Terkini Nasional
Penyebab Banyak Antrean Pembeli Solar di SPBU, Ini Penjelasan Pertamina
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan mengenai penyebab antrean yang sempat terjadi di beberapa SPBU.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan mengenai penyebab antrean yang sempat terjadi di beberapa SPBU.
Beberapa hari ini terjadi antrean pembeli solar bersubsidi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Pulau Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Penyebab Banyak Antrean Pembeli Solar di SPBU, Ini Penjelasan Pertamina
Baca juga: Kabar Karim Benzema dan Pemain Real Madrid Jelang Laga Melawan Shakhtar di Liga Champions Besok
Baca juga: Menteri PPPA Bintang Puspayoga Hari Ini Datang di Sulut, Luncurkan Program Tabungan Perempuan
Baca juga: 32 Daerah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Info BMKG untuk Selasa 19 Oktober 2021
Petugas operator menunggu datangnya pasokan BBM karena kehabisan stok di salah satu SPBU di Jalan Ringroad/Gagak Hitam, Medan, Rabu (13/10/2021). Sejumlah SPBU di Kota Medan terpaksa menunggu pasokan karena mengalami kehabisan stok bahan bakar minyak (BBM). (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)
Yang terkini mengenai kelangkaan solar bersubsidi telah merambah hingga Tol Trans Jawa dari Semarang sampai Probolinggo. Fenomena ini terekam dalam unggahan video dan viral di media sosial.
Terjadinya antrean panjang truk-truk yang membutuhkan bahan bakar, sehingga arus distribusi logistik di berbagai daerah mulai terhambat.
Apalagi kasus yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera menyebabkan antrean hingga berhari-hari lamanya.
Terkait hal tersebut perusahaan migas pelat merah yakni PT Pertamina (Persero) menjelaskan terkait adanya isu kelangkaan solar bersubsidi di sejumlah wilayah.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, hal ini disebabkan meningkatnya permintaan BBM jenis tersebut.
"Antrean yang sempat terjadi di beberapa SPBU ini memang dikarenakan terjadinya lonjakan demand yang signifikan," ucap Fajriyah saat ditemui di Grha Pertamina Jakarta, Senin (18/10/2021).
"Seperti di Sumatera Utara contohnya, itu sekitar 10 persen peningkatan demandnya, sehingga kami harus melakukan percepatan untuk bisa menyalurkan solar subsidi tersebut," sambungnya.
Baca juga: Peringatan BMKG Fenomena La Nina Muncul di Wilayah Indonesia, Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Baca juga: Bantu Perekonomian di Masa Pendemi, Ini yang Dilakukan Petani Perempuan Desa Tolondadu II Bolsel
Baca juga: Waspada Hujan dan Petir, Berikut Prakiraan Cuaca Beberapa Kota di Indonesia Hari Ini 19 Oktober 2021
Fajriyah menuturkan, untuk info terbarunya di Sumatera Utara, antrean produk biosolar sudah berangsur baik dan normal.
"Sekarang Alhamdulillah kalau dilihat secara riil di lapangan, antrean sudah mencair dan antrean sudah bersifat normal," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi & Logistik DPD Aptrindo Jateng & DIY, Agus Pratiknyo mengatakan untuk truk-truk antar kota antar propinsi (AKAP) kelangkaan biosolar seperti tentu saja sangat menyulitkan, karena terpaksa harus sering-sering mengantre dan membuang waktu dalam perjalanannya.