Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Badai Topan Nargis? Sangat Mematikan, Kecepatan Topan yang Mencapai 190 Km per Jam

Badai topan nargis merupakan badai tropis kencang yang menerjang Myanmar pada tanggal 2 Mei 2008.

Istimewa/Internet
Badai topan nargis merupakan badai tropis kencang yang menerjang Myanmar pada tanggal 2 Mei 2008. 

Fitur serupa di Teluk Meksiko bertanggung jawab atas intensifikasi kecepatan badai Katrina dan badai Rita pada tahun 2005.

topan-nargis-131116a.jpg

Kisah Topan Nargis, Situasi Diperburuk Rezim Militer Myanmar

Nargis memang mematikan. Kecepatan topan itu mencapai 190 per jam. Saat mendarat di Myanmar pada 2 Mei 2008, junta militer memperburuk keadaan.

Tawaran bantuan logistik dan para relawan mengalir, namun Myanmar mengatakan para donor harus bernegosiasi dulu dengan junta untuk mendapatkan izin. Seleksi ketat diberlakukan.

Pada intinya, Myanmar lebih mengharapkan bantuan logistik. Mereka seperti alergi dengan kehadiran para relawan. Sejumlah relawan yang datang bahkan dideportasi. Negeri itu menutup diri sejak rezim militer berkuasa pada 1962. Kaum oposisi dikirim ke penjara, termasuk Aung San Suu Kyi.

Nargis menerjang dan menyebabkan kerusakan parah di kawasan Yangon, Irrawaddy, Bago, Karen, dan Mon. Ibu kota Naypyidaw, di pedalaman Myanmar, selamat dari hantaman topan tersebut.

Lampu lalu lintas, baliho, dan lampu jalan tumbang ke jalan-jalan. Pohon-pohon dan bangunan roboh. Jaringan air bersih rusak.

”Situasinya buruk. Nyaris semua rumah rusak, dihantam topan. Semua jalan tertutup. Tidak ada air. Tidak ada listrik,” kata seorang pejabat PBB kepada Reuters.

Ada sejumlah versi jumlah korban tewas. Kisarannya 100 ribu sampai 140 ribu orang menemui ajal. Total, sekitar 2,5 juta orang kehilangan rumah.

Topan Nargis juga membuat komedian dan aktivis sosial, U Maung Thura alias Zarganar, harus mendekam di bui. Semula ia divonis 59 tahun, belakangan hukuman dikurangi menjadi 35 tahun.

Ia didakwa atas kesalahan membagikan bantuan tanpa izin dan berbicara ke media asing tentang betapa menyebalkannya berhadapan dengan rezim saat membantu korban Nargis.

Saat diwawancara pada 19 Mei 2008, seperti dikutip New York Times, Zarganar menyatakan, “Mereka saudara-saudara saya sebangsa. Saya ingin menolong. Tapi, pemerintah tak menyukai kerja kami. Mereka tak tertarik membantu. Mereka hanya ingin mengumumkan kepada dunia bahwa semua baik-baik saja."

Korban sesungguhnya tetap saja para rakyat. Mereka yang selamat tinggal di tempat pengungsian dengan situasi memprihatinkan. Sebagian besar tak punya pilihan dan bertahan. Tapi, segelintir korban menempuh risiko lain dengan coba pergi dari Tanah Air mereka.

Pada Juli 2008, terbongkar aksi sindikat perdagangan manusia. Lebih dari 80 perempuan dan anak korban Nargis dibebaskan. Mereka berasal dari delta Irrawaddy, wilayah paling parah akibat terjangan Nargis.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved