjadi perpindahan penduduk dari bagian Asia (Yunnan) ke wilayah nusantara.

Perpindahan ini terjadi akibat persaingan antar suku yang membuat sebagian orang memilih pergi untuk mencari tempat tinggal yang lebih aman.

Kedatangan penduduk ini didukung dengan ditemukannya peninggalan berupa kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat.

Peninggalan serupa juga ditemukan di Vietnam dan Kamboja. Kapak persegi adalah senjata khas bangsa Yunnan.

Secara umum, mereka datang dalam dua gelombang besar.

1. Gelombang pertama

Gelombang pertama diperkirakan sampai di wilayah nusantara pada 2.000 SM sampai 1.500 SM.

Dari Vietnam, kelompok orang Yunnan terbagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama meneruskan perjalanan ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Kelompok ini adalah orang-orang ras Mongoloid.

Kelompok pertama ini bertumbuh cukup besar dan hidup di gua-gua di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Sebagian kecil ras ini yang tinggal di Nusa Tenggara bertemu dengan ras Austro Melanosoid dan menghasilkan keturunan yang sekarang mendiami Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan kelompok kedua melanjutkan ke Laut Cina Selatan, Filipina, Sulawesi, Maluku, dan Irian (Papua).

Kelompok kedua adalah orang-orang ras Austro Melanosoid.

2. Gelombang kedua

Gelombang kedua nenek moyang Indonesia datang sekitar tahun 500 SM.

Kali ini yang datang hanya orang-orang Austronesia atau Mongoloid.

Mereka bergerak dari Tonkin dan menyebar di wilayah nusantara mulai dari Indonesia bagian barat.

oleh karena itulah, Indonesia bagian barat saat ini paling banyak DNA dari China atau Asia Timur yang merupakan asal dari ras Mongoloid.

Sedangkan ras mongoloid di Nusa Tenggara haada sedikit, dan sedikit sekali di Indonesia bagian Timur.

Walaupun nenek moyang Indonesia berasal dari gelombang-gelombang yang berbeda, namun semuanya berasal dari pohon evolusi yang sama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Manusia Purba yang Diduga sebagai Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved