Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sains

Sejarah Kode Error '404 Not Found' di Internet, Mitos Nama Ruangan hingga Kecelakaan Pesawat

Kode eror 404 Not Found ini semakin populer, hingga diperkenalkan secara resmi melalui konsorsium World Wide Web Consortium (W3C) pada tahun 1992.

Editor: Rizali Posumah
google.
Ilustrasi kode error 404 Not Found. 

Dikaitkan dengan kecelakaan pesawat 404

Teori tentang penamaan kode eror untuk situs web atau tautan web yang rusak ini masih terus berlanjut.

Penamaan kode eror "404 Not Found" juga dikaitkan dengan kecelakaan pesawat bernomor penerbangan 404 yang terjadi berdekatan dengan diciptakannya World Wide Web.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari History of Yesterday, Sabtu (14/8/2021), setidaknya ada dua kecelakaan pesawat berkode penerbangan 404 yang terjadi dalam kurun waktu 1989 dan 1990.

Kecelakaan itu melibatkan pesawat Pakistan International Airlines Flight 404 dan Alitalia Flight 404.

Pesawat Pakistan International Airlines sendiri dikabarkan hilang dan jatuh di Himalaya. Namun puing-puingnya tak dapat ditemukan.

Sementara Alitalia Flight 404 jatuh di dekat bandara Zurich, Swiss. Lokasi jatuhnya pesawat ini disebut berjarak 241 km dari kantor CERN di Swiss, tempat lahirnya WWW.

Dari sinilah muncul teori, bahwa Tim dan Cailliau banyak mendengar berita soal dua kecelakan pesawat ini yang menyebutkan "404 can't be found" alias pesawat berkode 404 tidak dapat ditemukan, ketika merampungkan proyek WWW di tahun 1989-1990.

Lalu di bawah alam bawah sadar keduanya, Tim dan Cailliau menggunakan referensi "404 can't be found" tersebut sebagai kode eror situs web atau tautan yang tak ditemukan, rusak, dihapus.

Hingga kini, Tim Berners-Lee dan Robert Cailliau tetap diam tentang asal mula penamaan kode eror "404 Not Found" di internet itu.

Ada banyak status kode lainnya

Walaupun banyak teori yang berkembang soal asal-usul penamaan kode eror "404 Not Found", tak menutup kemungkinan "404" itu murni sebuah kode angka yang merujuk pada situs web atau tautan yang rusak.

Tanpa ada kisah atau makna khusus di balik penamaannya.

Hal ini mengingat web yang menggunakan protokol HTTP memiliki kode status yang beragam, dan semuanya merupakan kombinasi angka tertentu.

Dirangkum KompasTekno dari situs iana.org, seluruh lalu lintas yang terjadi di web diwakilkan dengan kode status berisi kombinasi angka berawalan 1xx, 2xx, 3xx, 4xx, dan 5xx. Berikut penjelasannya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved