Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Travel

4 Tempat Wisata Religi Recommended di Kota Manado, Ada Klenteng hingga Makam Pahlawan Nasional

Meskipun masyarakatnya mayoritas beragama Kristiani, namun ada juga beberapa lokasi yang berkaitan dengan agama lain.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Isvara Savitri
4  tempat wisata religi yang Recommended di Kota Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kota Manado, Sulawesi Utara selama ini terkenal dengan keindahan alamnya.

Tak banyak yang tau, di sisi lain Manado juga memiliki beberapa lokasi wisata religi yang menarik untuk ditelusuri.

Meskipun masyarakatnya mayoritas beragama Kristiani, namun ada juga beberapa lokasi yang berkaitan dengan agama lain.

Berikut 4  tempat wisata religi yang Recommended di Kota Manado:

1. Klenteng Ban Hin Kiong

Klenteng Ban Hin Kiong
Klenteng Ban Hin Kiong (Tribun Manado)

Klenteng Ban Hin Kiong merupakan klenteng tertua di Kota Manado.

Berdiri tahun 1819, Ban Hin Kiong terletak di Kawasan Pecinan, Jalan D I Panjaitan, Calaca, Wenang, Manado, Sulut.

Meski usianya sudah 200 tahun lebih, Klenteng Ban Hin Kiong terlihat sangat terawat.

Jika Hari Raya Imlek tiba, Klenteng Ban Hin Kiong melakukan berbagai ritual yang juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

2. Makam Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol

Makam Imam Bonjol
Makam Imam Bonjol (tribunmanado.co.id/Isvara Savitri)

Sebenarnya, letak Makam Imam Bonjol ini sudah bukan lagi berada di Manado melainkan di Pineleng, Minahasa, Sulut.

Namun dari Manado Anda bisa menempuhnya hanya dengan jarak sekitar 4,2 kilometer dengan waktu tempuh hanya 10 menit.

Makam Imam Bonjol ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan bagi pengunjung dari luar Sulut terutama di hari raya besar umat Islam.

Imam Bonjol memang salah satu pahlawan nasional yang diasingkan ke Sulut pada tahun 1841 hingga meninggal pada 1864.

Selain makam, terdapat batu besar yang konon menjadi tempat Imam Bonjol melaksanakan salat.

Untuk masuk ke wilayah Makam Imam Bonjol, pengunjung tidak dikenakan biaya.

3. Patung Yesus Memberkati

Patung Yesus Memberkati
Patung Yesus Memberkati (tribunmanado.co.id/Isvara Savitri)

Patung yang mirip dengan Patung Cristo Redentor di Rio de Janeiro, Brazil ini teletak di Kompleks Perumahan Citraland yang berada di Winangun, Malalayang, Manado, Sulut.

Patung ini didirikan oleh pengusaha properti ternama Indonesia yang juga pemilik Ciputra Group, Ciputra.

Kabarnya, Patung Yesus Memberkati ini merupakan hadiah dari Ciputra yang masa remajanya dihabiskan di Kota Manado.

Patung Yesus Memberkati ini diyakini merupakan doa dari masyarakat agar Tuhan Yesus selalu memberkati Kota Manado yang masyarakatnya masyoritas beragama Kristiani.

Untuk menikmati pemandangan Patung Yesus memberkati, pengunjung harus masuk ke taman di wilayah perumahan Citraland.

Dari taman tersebut selain bisa menikmati, pengunjung juga bisa mengambil gambar dengan latar Patung Yesus Memberkati.

4. Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Sentrum Manado dan Tugu Perang Dunia (PD) II

Monumen Perang Dunia II dan Gereja MIM Sentrum Manado, Selasa (15/10/2019)
Monumen Perang Dunia II dan Gereja MIM Sentrum Manado, Selasa (15/10/2019) (Paschalis Serty/tribun manado)

Terletak di tengah Kota Manado, GMIM Sentrum dan Tugu Perang Dunia II tak pernah sepi dari pengunjung.

Gereja ini merupakan peninggalan tertua dari Belanda di Manado yang sudah berdiri sejak tahun 1677.

Awalnya GMIM Sentrum memiliki nama Oude Kerk yang berada di bawah binaan Indische Kerk atau gereja negara.

Dalam kehidupan beragama, para petinggi gereja merasa tidak puas sehingga membentuk Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) pada tahun 1993.

Hal tersebut membuat gereja-gereja di Manado, Bitung, dan Minahasa berdiri sendiri dengan nama GMIM.

Di masa pendudukan Jepang, GMIM Sentrum Manado menjadi markas Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai (MSKK).

Sayangnya, GMIM Sentrum hancur dibom pada masa Perang Dunia II.

Akhirnya di samping GMIM Sentrum dibangunlah Tugu Perang Dunia II.

Pada 1952 akhirnya GMIM Sentrum dibangun kembali dengan arsitektur khas Gereja Protestan Belanda.

GMIM Sentrum memiliki bentuk persegi sebagai simbol mata angin.

Hingga kini, GMIM Sentrum Manado sudah beberapa kali direnovasi.

Pada tahun 1995, Ratu Beatrix dan Pangeran Claus Van Amsberg dari Belanda pernah mengunjungi GMIM Sentrum ini. (*)

Atlet Kempo Gebi Manahutu Sumbang Perunggu untuk Sulut di PON XX Papua 2021

Oknum Guru SMA Negeri Motoling Minsel Bantah Pegang Organ Intim Siswinya

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, Tante Ernie Bagikan Kabar Duka: Terima Kasih Sudah Berikan Contoh

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved