Berita Mitra
Kisah Penjual Bendera Merah Putih di Mitra Selama Masa Pandemi: Merugi Hingga 50 Persen
Momen perayaan hari besar itu juga kerap membawa berkat bagi sebagian orang. Diantaranya para pedagang bendera merah putih.
Penulis: Kharisma Kurama | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) selalu punya cerita menarik.
Tak hanya cerita, momen perayaan hari besar itu juga kerap membawa berkat bagi sebagian orang. Diantaranya para pedagang bendera merah putih.
Namun, hal berbeda justru dirasakan para pedagang musiman di masa pandemi Covid-19.
Hal itu diceritakan Anwar pedagang bendera di Ratahan, Kabupaten Mitra.
Menurutnya, penjualan kali ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana saat momen 17 agustus selalu menjadi lahan pencarian.
"Sangat berbeda. Kali ini, pembeli sangat sunyi," katanya.
Ia memperkirakan, hal ini dipicu kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Kan PPKM, jadi kegiatan tujuh belasan yang biasanya ramai, sekarang dibatasi atau tidak dibolehkan. Jadi berdampak lah padi kami," tutur pria yang juga berprofesi sebagai tukang sol sepatu ini.
"Memang biasanya, saya sol sepatu. Tapi karena ini momen HUT RI jadi nyambi jualan bendera," ucapnya.
Ia bahkan menceritakan jika di masa pandemi ini, dirinya bisa merugi signifikan.
"Biasanya sehari itu 10 bendera. Tapi, ini kadang hanya 1, kadang juga tidak ada pembeli. Yah Bisa lima puluh persen lah kerugiannya," ungkapnya.
Dirinya berharap, pandemi cepat berlalu, sehingga pihaknya bisa mengais rejeki kembali dengan normal.
"Kalau pandemi berlalu, kan sudah tidak PPKM jadi kami bisa jualan dengan normal," harapnya.
Dia juga menambahkan, kondisi ini juga berlaku sama bagi pedagang lainnya.
"Yah kawan-kawan pedagang lain juga sangat terdampak. Banyak juga yang merugi," pungkasnya.