Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sains

Sejarah Kode Error '404 Not Found' di Internet, Mitos Nama Ruangan hingga Kecelakaan Pesawat

Kode eror 404 Not Found ini semakin populer, hingga diperkenalkan secara resmi melalui konsorsium World Wide Web Consortium (W3C) pada tahun 1992.

Editor: Rizali Posumah
google.
Ilustrasi kode error 404 Not Found. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Mural bertuliskan Jokowi 404: Not Found di Batuceper, Tangerang, Banten belum lama ini viral di media sosial

Keberadaan mural tersebut pun hingga kini masih hangat diperbincangkan publik tanah air

Sementara itu, aparat kepolisian telah bergerak cepat menyelidiki kasus ini dengan memburu pembuat mural.

Menurut pihak kepolisian presiden adalah lambang negara yang harus dihormati.

"Tetap diselidiki itu perbuatan siapa. Karena bagaimanapun itu kan lambang negara, harus dihormati," kata Kasubbag Humas Polres Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim, saat dihubungi wartawan, Jumat (13/8/2021) kemarin.

Rachim mengatakan pihaknya akan terus bergerak dalam mengungkap pelaku.

"Banyak yang tanya tindakan aparat apa? Presiden itu Panglima Tertinggi TNI-Polri, itu lambang negara."

"Kalau kita sebagai orang Indonesia mau pimpinan negara digituin? Jangan dari sisi yang lain kalau orang punya jiwa nasionalis," terang Rachim.

Mural tersebut diketahui dibuat seseorang di terowongan inspeksi Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta.

Hingga kini, kepolisian dari Polres Metro Tangerang Kota belum mengetahui siapa pembuat mural itu.

Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan dan warga sekitar menyebut bahwa mural itu sudah ada sejak beberapa hari lalu.

"Sudah tiga atau empat hari lalu, ya. Jadi Kapolsek, dari pihak Kecamatan, terus Koramil sudah menghapus itu dengan mengecat warna hitam," tutur Rachim.

Setelah viral, mural itu sudah dihapus polisi dan jajaran aparat terkait. Mural Jokowi 404 Not Found kini ditutup dengan cat warna hitam.

Lantas apa dan bagaimana sih sejarah kode 404 Not Found itu?

Awal mula kemunculan kode 404 Not Found

Sebelum masuk ke cerita di balik penamaan kode eror 404 di internet itu, perlu diketahui dulu bahwa World Wide Web (WWW) atau singkatnya web yang kita kenal saat ini, diciptakan oleh Timothy "Tim" Berners-Lee dan dibantu pengembang Robert Cailliau pada 1989 silam.

Ketika itu, Tim ingin membuat sistem database berbasis hypertext yang memungkinkan peneliti di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) bisa bertukar informasi melalui komputer, khususnya dengan internet.

Singkat cerita, WWW pun tercipta pada 1989. Kemudian membuat situs web pertama di dunia yang beralamat di info.cern.ch pada 1990.

Nah, di awal keberadaan WWW, Tim dan Cailliau harus menjalankan pertukaran informasi di server WWW secara manual. Misalnya, saat ada perangkat perangkat meminta suatu data menggunakan HTTP, maka Tim dan Cailliau harus mentransfer file tersebut secara manual.

Lambat laun, permintaan data ini semakin banyak. Lalu lintas pertukaran data di server WWW ini pun semakin padat sehingga membuat Tim dan Cailliau kewalahan.

Alhasil, kesalahan transfer file yang diminta pengguna pun tak terhindarkan.

Karena masalah yang sama terus terjadi, para ilmuwan memperbarui sistem mereka dengan mengembangkan pesan untuk pengguna yang mengirim permintaan dengan nama file yang salah, berbunyi "Room 404: file tidak ditemukan".

Mitos ruangan 404 di CERN

Nah, kode eror 404 Not Found ini semakin populer, hingga diperkenalkan secara resmi melalui konsorsium World Wide Web Consortium (W3C) pada tahun 1992.

Dari sini, banyak cerita yang berkembang bahwa penamaan kode eror "404 Not Found" di internet merujuk pada ruangan server World Wide Web pertama kali di kantor CERN.

Tim dan Cailliau disebutkan bekerja di lantai empat dan di ruangan yang diduga bernomor 404 di kantor CERN. Makanya, banyak yang beranggapan bahwa kode eror "404 Not Found" ini diambil dari nomor ruangan tempat server WWW pertama berada.

Sayangnya, teori penamaan kode "404 Not Found" ini sudah dibantah oleh Cailliau. Ia mengungkapkan, tidak ada ruangan bernomor 404 di kantor CERN kala itu.

"Nomor 404 tidak pernah dikaitkan dengan ruangan atau lokasi fisik mana pun di CERN. Itu adalah mitos," kata Cailliau.

Ia menjelaskan, kantor ia bekerja dulu bahkan tidak memiliki ruangan dengan nomor 404.

"Anehnya tidak ada ruang '04' di gedung '4'. Ruangan di kantor mulai dari '410' dan seterusnya. Jangan tanya kenapa. Maaf mengecewakan Anda semua, tetapi tidak ada ruangan 404 di CERN," kata dia.

Dikaitkan dengan kecelakaan pesawat 404

Teori tentang penamaan kode eror untuk situs web atau tautan web yang rusak ini masih terus berlanjut.

Penamaan kode eror "404 Not Found" juga dikaitkan dengan kecelakaan pesawat bernomor penerbangan 404 yang terjadi berdekatan dengan diciptakannya World Wide Web.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari History of Yesterday, Sabtu (14/8/2021), setidaknya ada dua kecelakaan pesawat berkode penerbangan 404 yang terjadi dalam kurun waktu 1989 dan 1990.

Kecelakaan itu melibatkan pesawat Pakistan International Airlines Flight 404 dan Alitalia Flight 404.

Pesawat Pakistan International Airlines sendiri dikabarkan hilang dan jatuh di Himalaya. Namun puing-puingnya tak dapat ditemukan.

Sementara Alitalia Flight 404 jatuh di dekat bandara Zurich, Swiss. Lokasi jatuhnya pesawat ini disebut berjarak 241 km dari kantor CERN di Swiss, tempat lahirnya WWW.

Dari sinilah muncul teori, bahwa Tim dan Cailliau banyak mendengar berita soal dua kecelakan pesawat ini yang menyebutkan "404 can't be found" alias pesawat berkode 404 tidak dapat ditemukan, ketika merampungkan proyek WWW di tahun 1989-1990.

Lalu di bawah alam bawah sadar keduanya, Tim dan Cailliau menggunakan referensi "404 can't be found" tersebut sebagai kode eror situs web atau tautan yang tak ditemukan, rusak, dihapus.

Hingga kini, Tim Berners-Lee dan Robert Cailliau tetap diam tentang asal mula penamaan kode eror "404 Not Found" di internet itu.

Ada banyak status kode lainnya

Walaupun banyak teori yang berkembang soal asal-usul penamaan kode eror "404 Not Found", tak menutup kemungkinan "404" itu murni sebuah kode angka yang merujuk pada situs web atau tautan yang rusak.

Tanpa ada kisah atau makna khusus di balik penamaannya.

Hal ini mengingat web yang menggunakan protokol HTTP memiliki kode status yang beragam, dan semuanya merupakan kombinasi angka tertentu.

Dirangkum KompasTekno dari situs iana.org, seluruh lalu lintas yang terjadi di web diwakilkan dengan kode status berisi kombinasi angka berawalan 1xx, 2xx, 3xx, 4xx, dan 5xx. Berikut penjelasannya.

·         1xx: Kode status HTTP untuk informasi. Permintaan diterima, proses berlanjut

·         2xx: Kode status HTTP untuk sukses. Tindakan berhasil diterima, dipahami, dan diterima

·         3xx: Kode status HTTP untuk pengalihan. Tindakan lebih lanjut harus diambil untuk menyelesaikan permintaan

·         4xx: Kode status HTTP untuk kesalahan klien. Permintaan berisi sintaks yang buruk atau tidak dapat dipenuhi

·         5xx: Kode status HTTP untuk kesalahan server. Server gagal memenuhi permintaan yang tampaknya valid

Tidak semua status HTTP ini bisa dilihat oleh pengguna internet. Di antaranya banyaknya kode status HTTP, kode eror "404 Not Found" inilah yang paling sering dilihat oleh pengguna internet.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kode 404 merujuk pada status "Not Found", di mana situs web atau tautan yang tak bisa ditemukan. Biasanya karena situs web atau tautan yang rusak atau sudah dihapus.

Selain "404 Not Found", kode eror ini juga bisa berbunyi Error 404, HTTP 404, Error 404 Not Found, HTTP 404 Not Found, 404 Page Not Found, hingga The requested URL was not found on this server (Tribunnews.com.Kompas.com)

Kumpulan Resep Makanan Enak untuk Sarapan, Mudah Dibuat di Rumah

Fenita Arie Ajukan Tiga Syarat Tegas Jika Arie Untung Ingin Poligami

Kabupaten Kepulauan Talaud Butuh Mobil Pemadam Kebakaran

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mural Jokowi 404: Not Found Ramai Dibicarakan, Roy Suryo Ungkap Artinya. dan Kompas.com https://tekno.kompas.com/read/2021/08/14/16450077/kode-error-404-not-found-ruang-server-penemu-internet-dan-kecelakaan-pesawat?page=all

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved