Vaksin Covid
Ada Pejabat Diduga Sudah Vaksin Tahap 3, IDI: Sementara Masyarakat Antri Berjam-jam Dosis Pertama
Terkait hal tersebut mendapat kritikan karena untuk vaksin tahap 3 itu hanya untuk tenaga kesehatan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui saat ini proses vaksinasj masih terus dilakukan.
Namun beredar kabar bahwa sudah ada vaksin tahap ketiga yang dilakukan para pejabat.
Terkait hal tersebut mendapat kritikan karena untuk vaksin tahap 3 itu hanya untuk tenaga kesehatan.
Baca juga: Rayakan HUT RI, Pegadaian Gelar Konser Virtual dan Donasikan Rp 3,2 M bagi Pahlawan Masa Kini
Baca juga: Yuhuuu Selamat Ya 5 Zodiak Diramal Beruntung Besok Jumat 27 Agustus 2021, Mereka Sangat Mujur Loh
Zubairi Djoerban. (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menanggapi dugaan ada sejumlah pejabat sudah menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga alias booster.
Padahal, seperti diketahui, program vaksin dosis ketiga ini hanya diberikan kepada kalangan tenaga kesehatan (nakes).
Zubairi heran mengapa vaksin dosis ketiga ini bisa menyasar ke beberapa pihak yang belum berhak.
Bahkan, di satu sisi, sebagian masyarakat umum ada yang belum disuntik vaksin dosis pertama.
"Bagaimana bisa. Beberapa orang memiliki akses amat mudah untuk mendapatkan vaksin, bahkan vaksin dosis ketiga.'"
"Sementara masyarakat berdiri dalam antrean panjang selama berjam-jam untuk dosis pertama. Itu pun kalau kebagian," ucap Zubairi, dikutip dari akun Twitter-nya @ProfesorZubairi, Rabu (25/8/2021).
Lebih lanjut, Zubairi meminta kesenjangan dalam mendapat vaksin Covid-19 untuk tak diperdalam.
"Pesan: jangan terus-terusan memperdalam kesenjangan," imbuh dia.
Sebelumnya, diketahui sejumlah pejabat negara dan daerah diduga telah mendapatkan vaksin dosis ketiga alias booster.
Dugaan itu terungkap dari pengakuan Wali Kota Samarinda Andi Harun kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Andi mengatakan hal itu di sela-sela kunjungan Jokowi meninjau vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di SMPN 22 Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (24/8).
Awalnya sebelum memulai konferensi pers, Jokowi tampak berbincang santai dengan Gubernur Kaltim Isran Noor, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menhan Prabowo Subianto.
Dalam perbincangan santai itu Jokowi menanyakan perihal vaksinasi yang telah dilakukan.
Wali Kota Andi Harun kemudian mengatakan bahwa dirinya telah menerima vaksin booster (penguat) berupa vaksin Nusantara.
"Sudah 2 kali plus booster vaksin Nusantara," kata Andi dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden, dilansir Tribunnews.com.
"Oh pantes segar benar, mendahului kita ini pak Wali Kota," timpal Presiden.
Jokowi lalu bertanya kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto apakah sudah mendapatkan booster vaksin Nusantara juga.
"Siap, sudah," jawab Marsekal Hadi. "Oh enggak ngajak-ngajak," seloroh Jokowi.
Hanya saja, merek yang dipakai para pejabat itu berbeda-beda. Panglima TNI dan Menhan Prabowo mengaku mendapatkan booster vaksin Nusantara yang dikembangkan dokter Terawan.
Sementara Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor yang suaranya terdengar dalam tayangan live tersebut mengaku mendapatkan vaksin booster merek Moderna.
"Saya sudah booster (pakai) Moderna. Saya sudah booster," ucapnya.
Ucapan Israan Noor lalu ditanggapi Menhan Prabowo dengan nada bercanda.
Prabowo bertanya apakah Jokowi sudah mendapatkan suntikan booster atau belum.
"Sudah booster semua, Pak. Presiden belum, ya?" tanya Prabowo.
Menhan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi. (Youtube Indonesia Maju/Setpres RI)
Menjawab hal itu Jokowi mengaku dirinya belum mendapat vaksin suntikan ketiga.
Jokowi memilih menunggu untuk mendapatkan vaksin ketiga yang saat ini baru diberikan kepada tenaga kesehatan atau Nakes.
Vaksin Dosis Ketiga Hanya Untuk Nakes
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan vaksin dosis ketiga diproritaskan hanya kepada nakes.
Untuk masyarakat umum sendiri, kata Nadia hanya diberikan pada mereka yang belum mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua.
Hal ini menjadi penting untuk menurunkan laju penularan.
Karena jumlah vaksin terbatas maka tidak ada pemberian dosis ketiga kepada masyarakat umum.
"Jadi pertama bahwa vaksin Moderna dan Pfizer akan digunakan untuk sasaran vaksinasi kita."
"Keduanya akan bisa diberikan masyarakat umum,"paparnya pada Siaran Radio Kesehatan, dikutip Tribunnews, Rabu (25/8/2021).
Namun beberapa kebijakan selain masyarakat umum, Moderna akan diberikan sebagai dosis ketiga pada tenaga kesehatan.
Dosis ketiga ini akan dijadikan sebagai booster tenaga kesehatan.
"Booster ketiga hanya untuk nakes. Bukan masyarakat umum. Pemberian dosis ketiga moderna hanya diberikan kepada nakes."
"Lebih baik saat ini saling berbagi dan saling membantu untuk teman-teman segera divaksin untuk pertama dan kedua," tegas Nadia.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Fik/Aisyah)
Artikel ini telah tayang do Tribunnews.com, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/08/26/ada-pejabat-diduga-sudah-divaksin-dosis-ke-3-satgas-idi-heran-jangan-terus-perdalam-kesenjangan?page=all