Berita Bitung
Begini Cara Kerja Mesin Cuci Tangan Tanpa Sentuh yang Diciptakan Tiga Pelajar SD di Bitung
Tiga siswa utusan Provinsi Sulut ke ajang Kuis Kihajar STEM tahun 2021 menjelaskan tujuan dibuatnya mesin cuci tangan otomatis
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sendy Lasut guru pembimbing, Michelle Kalangi (10), Calvin Tanos (10) dan Derren Wu (11) siswa kelas VI.
Tiga siswa utusan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ke ajang Kuis Kihajar STEM (Science, Technology, Engineering, Math) tahun 2021 menjelaskan tujuan dibuat mesin cuci tangan otomatis untuk mengurangi kontak langsung.
Ini merupakan project STEM Kuis Kihajar tahun 2021, dimana alat ini menitik beratkan pada sensor infrared dan perangkat elektrik.
“Jadi selain sebagai project STEM kuis Kihajar dan disatu sisi dibuat sebagai inovasi sekolah dalam mendukung penerapan protokol Kesehatan di tengah pandemi Covid 19,” kata Sendy Lasut di ruang guru SD Katolik IV Don Bosco Bitung, Selasa (7/9/2021).
Lanjut Sendy Lasut, dengan menggunakan alat atau mesin cuci tangan tanpa sentuh, tidak ada aktivitas bersentuhan lewat cuci tangan.
Ketiga siswa tersebut, sudah mengikuti Kuis Kihajar STEM sejak bulan Juli 2021, melalui tahapan tes seleksi akademik tahap basic dan intermedit mendapat nilai tertinggi se Sulut.
Oleh tim Pusat data dan informasi (Pusdatin) kemendikbud dan tim SD Katolik IV Don Bosco Bitung, menjadi utusan ke tingkat Nasional mewakili Sulut.
Pembuatan video STEM ini sudah yang kedua, pertama pihaknya dan tiga orang siswa membuat problem solfing pembuatan bio gas atau alat ramah lingkungan yang bermanfaat untuk banyak orang.
Kemudian pada kesempatan kedua, mendapat tema teknologi dibuatkan tema yang berkaitan dengan teknologi yaitu mesin cuci tangan tanpa sentuh
“Kendala dalam pembuatan ini, ketika memesan alat-alatnya. Karena tidak ada di Manado harus pesan ke luar Manado. Dan ketika alat sudah ada cukup dua hari untuk mendesain dan merangkainya menjadi mesin atau alat cuci tangan otomatis,” jelasnya.
Keberadaan alat ini juga bentuk dukungan sekolah untuk penerapan protokol kesehatan di tengah Pandemi Covid 19.
Diawali ketika melihat penerapan proses cuci tangan, secara tidak langsung masih ada sentuhan di tuas tempat cuci tangan.
Lalu dibuatlah alat ini, dengan kerja otomatis dan hemat air serta menggunakan listrik.
“Kalau tempat cuci tangan yang lain, biasa kerap lupa matikan keran. Tapi dengan alat ini langsung otomatis mati,” tambahnya.
Ketiga siswa tersebut ternyata miliki sejumlah prestasi. Michelle Kalangi (10) siswa kelas 6 pernah juara 2 Provinsi Sulut Lomba Kihajar (Kita Harus Belajar) saat masih kelas V juara 1 KSN IPA tingkat tahun 2021. Calvin Tanos (kelas VI) (10) juara 1 KsN Matematik tahun 2021 dan Derren Wu (11) kelas VI.