G30S PKI
Sukitman Lihat Kekejaman Letkol Untung ke Para Jenderal dan Dengar yang Mendukung G30S Naik Pangkat
Polisi bernama Sukitman menjadi saksi yang melihat kekejaman yang dilakukan pasukan Letkol Untung.
Pandangan Sukitman tertuju pada orang-orang terlentang mandi darah, ada pula orang-orang yang duduk dan bersimbah darah.
Begitu hari terang, dari jarak sekitar 10 m Sukitman bisa melihat dengan jelas sekelompok orang mengerumuni sebuah sumur sambil berteriak, "Ganyang kabir, ganyang kabir!"
Tampak tubuh sejumlah orang dimasukkan ke dalam dan diberondong peluru.
Dengan perasaan tak keruan, Sukitman menyaksikan kekejaman demi kekejaman berlangsung di depan matanya.
Polisi tersebut juga menyaksikan ketika orang-orang buas itu mengangkuti sampah untuk menutupi sumur tempat memendam para korbannya.
Sukitman tak tahu jelas siapa siapa aja kelompok yang menghabisi nyawa jenderal-jenderal itu.
Yang melekat di ingatannya, sosok Letkol Untung, muncul di hadapannya dan mengepalai kejadian kelam itu.
Masih di tengah suasana getir, Sekitar satu dua jam kemudian melalui radio disiarkan, siapa yang mendukung G30S itu akan dinaikkan pangkatnya.
Satu tingkat untuk prajurit, sementara yang aktif akan memperoleh kenaikan dua tingkat.
Mendengar pengumuman itu semua yang merasa terlibat bersalam-salaman, karena merasa gerakan mereka sukses.
Mengira Sukitman bukan musuh, bahkan teman senasib, Jumat sore itu Sukitman diajak menuju Halim bersama iring-iringan pasukan.
Sesampai di Gedung Penas (daerah Bypass, sekarang Jl. Jend. A. Yani) pasukan itu diturunkan di lapangan, sementara Sukitman masih bersama Dul Arief.
Lewat pertemuannya itu, Sukitman akhirnya mengerti, kata 'Ganyang Kabir' adalah membunuh para jenderal.
Lantaran kelelahan, Sukitman mengaku sempat tertidur di bawah truk.
Hanya saja, ketika ia bangun, tak ada pasukan yang begitu banyak layaknya pada saat pembantaian berdarah terjadi.