Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peristiwa G30S PKI

Kisah Letjen S Parman, Jenderal Cerdas yang Terbunuh di G30 September 1965, Adiknya Anggota PKI

Kisah Letjen TNI S Parman yang tewas dibunuh sekelompok pemberontak G30S PKI September 1965. Anti komunis. Sang adik anggota PKI.

Editor: Frandi Piring
Foto Repro Detik.com
Kisah Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman, korban G30S PKI September 1965. Jenderal anti komunis. Adiknya anggota PKI. 

Parman kemudian menyelesaikan sekolahnya di AMS dan melanjutkan ke Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta.

Namun invasi Jepang di tahun 1942 membuat Parman kembali berhenti sekolah.

Parman kemudian menjadi penerjemah bagi polisi militer Jepang yaitu Kenpetai.

[Napak Tilas Sejarah Kelam <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pki' title='PKI'>PKI</a> #7]

Gaduh dan berisik, suara burung sriti itu begitu rapat dan memekakkan telinga. Arah pandangan Jenderal S. Parman masih tertuju pada langit-langit rumahnya. Suaranya semakin nyaring tak beraturan dan tidak mengada-ada. Benar-benar memecah kesunyian di malam Kamis menuju Jumat yang membuatanya sulit untuk memejamkan mata. Di dalam kamarnya, Bu Parman berusaha menenangkan suaminya yang terjaga dan gelisah di ujung ranjang. Namun suara Sriti itu masih terdengar jelas dan semakin lantang di telinga sang <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/jenderal' title='jenderal'>jenderal</a>. Seperti masuk dan terjebak di dalam rumah, seperti firasat yang tak jelas dari mana datangnya.

Berikutnya suara sepatu lars ikut ‘memeriahkan’ indera pendengarannya. Ya suara itu nyata, seperti derap langkah banyak orang di depan rumahnya.  Ia segera bergegas keluar kamar diikuti oleh Bu Parman yang mencoba menahan suaminya ketika suara pintu depan diketuk keras dari luar.
“Siapa?”
“Cakra” jawab tamu tak diundang tersebut.
Betapa luar biasa heran sang empu rumah tersebut, gerombolan Cakrabirawa telah bersiap disepanjang rumah hingga ke jalan depan. “Bapak Presiden meminta Jenderal menghadap sekarang juga. Keadaan negara genting, Jenderal!” lanjut Serma Satar, diantara gerombolan yang datang.
“Baik!” Sang <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/jenderal' title='jenderal'>jenderal</a> dengan track record dan pencapaian karir militer luar biasa tersebut masuk kembali untuk mematut diri. “Loh, kenapa ikut masuk?” Bu Parman mulai gelisah ketika Satar yang diikuti Chareun dan Susanto mengikuti Pak Parman dalam jarak dekat dan dengan senjata terkokang. Ketegangan mulai mencapai klimaksnya saat Bu Parman mencoba menghubungi Pak Yani, namun kabel telepon diputus.

Moncong senapan dari berbagai sudut terarah pada Pak Parman saat ia keluar kamar dengan seragam kedinasannya. Ia lalu digiring keluar rumah, menuju gerombolan pasukan yang telah bersiap diluar untuk segera berlalu menggunakan bus serta truk,.. meninggalkan  Bu Parman yg hanya diam tercekat, dalam getir, dalam kecemasan yang menghunus relung hatinya.

#KisahYangTerkenang
 #PahlawanRevolusi

Respot kak @ahmad.nowmenta
#HistoryGram #HistoryEnthusiast #TimeTraveler

Perjalanan Karir

Setelah Indonesia Merdeka, Parman memilih terjun ke dunia militer sebagai bentuk pengabdian kepada negara.

Parman mengawali karier militer dengan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pada Desember 1945, Parman diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi (PT) di Yogyakarta.

Parman bahkan ikut bergerilya hingga luar kota selama Agresi Militer II.

Setelah Agresi Militer II pada Desember 1949, Parman ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.

Parman juga sempat mengenyam pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (semacam AKMIL) di Breda, Belanda.

Parman kemudian diangkat menjadi Asisten I Men Pangad bidang intelijen dengan pangkat Brigadir Jenderal.

Pangkatnya naik menjadi Mayor Jenderal pada Agustus 1964.

Saat Parman menjabat sebagai Asisten I bidang inetelijen, pengaruh PKI telah meluas dan menjadikannya sebagai musuh angkatan darat.

PKI menyebar opini publik bahwa AD berniat menggulingkan kepemimpinan Presiden Soekarno.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved