Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Papua

Kematian Abock Potensial Dipolitisasi, Warga di Yahukimo Termakan Hoaks Picu Konflik Kemanusiaan

Meninggalnya Mantan Bupati, Abock Busup santer diisukan menjadi penyebab konflik di Distrik Dekai-Yahukimo pecah.

Editor: Frandi Piring
Tribun-Papua.com
Kematian Eks Bupati Abock Busup yang Berujung Kerusuhan di Yahukimo. Sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Ida Ruwaida beri tanggapan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar hoaks penyebab kematian mantan Bupati Yahukimo Abock Busup memicu kerusuhan di Yahukimo, Papua pada Minggu (3/10/2021) lalu.

Meninggalnya Mantan Bupati, Abock Busup santer diisukan menjadi penyebab konflik di Distrik Dekai-Yahukimo pecah.

Isu tersebut pun ditanggapi Sosiolog dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Ida Ruwaida.

Ia mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan informasi hoaks mudah dipercaya oleh masyarakat.

Termasuk faktor yaitu tingginya social distrust atau ketidakpercayaan sosial dan lemahnya sikap kritis masyarakat terhadap informasi dan sumbernya.

"Tingginya social distrust ditambah dengan lemahnya sikap kritis masyarakat atas isi informasi dan sumbernya.

Eks Bupati <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/abock-busup' title='Abock Busup'>Abock Busup</a> Meninggal, Polisi Minta Warga <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/yahukimo' title='Yahukimo'>Yahukimo</a> Tidak Terprovokasi Buat Kericuhan.

Lalu, melek medsos masih rendah, serta adanya pihak-pihak tertentu yang lebih dipercaya masyarakat tentu bisa menjadi faktor-faktor yang melatari mengapa hoaks lebih menang," kata Ida saat diwawancara, Rabu (6/10/2021).

Bertalian dengan konflik di Yahukimo, Papua, yang diduga dipicu hoaks penyebab kematian mantan Bupati Yahukimo Abock Busup,

Ida menuturkan, ada aspek sosio kultural masyarakat setempat dan sejarah relasi antarsuku yang perlu dipahami.

Dia mengatakan, relasi antarsuku di Yahukimo, khususnya dua kelompok yang terlibat dalam kerusuhan, yaitu Suku Kimyal dan Suku Yali berkontestasi secara politik.

Abock Busup, bagi Suku Kimyal bukan hanya figur tokoh masyarakat, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan suku.

Karena itu, menurut Ida, akhirnya masyarakat tidak bisa memahami informasi secara kritis karena ada prasangka di sana.

"Jika relasinya cenderung tegang, tentu menstimulasi ketidakpercayaan antarkelompok dan warganya.

Dalam situasi dan kondisi seperti ini, sikap kritis tidak terbangun, karena sudah dipenuhi prasangka," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved