Konflik Afghanistan
Sosok Ben Slater Mantan Tentara Inggris yang Bawa 400 Warga Afghanistan Lari dari Wilayah Taliban
Meninggalkan Afghanistan lewat darat hampir mustahil dicapai, karena perbatasan yang ditutup dan harus melewati pemeriksaan Taliban
Pedagang kaki lima yang giat bahkan berhasil menghasilkan keuntungan, menjual bendera putih Taliban.
Shah Mohammad mengaku menghasilkan hingga 15 dollar AS (Rp 214.911) per hari, dengan menjual berbagai ukuran bendera, melewati lalu lintas dan menawarkan bendera kecil ke mobil yang lewat.
Dia juga memiliki bendera ukuran penuh yang ditawarkan. Sebelumnya, dia menjual kain untuk membersihkan mobil, mengatakan bahwa dia menghasilkan sekitar 4 dollar AS (Rp 57.309) sehari.
Di Taman Chaman-e-Hozari yang luas, puluhan anak laki-laki bermain kriket dan sepak bola, permainan yang tidak disukai Taliban ketika mereka memerintah dari 1996-2001.
Mural raksasa masih menghiasi dinding semen raksasa di jalan. Lukisan-lukisan itu termasuk wanita yang menggendong anak kecil untuk mempromosikan perawatan kesehatan.
Masih ada juga mural bendera nasional Afghanistan. Sementara gambar lain di jalan menunjukkan salah satu pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, berpose dengan utusan perdamaian AS Zalmay Khalilzad. Namun, keputusasaan finansial sangat membebani kota.
Kementerian pemerintah yang mempekerjakan ratusan ribu orang hampir tidak beroperasi, bahkan ketika Taliban telah mendesak beberapa untuk kembali bekerja.
Di luar Bank Nasional Afghanistan, ribuan orang berbaris dalam lima hingga enam barisan, mencoba menarik uang.
Taliban membatasi penarikan mingguan hingga 200 dollar AS (Rp 2,8 juta). Noorullah, yang mengoperasikan toko perangkat keras selama 11 tahun, mengatakan tidak memiliki satu pelanggan pun sejak Taliban tiba pada 15 Agustus.
Akibatnya, dia tidak dapat membayar sewa tokonya.
“Bank-bank tutup. Semua orang yang punya uang lari dari negara ini,” katanya.
"Tidak ada yang membawa uang ke sini."
Noorullah mengatakan, dia tidak memiliki kesempatan untuk pergi dan tidak yakin akan pergi bahkan jika dia bisa.
Menurutnya, jika ekonomi membaik, dia akan bertahan, bahkan dengan Taliban berkuasa.
"Saya lahir di sini. Saya tinggal di sini sepanjang hidup saya. Saya akan mati di sini," ujarnya.
Berkaca pada kehadiran militer AS selama 20 tahun, Noorullah mengatakan dia kecewa.
"Amerika tidak melakukan pekerjaan dengan baik di sini. Mereka membiarkan korupsi tumbuh sampai tidak ada yang tersisa.”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mantan Tentara Inggris Ini Buat Rute Pelarian bagi Dia dan 400 Orang di Wilayah Taliban"