Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

G30S PKI

Sejarah Pembentukan hingga Dibubarkannya Resimen Cakrabirawa Lewat Surat Perintah 11 Maret

Pembentukan Cakrabirawa dilatarbelakangi oleh banyaknya kejadian penyerangan presiden yang membahayakan presiden.

Kolase Istimewa/Line Today
Fakta Pasukan Cakrabirawa, Paspampers Presdien Soekarno dengan 3000 lebih personel. Pembunuh Dewan Jenderal G30S PKI 1965. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa G30S PKI berkaitan erat dengan adanya Pasukan Cakrabirawa.

Cakrabirawa ini diresmikan oleh Soekarno di Wina, Austria pada 6 Juli 1963.

Soekarno menyerahkan baret merah tua dan juga tongkat komando kepada Sabur melalui upacara sederhana.

Pembentukan Cakrabirawa dilatarbelakangi oleh banyaknya kejadian penyerangan presiden yang membahayakan presiden.

Hal ini terjadi akibat kurang sempurnanya pengamanan presiden pada saat itu.

Baca juga: Kopassus Ini Nekat Tembak 4 Tahanan yang Bunuh Sahabatnya TNI, Rela Dipecat & Dipenjara, Kini Bebas

Siapa Sebenarnya Pasukan <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/cakrabirawa' title='Cakrabirawa'>Cakrabirawa</a>? Pengawal Presiden <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/soekarno' title='Soekarno'>Soekarno</a> yang  Terseret <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/g30s-pki' title='G30S PKI'>G30S PKI</a> - Pikiran Rakyat Bekasi

Kejadian yang sangat membahayakan presiden pada saat itu adalah percobaan pembunuhan saat Shalat Idul Adha 14 Mei 1962.

Berbicara tentang peristiwa G30S 1965 tentu tidak lepas dari Pasukan Cakrabirawa.

Di bawah komando kolonel Untung, Pasukan Cakrabirawa melakukan penculikan dan menyebabkan tewasnya 7 jenderal TNI AD.

Berikut ini sejarah terbentuknya Pasukan Cakrabirawa.

Dikutip dari repository.unair.ac.id, Jumat (1/1/2021), yang mengutip buku Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967  karya Mangil Martowidjojo, Satuan atau Resimen Cakrabirawa dibentuk pada 6 Juni 1962.

Pembentukan Resimen Cakrabirawa itu ditetapkan melalui Surat Keputuusan Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia No 211/Plt/1962.

Resimen Cakrabirawa berasal dari semua unsur ABRI baik Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Kepolisian.

Untuk menjadi anggota Cakrabirawa tidak mudah dan melalui seleksi ketat. 

Proses seleksi secara fisik maupun mental, melalui tes tertulis dan psikotes yang harus dua kali dilalui sebelum diterima.

Bahkan, Jenderal Nasution pernah memberi arahan terhadap Kolonel Sabur yang kelak menjadi Komandan Cakrabirawa, agar para anggota Cakrabirawa ini merupakan orang-orang yang memiliki budi pekerti luhut serta disiplin yang baik.

Hal ini mengingat penting dan vitalnya tugas yang bakal dikerjakan. 

Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Presiden/Panglima Tertinggi ABRI No 01/Plt/Th.1963 mengenai organisasi dan tugas Resimen Cakrabirawa, Resimen Cakrabirawa dibagi menjadi 3 bagian utama. 

Bagin pertama yakni Detasemen Kawal Pribadi (DKP), bertugas mengawal keselamatan presiden beserta keluarganya secara langsung dari jarak dekat.

Masuk Mantos Harus Pakai Aplikasi Peduli Lindungi, Diwajibkan Mulai 4 Oktober 2021

Cakrabirawa dari Patriot Jadi Pengkhianat karena <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/g30s' title='G30S'>G30S</a>, Mampir ke RS dan  Dapat Misi dari Soeharto - Tribunmanado.co.id

Bagian kedua, Detasemen Pengawal Chusus/Khusus (DPC) bertugas dalam hal pengamanan dan survei atas gedung, area atau wilayah dimana presiden dan keluarga sedang atau akan berada.

Bagian ketiga, Batalyon Kawal Kehormatan, bertugas melakukan penjagaan dalam arti luas yang berhubungan dengan pengamanan presiden beserta keluarganya, seperti melakukan penjagaan Istana Negara, gedung-gedung vital yang termasuk kompleks Istana dan gedung-gedung yang menjadi ruang kerja presiden.

Adapun inisiasi pembentukan Resimen Tjakrabirawa ini bermula dari adanya usaha percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.

Dikutip dari Kompas.com, ide membentuk Cakrabirawa muncul setelah adanya usaha pembunuhan terhadap Presiden Soekarno saat sedang melaksanakan Shalat Idul Adha pada 14 Mei 1962.

Guna mewujudkan ide itu, Letnan Kolonel CMP Sabur menghadap ke Istana Merdeka dan memberikan laporan bahwa DKP berencana membentuk pasukan pengawal Istana Presiden yang lebih sempurna.

Letnan Sabur kemudian menghadap kepada empat Panglima Angkatan Bersenjata (AD, AL, AU, dan Kepolisian) untuk meminta satu batalyon prajurit terbaik dari setiap angkatan untuk ikut bertugas mewakili angkatan masing-masing dalam tugas mengawal Presiden.

Sabur dibantu beberapa perwira, di antaranya Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari Kepolisian, seorang mayor udara, dan seorang mayor laut.

Mereka sering rapat dan membahas pasukan pengawal presiden.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya 6 Juni 1962, Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan No 211/Pit/1962 tentang pembentukan resimen khusus yang bertanggung jawab menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya.

Sekaligus terbentuk Resimen Cakrabirawa.

Akhir dari Cakrabirawa

SELAMAT Tinggal Indonesia,

Masih mengutip repository.unair.ac.id, pasca peristiwa G30S PKI, anggota Cakrabirawa menjalani tugas-tugas berat. 

Hal ini karena tugas pengamanan Istana Merdeka dan Istana Negara diserahkan dari Batalyon I KK kepada Batalyon II KK.

Penyerahan ini setelah sebagian anggota Batalyon I KK terlibat dan ikut serta dalam peristwa G30S.

Tugas pengamanan menjadi berat karena Cakrabirawa harus mengamankan Istana yang dikepung dan terancam dimasuki gelombang demonstrasi para mahasiswa dan pasukan tentara yang berasal dari Kostrad dan RPKAD.

Berdasarkan Maulwi Saelan dalam bukunya Kesaksikan Wakil Komandan Tjakrabirawa: dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66, pada saat Kabinet Seratus Menteri dilantik pada 24 Februari 1966, mahasiswa yang didukung oleh Kostrad dan RKPAD memblokade jalan masuk istana yang dilalui para calon menteri yang akan dilantik.

Mahasiswa dan tentara menguasai jalan menuju istana dan menahan mobil-mobil kemudian menggembosi ban-bannya. 

Para calon menteri yang akan dilantik pun terpaksa berjalan kaki. 

Para anggota Resimen Cakrawrawa yang memang ditugaskan menjaga Istana tetap melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya hingga acara pelantikan tetap bisa berjalan. 

Resimen Cakrabirawa akhirnya dibubarkan pasca keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966.

Tepatnya pada 23 Maret 1966 terbit Keputusan bersama keempar Menteri Panglima Angkatan (Darat, Laut, Udara dan Polisi) No 6/3/1966 yang memutuskan menyerahkan tugas menjamin keselamatan presiden dan keluarganya dari Cakrabirawa ke Polisi Militer. 

Pada 28 Maret 1966, dilakukan serah trima tugas untuk menjami keselamatan pribadi/Presiden/Panglima Tertinggi ABRI beserta keluaranya dari Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa ke Brigjen Sudirgo, Direktur Polisi Militer.

Pasca penyerahan itu, Cakrabirawa dibubarkan dan anggotanya dikembalikan ke masing-masing angkatannya.

Selanjutnya tugas penjagaan Istana Presiden baik yang ada di Jakarta maupun di Bogor dan Cipanas digantikan oleh Satgas Pomad (Polisi Militer Angkatan darat) yang dipimpin oleh Kolonel CPM Norman Sasono.

Hanya anggota DKP (Detasemen Kawal Pribadi) yang terdiri dari personel Kepolisian yang masih dipercaya mengawal Bung Karno dan keluarganya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejarah Terbentuk dan Bubarnya Resimen Cakrabirawa, Pasukan yang Menculik 7 Jenderal dalam G30S

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved