Penanganan Covid
Cara SMK N 2 Manado Hadapi Kendala Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19
Tentu tak mudah mengubah kebiasaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah dilakukan bertahun-tahun menjadi daring.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sekolah daring di Kota Manado, Sulawesi Utara sudah dilaksanakan selama satu tahun lebih karena adanya pandemi virus corona (Covid-19)
Tentu tak mudah mengubah kebiasaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah dilakukan bertahun-tahun menjadi daring.
Butuh banyak penyesuaian kembali termasuk dalam mengawasi para siswa.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu yang terdampak kebijakan sekolah daring ini.
Seperti namanya, SMK lebih mengedepankan pembelajaran praktik dibanding sekolah lain pada umumnya.
Selain itu, sekolah tentu tidak bisa mengawasi secara penuh perkembangan siswa karena sekolah daring diadakan di rumah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum SMK N 2 Manado Mervi Huwae mengungkapkan pihaknya beberapa kali mengundang orangtua siswa untuk rapat dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi kami beberapa kali mengundang orangtua untuk rapat tentu dengan menerapkan protokol kesehatan, dan secara bergantian atau menggunakan sistem shift untuk membicarakan perkembangan siswa di rumah," ujar Mervi ketika ditemui Tribunmanado.co.id, Kamis (12/8/2021).
Selain itu wali kelas juga secara rutin berkomunikasi dengan orangtua untuk memonitor atau mendampingi anak-anak mereka agar tetap belajar.
Selama melaksanakan praktik di sekolah, orangtua siswa pun diperkenankan mengantar dan menjemput siswa.
"Ada juga buku kontrol siswa untuk mencatat kedatangan siswa di sekolah dan jam kepulangan siswa ke rumah," tambah Mervi.
Terkait pembelajaran daring yang dilaksanakan, pihak SMK N 2 Manado juga mengadakan evaluasi mid semester dan akhir semester kepada para siswa.
Evaluasi tetap diadakan secara daring menggunakan google form dan secara luring dengan meminta siswa datang ke sekolah menggunakan sistem shift.
"Kami ingin melihat apakah hasil evaluasi para siswa sesuai tingkat pemahaman yang mereka kuasai," kata Mervi.
Dengan begitu, Mervi berharap orangtua/wali bisa bekerja sama memantau perkembangan para siswa di rumah serta memberikan pemahaman protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.