Berita Manado
Pengucapan Syukur GMIM Imanuel Bahu, Pdt Raymond Kuhon: Bersyukur atas Kebaikan Tuhan
Keluarga besar Jemaat GMIM Imanuel Bahu, Wilayah Manado Barat Daya (MBD) turut bersama merayakan pengucapan syukur Sulut
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Keluarga besar Jemaat GMIM Imanuel Bahu, Wilayah Manado Barat Daya (MBD) turut bersama merayakan pengucapan syukur Sulut
Pengucapan syukur jemaat dipisahkan dalam ibadah Minggu (26/09/2021) yang dipimpin Ketua Wilayah MBD, Pdt Raymond Kuhon MTh, mulai pukul 09.00 Wita.
Ibadah ini juga wujud syukur atas peresmian gedung TK GMIM Imanuel Bahu yang diresmikan Wakil Wali Kota Manado, dr Richard Sualang serta syukur HUT ke-57 Provinsi Sulut dan 87 Tahun GMIM Bersinode.
Pdt Kuhon dalam khotbahnya yang mengacu nas Matius 16:13-20, pengucapan syukur tahun ini sangat bermakna.
"Karena kita boleh merayakannya di tengah pandemi. Syukur kita semua masih merasakan kasih karunia Tuhan, sehat dan diberkati," kata Kuhon.
Lanjut dia, pengucapan syukur hakikatnya mengingatkan warga gereja akan kebaikan Tuhan. "Untuk semua anugerah yang Tuhan berikan," katanya
Pendeta berpesan kepada jemaat agar senantiasa berbuat baik karena setiap kebaikan di dunia tercatat di surga. "Bersyukurlah dalam segala hal," ujarnya.
Mazmur 57:11 Sebab kasih setiamu besar sampai ke langit.
Masyarakat Sulut yang rukun damai. Mari kota dukung upaya pemerintah untuk penanganan Covid-19.
Terkait itu, momentum 87 tahun GMIM dimaknai sebagai momen menegaskan eklesiologi GMIM yang inklusif. "GMIM menjadi sarana keselamatan jemaat, bangsa dan negara," jelasnya.
Sedangkan HUT ke-57 Provinsi Sulut, menjadi momentum untuk memperkokoh kebersamaan dalam keberagaman.
Secara khusus, pendeta meminta jemaat mendukung program pemerintah. Khususnya dalam rangka penanganan Covid-19.
"Kita bersyukur status PPKM sudah turun. Sebab kalau masih PPKM 4 kita tidak bisa beribadah seperti ini," jelasnya.
Wakil Wali Kota Manado, dr Richard Sualang dalam sambutannya mengucapkan selamat ke jemaat.
"Imanuel Bahu sejak dulu punya tradisi pengucapan. Memang saat ini perayaan berbeda karena masih dalam suasana pandemi," kata Sualang.