Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Taliban Afghanistan

Awal Mula Taliban Berdiri, Berawal saat Malam Natal, Uni Soviet Terlibat

Sejarah awal-mulanya Taliban berdiri. Berawal saat malam Natal. Uni Soviet terlibat.

Editor: Frandi Piring
kompas.com
Awal-mula Kelompok Taliban berdiri. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bagaimana awal-mulanya Taliban berdiri?

Dikabarkan, belakangan ini Taliban sepertinya bangkit kembali dan menjadi ancaman di Afghanistan ataupun di perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Muncul pula kekhawatiran bahwa Taliban akan menciptakan ketidakstabilan di wilayah Pakistan barat laut di dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Para pendukung Taliban berkerumun di kota perbatasan Afghanistan-Pakistan, Chaman, Pakistan, Rabu (14/7/2021). Taliban mendesak Afghanistan dengan mengatakan bahwa mereka merebut Spin Boldaka, sebuah lokasi strategis penyeberangan perbatasan Afghanistan dengan Pakistan.(AP PHOTO/TARIQ ACHKZAI)
Para pendukung Taliban berkerumun di kota perbatasan Afghanistan-Pakistan, Chaman, Pakistan, Rabu (14/7/2021). Taliban mendesak Afghanistan dengan mengatakan bahwa mereka merebut Spin Boldaka, sebuah lokasi strategis penyeberangan perbatasan Afghanistan dengan Pakistan.(AP PHOTO/TARIQ ACHKZAI) (AP PHOTO/TARIQ ACHKZAI)

Di sekitar kawasan tersebut, Taliban melancarkan serangkaian bom bunuh diri.

Lantas bagaimana mulanya Taliban muncul?

Invasi Soviet ke Afghanistan dimulai pada malam Natal, 24 Desember 1979, yang saat selesai berujung kemunculan Taliban.

Invasi Uni Soviet ke Afghanistan berlangsung selama 10 tahun, mulai 1979 dan berakhir 1989.

Tujuan invasi Uni Soviet ke Afghanistan adalah untuk memberesi kekacauan pemerintahan, karena saat itu kedua negara sedang bermitra.

Dikutip dari BBC Indonesia, pada akhir 1970-an pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan untuk mendukung pemerintahan berhaluan komunis.

Hubungan kedua negara sebenarnya baik. Pada 1921, Soviet dan Afghanistan menandatangani Treaty of Friendship agar sama-sama berposisi setara dan netral.

Perjanjian itu juga mengatur agar tidak ada agresi militer satu sama lain dan berlaku 10 tahun. Treaty of Friendship terakhir kali diperpanjang pada 1975.

Namun, mengutip Kompas.com pada 3 Januari 2019, tahun 1973 di Afghanistan terjadi kudeta yang menggulingkan monarki dan menjadi dasar berdirinya Republik Afghanistan.

Pemerintahan baru itu condong kepada Soviet, namun mulai mendapat pertentangan. Akhirnya, lima tahun kemudian, hubungan pemerintahan Mohammed Daoud Khan dengan Soviet merenggang.

Revolusi Saur pada 1978 kemudian membentuk Republik Demokratik Afghanistan yang komunis di bawah kepemimpinan Nur Muhammad Taraki.

Negara itu tak lama setelahnya terseret ke berbagai konflik era Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Soviet. Badan Intelijen Pusat (CIA) lalu mulai membantu kelompok Mujahideen atau Mujahidin.

Dalam buku A Darkling Pain (2015), dikisahkan Taraki kemudian tewas dibunuh perdana menterinya sendiri, Hafizullah Amin, pada Oktober 1979 dengan menyekap mulut dan hidungnya memakai bantal sampai tak bernapas.

Amin lalu menjadi presiden, tetapi karena latar belakang pendidikannya yang pernah sekolah di "Negeri Paman Sam", Soviet tidak percaya kepadanya.

Jalannya invasi Uni Soviet ke Afghanistan

Soviet dilaporkan beberapa kali mencoba membunuh Amin, tetapi selalu gagal. Mereka akhirnya melancarkan invasi pada malam 24 Desember 1979.

Tujuan invasi Uni Soviet ke Afghanistan kala itu, mereka perlu memberesi situasi di Afghanistan yang merupakan negara mitra.

History menjabarkan, Soviet mengorganisir pengangkutan udara militer besar-besaran ke Kabul yang melibatkan sekitar 280 pesawat angkut, dan tiga divisi dengan masing-masing beranggota 8.500 orang.

Hanya dalam tiga hari Soviet dapat membunuh Amin di Istana Tajberg dan menduduki Kabul. Tentara loyalis Amin sempat memberi perlawanan sengit, tapi cuma sebentar.

Pada 27 Desember, Babrak Karmal, pemimpin faksi Parcham dari Partai Demokratik Rakyat Afghanistan (PDPA) yang diasingkan, dilantik sebagai kepala pemerintahan baru Afghanistan. Pasukan darat Soviet kemudian memasuki Afghanistan dari utara.

Namun, dikutip dari BBC Indonesia, Soviet mendapat perlawanan sengit dari kelompok bersenjata Mujahidin yang didukung AS, Pakistan, China, Arab Saudi, dan beberapa negara lain.

Mujahidin menggunakan taktik gerilya melawan Soviet. Mereka menyerang cepat lalu menghilang ke pegunungan, menyebabkan kehancuran besar tanpa pertempuran sengit.

Anggota Mujahidin menggunakan senjata apa pun yang bisa mereka ambil dari Soviet atau yang diberikan oleh AS.

Angin semakin berpihak ke Mujahidin setelah mendapat rudal anti-pesawat yang bisa diluncurkan dari bahu. Senjata itu diberikan AS pada 1987.

Pesawat-pesawat dan sejumlah helikopter Soviet pun berjatuhan kena tembak. Sekitar 15.000 tentara Soviet tewas dalam Perang Afghanistan.

Pemimpin Soviet yang baru, Mikhail Gorbachev, lalu memutuskan penarikan pasukan pada 1989.

Setahun sebelumnya pasukan Soviet sudah mundur teratur, karena demoralisasi dan memprediksi tak akan bisa menang.

Dilaporkan History, tentara Soviet terakhir yang menyeberang kembali dari perbatasan Afghanistan adalah tanggal 15 Februari 1989.

Munculnya Taliban

Penarikan mundur pasukan Soviet dari Afghanistan memicu lahirnya Taliban, yang dalam bahasa Pashto berarti "pelajar".

Hal ini merujuk pada anggota kelompok yang pernah belajar di bawah Mullah Omar, salah satu pendiri Taliban dan komandan pasukan Mujahidin yang mendorong Uni Soviet keluar dari Afghanistan pada 1989.

ILUSTRASI - Pasukan keamanan Afghanistan berjaga-jaga setelah serangan oleh gerilyawan Taliban di dekat sebuah pos Tentara Nasional Afghanistan (ANA) di provinsi Kunduz, Rabu
ILUSTRASI - Pasukan keamanan Afghanistan berjaga-jaga setelah serangan oleh gerilyawan Taliban di dekat sebuah pos Tentara Nasional Afghanistan (ANA) di provinsi Kunduz, Rabu ((AFP))

Melansir iNews.co.uk, Taliban juga merupakan transformasi dari Mujahidin yang dilatih dan dipersenjatai oleh CIA, serta badan intel militer Pakistan yaitu inter-Services Intelligence (ISI).

Taliban awalnya didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pengaruhnya mulai terasa pada musim gugur 1994.

Janji Taliban di wilayah-wilayah kediaman warga Pashtun, yang tersebar di Pakistan dan Afghanistan, adalah memulihkan perdamaian dan keamanan jika mereka berkuasa.

Penduduk Afghanistan yang lelah dengan perang saudara setelah penarikan Soviet, umumnya menyambut Taliban saat muncul sebagai penguasa.

Popularitas awal Taliban melejit berkat keberhasilan memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalanan di bawah kendali mereka.

Namun, di sisi lain, Taliban melarang televisi, musik, dan bioskop, melarang anak perempuan berusia 10 tahun lebih ke sekolah, dan memaksa perempuan mengenakan burka.

Taliban juga memberlakukan atau mendukung hukum keras, seperti eksekusi di depan umum untuk kasus pembunuhan dan perzinahan, serta potong tangan bagi para pencuri.

Kejatuhan Taliban dimulai ketika terungkap melindungi pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang menjadi dalang aksi teror tragedi 9/11.

Invasi Amerika ke Afghanistan berhasil membunuh bin Laden memukul mundur Taliban, sebelum bangkit lagi sekarang setelah AS dan negara asing lainnya menarik pasukan.

Sementara itu di Soviet, dampak dari kekalahan Perang Afghanistan sangat besar dan panjang.

Soviet tidak pernah pulih dari hubungan masyarakat dan kerugian finansial, yang secara signifikan berkontribusi pada jatuhnya kekaisaran mereka pada 1991.

Uni Soviet lalu pecah dengan banyak wilayahnya memerdekakan diri, dan Rusia menjadi entitas negara tersendiri.

(Kompas.com)

Tautan:

https://internasional.kompas.com/read/2021/08/17/181102670/kisah-perang-invasi-soviet-ke-afghanistan-yang-berujung-lahirnya?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved