Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

MTPJ 12 18 September 2021

Bacaan Alkitab: Matius 4:18-22 - “Konsekuensi Mengikut Yesus”

Seiring dengan perputaran zaman maka gereja pun terus mengkaji dan mengembangkan sistem dan mekanisme pelayanannya

Editor: Aswin_Lumintang
istimewa
Kisah Yohanes, Murid Yesus yang Menulis Kitab Wahyu, Alami Derita Masa Tua Namun Tetap Hidup 

MTPJ 12 – 18 September 2021
TEMA BULANAN : “Diperlengkapi Untuk Memperkokoh Gereja dan Bangsa”
TEMA MINGGUAN : “Konsekuensi Mengikut Yesus”
Bacaan Alkitab: Matius 4:18-22

Ilustrasi Yesus Kristus
Ilustrasi Yesus Kristus (id.wikibooks.org)

ALASAN PEMILIHAN TEMA
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seiring dengan perputaran zaman maka gereja pun terus mengkaji dan mengembangkan sistem dan mekanisme pelayanannya, sehingga mampu memberi jawab terhadap tuntutan pelayanan yang nyata dan kontekstual.

Disadari bahwa jika gereja dan pelayanan hanya bertumpuh pada satu sistem yang baku dan “disakralkan” maka bukan tidak mungkin gereja tertutup terhadap suatu perubahan yang sesungguhnya sangat dibutuhkan untuk pengembangan pelayanan gereja.

Misalnya pengalaman pelayanan gereja sejak tahun lalu sampai saat ini. Akibat merebaknya pandemi Covid-19 mau tidak mau gereja harus menata sedemikian rupa sistim pelayanannya. Tradisi untuk hanya boleh beribadah di gedung gereja dalam ibadah minggu, harus beribadah di rumah-rumah.

Bentuk tata ibadahnya sampai penyampaian Firman harus dikondisikan hanya 60 menit, yang kesemuanya itu dulunya tidak pernah menjadi ketentuan dalam pelayanan gereja. Pada prinsipnya yang tidak dapat berubah adalah pengajaran tentang Kabar Baik Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Penggenapan janji dari perjanjian lama dan Dialah Raja dalam Kerajaan Allah.

Dengan mencermati adanya perubahan-perubahan yang terjadi dengan kondisi dan situasi dunia di atas, termasuk di dalamnya berbagai alasan untuk menerima dan menjadi pelayan gereja “penjala manusia”, maka perlu kematangan dalam memahami panggilan mengikut Yesus.

Dalam maksud menjadi “penjala manusia” bahwa bersedia dan mau menerima panggilan pelayanan harus termotivasi dalam keyakinan iman bahwa Tuhan Yesus yang memanggil, umat menerima panggilan dan bersedia diubah oleh-Nya. Sehubungan dengan hal tersebut bacaan kita saat ini mengangkat tema “Konsekuensi Mengikut Yesus”.

PEMBAHASAN TEMATIS
 Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Matius ditulis sekitar tahun 70 sampai 80 di Syria, diperuntukan bagi orang-orang Yahudi. Pengarang Injil Matius bermaksud menyampaikan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus, memulainya dengan mengangkat silsilah Yesus, kelahiran Yesus, pembaptisan Yesus dan memulai karya pelayanan-Nya di Galilea.

Karya-Nya di depan umum, penulis menjelaskan Sang Mesias harus memulai-Nya di Galilea dari pada di Yerusalem. Penulis Matius mengisahkan bahwa Yesus pada awal mula penampilan-Nya di Galilea memanggil beberapa orang untuk dijadikan sebagai pengikut-Nya.

Penangkapan Yohanes pembaptis membuat Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi sebuah danau di daerah Zebulon dan Naftali (Matius 4:12-13). Tentu penyingkiran ini bukan karena Yesus mau melarikan diri atau cari aman dan nyaman, namun ini terjadi sebagai bentuk pemenuhan nubuatan oleh nabi Yesaya (Matius 4: 14-16).

Perjalanan dan penyingkiran ke Galilea akhirnya menjadi perjalanan membawa terang yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, sang Terang dunia di tengah kegelapan. Peristiwa penyingkiran ke Galiliea ada tujuannya yaitu agar Zebulon dan Naftali mendapatkan terang, ini jadi penekanan penulis kitab Matius agar jemaat dapat memperluas cakrawala misioner mereka untuk memasukkan diri ke daerah yang di anggap kafir.

Kehadiran Yesus di Galilea memberikan dampak perubahan bagi orang-orang di sana. Ada orang-orang yang bersedia jadi pengikut-Nya. Saat Dia sedang berjalan menyusur danau Galilea terjadilah pertemuan dan pemanggilan Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes (Matius 4:18,21). Di tepi danau itulah, Yesus memilih dan memanggil murid-murid-Nya.

Bukan pergi ke istana (orang-orang yang punya kuasa) atau ke Yerusalem (para imam kepala dan tua-tua), tetapi ke danau Galilea suatu daerah terpencil dan terpinggirkan. Negeri orang terbuang, di mana kemurnian iman Yahudi dan kekafiran bangsa lain saling bercampuran.

Jelas bahwa Kristus tidak melihat seperti cara manusia melihat. Kepada mereka, nelayan-nelayan Galilea, yang sementara sibuk bekerja, sang Mesias hadir dan menyapa: “Mari Ikutlah Aku”. Sebuah kalimat singkat, namun mampu mengubah hidup para nelayan di danau Galilea.

Apa maksud ajakan ini? Di ayat 19 kata ikutlah digunakan kata-kata “deute opisoo mou”, yang berarti marilah di belakang-Ku. Jadi ajakan Tuhan Yesus mempunyai arti khusus: “Mari berjalanlah di belakang-Ku”. Arti berjalan dibelakang mau menunjuk pada keteladanan seorang murid kepada Gurunya. Hidup seseorang akan berubah dan perubahan itu tergantung dari siapa yang kita ikuti. Dengan mengikuti Yesus, mau tidak mau kita akan berubah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved