Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bank Indonesia

Bukit Kasih, Simbol Kerukunan Beragama di Sulawesi Utara

Sudah bukan rahasia lagi banyak riset maupun survey yang menempatkan provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu provinsi paling toleransi di Indonesia

Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA Kimberly V Langie
Penulis Kimberly V Langie, GenBI Komisariat Unsrat 

Penulis Kimberly V Langie, GenBI Komisariat Unsrat

TRIBUNMANADO.CO.ID - Torang Samua Basudara adalah semboyan hidup masyarakat Sulawesi Utara, meski terdengar sederhana namun semboyan ini mampu menciptakan harmonisasi di kehiudpan masyarakat bumi nyiur melambai.

Sudah bukan rahasia lagi banyak riset maupun survey yang menempatkan provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu provinsi paling toleransi di Indonesia.

Toleransi di Sulawesi Utara tergambar jelas pada pola perilaku bermasyarakatnya dimana saling mengunjungi pada saat perayaan hari besar keagamaan, memberikan rasa aman dalam setiap aktivitas peribadatan , eratnya persaudaran antara umat beragama di Sulawesi Utara tersebut diabadikan dalam sebuah kawasan pariwisata, Bukit Kasih.

Bukit Kasih terletak di lereng bukit dengan ketinggian 804 mdpl di Desa Kanonang, Kabupaten Minahasa.

Berada pada ketinggian 804 mdpl membuat udara di Bukit Kasih terasa sejuk dan segar ditambah lagi fenomena geologi unik solfatara yaitu fumarol yang mengeluarkan gas-gas oksida belerang, selain karbon dioksida dan uap air menjadikan bukit ini menjadi lokasi pariwisata yang indah.

Bukit Kasih dibangun pada tahun 2002 sebagai pusat pariwisata religius diberi nama Bukit Kasih bukan tanpa alasan, kawasan pariwisata ini dibuat khusus di mana semua pemeluk agama dapat berkumpul dan berdoa dengan rukun dan damai sesuai dengan keyakinan agama masing-masing di Bukit Kasih.

Untuk sampai di Bukit Kasih dibutuhkan waktu 1jam 30 menit sampai 2 jam perjalanan.

Wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan umum rute perjalannya adalah Manado-Tomohon ditempuh dalam 1 jam 15 menit dilanjutkan perjalanan Tomohon-Desa Kanonang selama kurang lebih 40 menit perjalanan.

Biaya yang diperlukan untuk masuk ke dalam obyek wisata ini terbilang sangat murah, yaitu hanya sekitar Rp 10. 000 per orang dan Rp.5.000- Rp. 10. 000 bagi kendaraan bermotor, mobil dan bus.

Dengan harga tiket yang terjangkau ini, semua golongan dan lapisan masyarakat dapat menikmati keindahan bukit kasih tanpa memikirkan biaya masuk yang tinggi.

Begitu sampai di pintu masuk kita akan disambut oleh sebuah tugu setinggi 22 m. Tugu toleransi namanya monumen yang dibuat untuk menegaskan toleransi dalam kehidupan beragama pada tugu tersebut terdapat kutipan simbol serta kutipan dari tiap- tiap agama.

Berlatar belakang bukit hijau nan asri dan berselimut embun Tugu ini menjadi tempat favorit bagi wisatawan untuk berfoto.

Bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan foto menggunakan kamera professional tidak perlu khawatir karena banyak jasa fotografer di Bukit Kasih hasil fotonya bisa langsung dicetak.

Wisatawan tidak perlu merogoh kocek dalam untuk dapat mencetak foto, dalam sekali potret serta dicetak wisatawan hanya dipungut biaya Rp 10. 000. Murah meriah dan memorable.

Selanjutnya, pada puncak bukit terdapat salib putih setinggi 53 m dimana untuk sampai ke puncat bukit harus ditempuh dengan melewati hampir 3000 ribu anak tangga.

Dalam perjalanan menuju puncak inilah kita akan berjumpa dengan rumah ibadah 5 agama yaitu Masjid (Islam), 2 Gereja (Katholik dan Kristen Protestan), Vihara (Budha), dan Pura (Hindu).

Rumah ibadah ini bukan miniatur, masing-masing pemeluk agama dapat melakukan peribadatan di rumah ibadah tersebut.

Meskipun perjalanan menapaki ribuan anak tangga itu terdengar melelahkan namun nyatanya perjalanan itu terasa ringan karena sepanjang pendakian wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan yang indah dan ditemani aroma belerang.

Tempat ini diyakini masyarakat sebagai tempat asalnya suku di Sulawesi utara oleh nenek moyang Minahasa, Toar serta Lumimuut.

Wajah mereka diukir di lereng bukit di dasar puncak kedua. Wajah tersebut diukir dengan maksud agar warga Minahasa tidak melupakan nenek moyang mereka.

Nah setiap perjalanan wisata belum lengkap rasanya jika belum berwisata kuliner, wisatawan dapat menikmati makanan khas Sulawesi Utara seperti bubur manado atau tinutuan, pisang goreng lengkap dengan sambalnya, jagung manis rebus atau bakar, dan mie instan dengan harga murah meriah sekitar Rp 3.000 - Rp 15.000.

Setelah menikmati keindahan alam dan juga belajar toleransi rasanya kurang lengkap jika belum membeli oleh-oleh sebagai kenangan-kenangan di Bukit Kasih banyak penjual yang menawarkan berbagai macam oleh-oleh seperti oleh-oleh kalung, gelang, dengan kisaran harga sekitar Rp.10.000 – 50.000 saja.

Dengan harga yang murah serta beragam keindahan dan pelajaran yang dapat diperoleh Bukit Kasih harus menjadi destinasi wajib bagi setiap wisatawan yang datang ke Sulawesi Utara.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved