Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Prostitusi Online

Oknum Satpol PP Tak Mampu Bayar Cewek Open BO Dikeroyok, Korban Menderita Malu dan Terancam Sanksi

Diketahui pengeroyokan tersebut terjadi karena tak mampu membayar cewek cantik yang open BO.

Editor: Glendi Manengal
Tribun Manado
Foto Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang oknum Satpol PP menjadi korban pengeroyokan.

Diketahui pengeroyokan tersebut terjadi karena tak mampu membayar cewek cantik yang open BO.

Karena tak mampu membayar, cewek pun memanggil rekannya yang ada di hotel.

Baca juga: Ramalan Zodiak Keuangan Hari Ini 7 Oktober 2021, Ada yang Akan Mendapatkan Penghasilan Sangat Baik

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Hari Ini Kamis, 7 Oktober 2021: Sejumlah Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem

Baca juga: Pamer Foto Mesra dengan Vincent Verhaag, Jessica Iskandar Tulis Pesan Romantis Untuk Calon Suami

Ilustrasi satpol pp. (Tribun Banyumas)

Betapa tidak malu, ulah oknum Satpol PP Pekanbaru berujung pengeroyokan setelah mengajak cewek open BO check in di hotel, setelah itu tak bisa bayar. 

Sebelum check in di hotel, oknum Satpol PP Pekanbaru dan cewek open BO sepakat tarif jasa prostitusi online sekali bercinta Rp 600.000. Namun, setelah oknum tersebut puas, hanya mampu bayar Rp 190.000. 

Karena tak terima dengan uang yang diberi oknum Satpol PP, si cewek open BO memanggil enam rekannya ke Hotel Red Planet. Tak lama kemudian, oknum Satpol PP itu dikeroyok.

Rupanya, saat pengeroyokan ada orang yang merekam video. Video itu kemudian tersebar dan sempat viral.  

Alhasil, kini sang oknum Satpol PP itu harus menderita malu dan terancam sanksi dari instansi tempat dia bekerja usai kasus yang dialaminya viral.

Baca juga: Dokter Ini Kuliti Kesalahan Nikita Mirzani ke Lesti Kejora, Tabiat Serang Ibu Hamil Terancam Pidana

Baca juga: Finalis Puteri Indonesia Ini Dulu Mantan Pacar Musisi Legend Indonesia, Ini Kabar Terbarunya

Pasalnya, video detik-detik oknum Satpol PP itu dihajar oleh sejumlah rekan wanita open BO itu viral di media sosial.

Adapun oknum Satpol PP yang bertugas di Pekanbaru ini alami babak belur langtaran dihajar enam teman wanita open BO.

Pangkal persoalan perkelahian itu dipicu oknum Satpol PP di Pekanbaru yang memesan wanita open BO lewat aplikasi Michat.

Namun, oknum Satpol PP di Pekanbaru dikeroyok karena tidak membayar sesuai kesepakatan. 

Baca juga: Rahasia menghasilkan uang online terbongkar. Pengalaman pribadi!
Advertisement by

Kronologi

Peristiwa, oknum Satpol PP dikeroyok teman wanita Open BO itu terjadi Pekanbaru.

Anggota Polsek Pekanbaru Kota telah meringkus wanita berinisial Ma itu bersama enam orang teman prianya.

Mereka terlibat aksi penganiayaan terhadap pria bernama Ade yang memesan Ma lewat aplikasi Michat untuk berkencan.

Enam pria rekan Ma berinisial I, T, R, H, D dan F.

Kapolsek Pekanbaru Kota, AKP Josina Lambiombir mengungkapkan, aksi pengeroyokan ini awalnya terungkap karena ada laporan dari pihak hotel, Senin (4/10/2021) dini hari.

"Bahwa sudah terjadi keributan di Hotel Red Planet.

Kemudian piket SPKT dan piket opsnal Polsek Pekanbaru Kota turun ke Hotel Red Planet,” kata Josina.

Saat di cel ke lokasi, rupanya terjadi perkelahian antara tamu yang order melalui aplikasi Michat dengan wanita dan segerombolan lelaki.

"Kami amankan dan kami bawa ke Polsek Pekanbaru Kota," kata dia.

Josina menuturkan pertikaian dipicu karena pria pemesan tidak membayar sesuai kesepakatan.

Sebelumnya antara Ma dan pria pemesan itu, melakukan percakapan lewat Michat.

Alhasil, mereka menyepakati harga Rp 600 ribu untuk kegiatan cinta satu malam itu.

Namun nyatanya, korban hanya membayar Rp190 ribu.

Ma selaku wanita pesanan pun marah dan tidak terima karena pria itu telah melanggar kesepakatan.

Ma kemudian mengajak 6 teman lelakinya.

Pria pemesan itu pun akhirnya menjadi bulan-bulanan.

Akibat kejadian ini, korban mengalami sejumlah luka di tubuhnya.

Ditegaskan Josina, aplikasi seperti ini banyak dimanfaat sindikat pelaku kejahatan.

Karena pihaknya sudah banyak mendapat laporan.

Di mana korbannya ada yang diperas, lalu dianiaya.

Karena para korban membatalkan pesanan sebelumnya di aplikasi Michat.

"Rata-rata para sindikat ini bekerjanya cepat, mereka mengambil uang korban, memukul lalu meninggalkan korban di hotel.

Banyak juga hotel di Pekanbaru ini yang menjadi modus atau tempat yang mereka pakai aplikasi Michat," urai Josina.

Terkait kejadian ini Josina mengimbau, agar masyarakat lebih bijak dan tidak menyalahgunakan aplikasi chatting atau media sosial. Seperti halnya memesan cewek PSK.

"Yang ada cewek malam itu sudah punya sindikat atau komplotan,” ujarnya.

“Pada saat beraksi mereka langsung datang ke kamar hotel dan melakukan pemerasan terhadap orang yang memesan (wanita) lewat aplikasi Michat tersebut," terang dia.

Ilustrasi. (istimewa)

Sanksi menanti

Atas perbuatannya memesan wanita via aplikasi kencan online tersebut maka oknum non PNS di Satpol PP Pekanbaru terancam sanksi.

Pasalnya, perbuatan oknum Satpol PP itu melanggar Perda karena mendukung prostitusi.

"Kalau memang terbukti tentu kita proses," papar Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Iwan Simatupang kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (5/10/2021).

Menurutnya, secara etika oknum anggota satpol itu sudah melanggar.

Oknum tersebut juga terancam sanksi disiplin.

"Kita akan proses secara internal, kita juga pelajari dulu karena status yang bersangkutan non PNS," paparnya.

Dirinya mengaku belum mendapat informasi detil perihal keterlibatan oknum anggotanya dalam kejadian tersebut.

Ia juga menyebut pihaknya belum menerima laporan resmi dari kepolisian perihal kejadian itu.

Iwan tidak segan menjatuhkan sanksi terhadap anggotanya bila terbukti melanggar etik.

Ia pun menyiapkan sanksi dalam proses secara internal.

"Kalau terbukti memang melanggar etik ya kita proses, yang berangkutan juga kita kenakan hukum disiplin," tutur dia.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribun-medan.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved