Sosok Tokoh
Kisah Oey Pek Yong, Kapiten Kampung Cina Pengusul Penggunaan Bahasa Melayu Manado di Volskraad
Ada satu lagi warga keturunan Tionghoa asal Manado yang punya peranan besar dalam menumbuhkan nasionalisme di Manado. Dialah Oey Pek Yong.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
Tak hanya di kalangan pejabat, pemakaian bahasa Belanda marak di kalangan warga biasa. Banyak warga Manado yang namanya kebelanda belandaan.
Karena itulah, pemakaian bahasa Indonesia di Volskraad merupakan suatu bentuk perlawanan dalam bentuk paling elegan terhadap kolonialisme belanda.
Di masa kebangkitan nasional pada tahun 1928, bahasa tak hanya tutur, tapi lebih dari itu alat perjuangan.
Bahasa adalah sarana pembebasan seperti salah satu poin sumpah pemuda yakni berbahasa satu bahasa Indonesia.
Oey juga sangat menghargai budaya Minahasa.
"Selama menjabat kapiten Cina dalam setiap kegiatan Tapikong beliau dijemput oleh musik bambu," kata dia.
Sebut Hendri, usaha Oey adalah membuka percetakan yang di masanya adalah yang terbesar.
Nama percetakannya adalah Percetakan cresendo. "Terletak di ujung seberang toko obat Tek Ho Long sekitar tempat potong rambut," ujar dia.
Hasil penelitiannya, Oey Pek Yong hanya mempunyai seorang putri.
Yang bersangkutan sudah keluar Manado. "Keberadaannya sudah diketahui lagi," kata dia.
Sesuai dengan kebijakan pada masa itu, percetakan Oey diambil alih pemerintah karena tak ada ahli waris.
"Percetakan Cresendo hingga kini masih ada dan beroperasi masih dengan nama yang sama tidak mengalami perubahan yaitu percetakan cresendo," ujar dia. (art)
Tentang Manado
Kota Manado adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dan merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi.
Kota Manado berbatasan dengan Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara.