Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minut

Andalkan Biapong Nasi Jaha dan Makam Walanda Maramis Desa Maumbi Bertarung di Trisakti Tourism Award

Maumbi dan lima desa wisata lainnya di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) berkompetisi di Trisakti Tourism Award.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
Arthur Rompis/Tribunmanado
Suasana di desa Maumbi kabupaten Minut 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Maumbi dan lima desa wisata lainnya di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) berkompetisi di Trisakti Tourism Award.

Ajang ini merupakan lomba antar desa wisata se - Indonesia.

Desa Maumbi punya kans memenangkan kompetisi tersebut karena punya seabrek potensi wisata.

Yang paling menonjol adalah wisata kuliner. Maumbi punya kuliner khas yang tak ada di tempat lain yakni biapong.

Kios biapong besar dan kecil bertebaran di desa Maumbi.

Pembelinya tak hanya dari Minut, tapi juga Manado, Bitung dan Minahasa. Bahkan ada yang dari Jakarta hingga luar negeri.

Kemudian ada nasi jaha. Makanan khas Minahasa ini beroleh sentuhan unik di Maumbi. Nasi jaha Maumbi kebanyakan beredar saat acara pengucapan syukur, sejenis thanks giving di Amerika Serikat.

Daya tarik wisata lainnya adalah Makam Walanda Maramis. Walanda Maramis adalah pejuang emansipasi wanita di Indonesia.
Jejak Walanda Maramis bisa dilacak di Desa Maumbi.

Bupati Minut Joune Ganda meminta warga Minut mendukung lima Desa Wisata Minahasa Utara yang ikut dalam ajang Nasional Trisakti Tourism Award yakni Desa Lembean, Desa Lihunu, Desa Pulisan, Desa Kolongan, Desa Sawangan dan Desa Maumbi.

"Caranya buka Instragram Trisakti Tourism Award, kemudian berikan like serta comment pada video-video desa wisata dari Minahasa Utara," bebernya Jumat (6/8/2021) di pendopo Pemkab Minut.

Desa biapong

Desa Maumbi di Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, kerap dijuluki desa Biapong.

Wajar saja. Karena kios penjual Biapong bertebaran di seluruh pelosok desa itu.

Ada yang menyajikannya sebagai hidangan khas rumah kopi dengan menyiapkan kursi dan meja bagi pengunjung bersantap serta wifi.

Ada pula yang menjajakannya di pinggir jalan dalam belanga kukus yang bersusun susun.

Desa Maumbi berada di perbatasan dengan kota Manado.

Berjarak sekira 12 kilometer dari zero point kota Manado.

Hanya terpisah satu kilometer dari jalan tol Manado - Bitung.

Salah satu kios biapong yang beken adalah Kios 17.

Kios ini punya banyak pelanggan. Dari Manado, Bolmong, Nusa Utara, Jakarta hingga Jerman dan Belanda. Sebelum Covid 19, dalam sehari Kios tersebut dapat menjual ribuan biapong.

"Sebelum pendemi ramai sekali," kata Jane Merung, pemilik kios kepada Tribun Manado.

Ia bercerita, kios tersebut berdiri pada tahun 90 an.

Mereka mengandalkan resep keluarga untuk membuat Biapong.

"Dengan resep keluarga kami maju dan ternyata berhasil," katanya.

Keberhasilan itu mengispirasi warga sekitar yang turut pula membuat kios biapong dan jadilah Maumbi sebagai desa Biapong
Terdapat empat rasa Biapong di kios itu. Ada biapong babi, ayam, temo dan kacang.

Tribun sempat menyantap biapong kacang. Bagian luarnya yang berwarna putih terasa renyah. Kacangnya ditumbuk halus Rasanya manis.

"Kami sangat memperhatikan masalah kebersihan," katanya.

Sebelum pendemi, sebut dia, kios itu sangat laku.

Banyak warga yang menjadikan biapong itu sebagai oleh oleh.

"Mereka bawa ke Jakarta dan luar negeri," katanya.

Saat booming turis cina beberapa tahun lalu, banyak yang berkunjung ke sana. Turis cina sangat lahap makan biapong.

Biapong terbukti menopang ekonomi keluarga. Jane sendiri ikut caleg dan menang. Ia kini anggota Dewan dari Kabupaten Minahasa.

Dikatakan Jane, nama 17 punya arti. "Saya dan tiga anak saya lahir tanggal 17," ujarnya.

Di era KEK Likupang, ia menilai, objek wisata kuliner di Maumbi dapat jadi penopang.

Sebelum ke KEK, turis dapat diarahkan ke Maumbi. (art)

Baca juga: Cuaca Sabtu 7 Agustus 2021, Info BMKG untuk 33 Kota di Indonesia, Hujan di Daerah-daerah Ini

Baca juga: Padahal Sudah Dipenjara Kasus Korupsi, Jaksa Pinangki Ternyata Masih Digaji Negara, Ini Besarannya

Baca juga: KPU Sulut Mutahirkan Data Pemilih Berkelanjutan, Ketambahan 371 Orang

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved