Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Afghanistan

Bom Bunuh Diri di Afghanistan Terbaru, 60 Warga Sipil dan 12 Tentara AS Tewas, Joe Biden Buru Pelaku

Joe Biden juga meminta Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Gedung Pentagon untuk mengembangkan rencana serangan balik

Editor: Finneke Wolajan
AP PHOTO/ANDREW HARNIK
Presiden Amerika Serikat Joe Biden 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bom bunuh diri mengguncang Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021)

Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 12 tentara AS dan 60 warga sipil.

Bom bunuh diri ganda ini terjadi pada tersebut terjadi saat negara-negara Barat, terutama AS, berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan proses evakuasi usai Taliban berkuasa

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (26/8/2021) bersumpah akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas bom bunuh diri kembar di Kabul.

Joe Biden juga meminta Kementerian Pertahanan AS yang berkantor di Gedung Pentagon untuk mengembangkan rencana serangan balik.

ISIS-K (Khorasan), afiliasi ISIS yang ada di Irak dan Suriah, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut sebagaimana dilansir Reuters.


Orang-orang menunggu untuk dapat diberangkatkan dengan pesawat saat mereka berebut untuk melarikan diri ke luar negeri, di Bandara Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). Bandara Kabul dilanda kekacauan ketika ribuan orang mencoba melarikan diri dari Taliban yang dilaporkan segera menguasai penuh Afghanistan. (AFP/Wakil Kohsar)

Beberapa kritikus menyalahkan evakuasi yang tergesa-gesa dari Kabul saat Biden berkukuh enggan memperpanjang tenggat waktu yang jatuh pada 31 Agustus.

Para pejabat AS mengatakan pada Kamis, sekitar 1.000 warga AS masih tertahan di Afghanistan.

Senator AS dari Partai Republik Ben Sasse mengatakan, para pemimpin militer, intelijen, dan kongres telah memohon kepada Biden untuk melawan Taliban dan mendorong mereka keluar perimeter bandara.

"Ini adalah mimpi buruk yang kami takuti,” kata Sasse.

Senator AS dari Partai Demokrat Bob Menendez menuturkan, keamanan warga AS tidak dapat dipercayakan kepada Taliban.

“Saat kami menunggu rincian lebih lanjut, satu hal yang jelas: Kami tidak dapat memercayai Taliban untuk keamanan warga Amerika,” ujar Menendez.

Biden sendiri telah memperpanjang target penarikan yang ditetapkan oleh mantan Presiden Donald Trump sebelumnya dari Mei menjadi 31 Agustus.

Namun, para pejabat Kementerian Pertahanan AS memperingatkan adanya risiko keamanan dari para milisi ISIS yang ada di bandara Kabul.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved