KKP
Kementerian Kelautan Perikanan Terapkan Program Subsidi, Nelayan Besar Bantu Nelayan Kecil
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) menerapkan konsep subsidi nelayan untuk mengoptimalkan sektor perikanan tangkap.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
"Kita ingin yakinkan para generasi muda, bahwa profesi nelayan dapat berpenghasilan besar dan bergengsi," katanya.
Penghasilan nelayan sebetulnya tidak kecil, namun terkendala pengelolaan keuangannya.
Zaini tidak memungkiri, perikanan Indonesia kaya namun belum dioptimalkan. Dalam memanfaatkan kekayaan alam ini, penangkapan ikan harus dilakukan secara terukur dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
"Jadi keseimbangan faktor ekologi dan ekonomi harus tetap terjaga," tegasnya.
Kesejahteraan nelayan juga menjadi fokus utama kegiatan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Demikian disampaikan Ketua Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya DPP HSNI Toga Mahaji.
Sebagai perpanjangan tangan para nelayan, Toga mengharapkan pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat mendengarkan masukan dan kebutuhan nelayan terutama para nelayan prasejahtera, serta mempertimbangkan kondisi setempat.
Tujuannya, supaya program dan bantuan kesejahteraan nelayan yang diberikan dapat tepat sasaran.
Toga juga menekankan pentingnya upaya pemberdayaan nelayan pada masa paceklik, mengingat nelayan hanya melaut 8 bulan dalam setahun.
“4 bulan lainnya diberdayakan misalnya melalui budidaya udang skala rumahan, sehingga mereka punya sumber pendapatan lain,” ujarnya.
Pengamat Kelautan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim, Abdul Halim menjelaskan bahwa pandemi berpengaruh terhadap harga jual ikan, distribusi hasil tangkapan, serta menurunkan frekuensi nelayan turun ke laut.
“Mengingat Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu cepat, kelompok nelayan perlu didampingi melakukan adaptasi dan inovasi pengelolaan sumber daya,” tegas Abdul Halim.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi pembangunan ekonomi wanita nelayan, melalui pelatihan digital di koperasi nelayan. Dengan demikian, mereka memiliki keterampilan untuk memasarkan produknya melalui sistem daring.
Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya perlingungan dan edukasi kesehatan, seperti sosialiasi protokol kesehatan hingga ke kampung-kampung nelayan yang sulit dijangkau oleh pemerintah.
Menurutnya, Indonesia telah melakukan banyak kemajuan terkait pengelolaan sumber daya ikan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, sehingga dapat terus ditingkatkan.
“Sedangkan untuk menciptakan regenerasi nelayan, agar pemuda bangga menjadi nelayan perlu diciptakan sistem kerja yang menarik, jelas insentif apa yang bisa mereka peroleh, serta kepastian hukumnya,” tutup Abdul Halim.(ryo)
Baca juga: Wakil Bupati Oskar Manoppo Sebut Bantuan untuk Rumah Ibadah di Boltim Jangan Kaitkan dengan Politik
Baca juga: Update Perolehan Medali PON XX Papua, Jumat 1 Oktober 2021, DKI Jakarta Masih di Puncak Klasemen
Baca juga: Fenomena di Bulan Oktober, Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Simak Apa Saja Dampak Buruknya