Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Morris Cerullo

Kisah Morris Cerullo, Pendeta yang Dipakai Tuhan dengan Luar Biasa, Terbeban Bagi Jiwa Terhilang

Tuhan memakai Morris Cerullo untuk menyampaikan pesan-pesan profetik kepada Tubuh Kristus di seluruh dunia

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Isitmewa
Kisah Hidup Morris Cerullo 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang tak kenal dengan Morris Cerullo.

Dia adalah salah satu pendeta terbesar di dunia.

Tuhan memakai Morris Cerullo untuk menyampaikan pesan-pesan profetik kepada Tubuh Kristus di seluruh dunia. 

Dia pun sudah dipanggil pulang oleh sang pencipta di usianya yang ke-88.

Kisah Hidup <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pendeta' title='Pendeta'>Pendeta</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/morris-cerullo' title='Morris Cerullo'>Morris Cerullo</a>
Kisah Hidup Pendeta Morris Cerullo (Kolase Foto Tribunmanado/Istimewa)

Cerullo dikenal sebagai seorang pria yang memiliki hasrat mandalam untuk imannya dengan beban bagi dunia yang ‘terhilang’.

Cerullo lahir pada 2 Oktober 1931 di Passaic New Jersey dan menjadi yatim piatu pada usia 2 tahun.

Kemudian dirinya dibesarkan bersama keempat saudaranya di sebuah panti asuhan Yahudi di Clifton, New Jersey.

Ia menyerahkan hidupnya pada Kristus pada usia 14 tahun dan keluar dari panti asuhan pada usia 15 tahun karena pertobatannya menjadi seorang Kristen.

Setelah menemukan imannya, Cerullo mulai berkhotbah si seluruh gereja lokal.

Dikutip dari christianheadlines.com, Inspiration TV mencatat bahwa Cerrullo menggembalakan sidang dengan 15 anggota pada usia 21 tahun dan juga melayani sebagai petugas kebersihan, petugas pemeliharaan, dan penata taman.

Ia kemudian menghadiri Sekolah Alkitab Metropolitan New York di Suffern, New York. Dia juga memegang dua gelar doktor kehormatan dari Florida Beacon College dan Oral Roberts University.

Setelah delapan tahun pelayanan, ia melakukan perjalanan misi luar negeri pertamanya ke Yunani, dan lahirlah pelayanan internasionalnya.

Dia mungkin melakukan lebih banyak misi asing daripada Amerika Serikat tempat dia tinggal.

Dia mulai bepergian ke negara-negara berkembang di dunia ketika dia berusia akhir 20-an. Ia melayani jutaan orang di 93 negara, di lebih dari 400 kota, di 7 benua termasuk Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved