Berita Nasional
Irjen Pol Rudy Sufahriadi Ultimatum Empat DPO Teroris Poso Serahkan Diri, Ini Nama Mereka
Empat DPO teroris Poso yang hingga kini masih menjadi buruan satgas Madago Raya, pasca ALi Kora tewas.
"Barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M.16 diduga milik Ali Kalora, dua buah ransel, satu buah bom Tarik, satu buah bom bakar dan lainnya," ucapnya.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan dengan ditangkapnya 2 DPO teroris Poso ini, maka DPO teroris Poso yang masih dalam pencarian tim Satgas Madago Raya tersisa 4 orang.
Sosok Ali kalora
Nama Ali Kalora memang sudah lama menjadi buruan aparat keamanan.
Dia disebut-sebut sebagai pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menggantikan Santoso yang telah tewas ditembak mati pada Juli 2016 silam.
Aksi Ali Kalora bersama kelompoknya melakukan banyak aksi teror terhadap masyarakat.
Ali Kalora dan kelompoknya diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Pemerintah bahkan membentuk Satgas Tinombala untuk menumpas kelompok teroris MIT, di mana target utama operasi adalah Ali Kalora.
Ali Kalora lahir di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso.
Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel.
Nama "Kalora" pada namanya, diambil dari desa tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.
Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Setelah kematian Daeng Koro -salah satu figur utama dalam kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro.
Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.
Peneliti di bidang terorisme intelijen dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso.