Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Amerika

Hubungan Presiden Amerika dan Facebook Memanas, Joe Biden Sebut FB Membunuh Orang

Biden mengatakan, menyebarluasnya misinformasi tentang vaksin di media sosial menjadi biang keladi tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Amerika

Editor: Aldi Ponge
AP PHOTO/ANDREW HARNIK
Presiden AS Joe Biden 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hubungan Presiden Amerika Serikat dan Facebook memanas setelah pernyataan Joe Biden.

Joe Biden menyebut media sosial termasuk Facebook ikut menyebarluaskan misinformasi soal vaksin covid-19.

Joe Biden, menuding platform media sosial membunuh orang. Facebook dkk dinilai membiarkan peredaran misinformasi vaksin covid-19.

Biden mengatakan, menyebarluasnya misinformasi tentang vaksin di media sosial menjadi biang keladi tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat.

"Mereka membunuh orang, satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah mereka yang tidak tervaksin, dan mereka (Facebook) membunuh warga," kata Biden ketika ditanya apa pesan yang ingin disampaikan Biden untuk platform media sosial seperti Facebook, pada Jumat (16/7/2021)

Gedung Putih belum memberi keterangan lebih lanjut terkait pernyataan Presiden AS ke-46 itu.

Melansir CNN, salah seorang sumber terdekat mengatakan pertemuan antara pemerintah AS dan Facebook selama beberapa pekan ini memang cukup "panas".

Gedung Putih meminta keterlibatan Facebook dan platform media sosial lain untuk lebih agresif memberangus misinformasi tentang vaksin Covid-19.

Pemerintah AS menilai apa yang dilakukan media sosial seperti Facebook belum cukup efektif untuk menghalau peredaran misinformasi atau mereka sedang menyembunyikan sesuatu.

Sebelumnya, Ahli Bedah Umum Amerika Serikat, Vivek Murthy, juga mengusulkan agar platform media sosial lebih tegas menindak akun yang terbukti menyebarkan misinformasi.

Murthy menyebut mesin algoritma yang merekomendasikan kiriman seperti yang muncul di Facebook News Feed, berkontribusi menyebarkan misinformasi.

"Mereka merancang fitur produk, seperti tombol "like", yang memberikan kepuasan kami karena membagikan konten bermuatan emosi, bukan konten yang akurat," jelas Murthy, dirangkum KompasTekno dari The Verge, Senin (19/7/2021).

"Dan algoritma mereka cenderung memberi kita lebih banyak dari apa yang kita klik, menarik kita lebih dalam, dan lebih dalam lagi ke dalam sumur misinformasi," imbuhnya.

Di AS, pemerintah telah menyediakan vaksin untuk warganya, namun, tingkat vaksinasi melambat dalam beberapa bulan terakhir.

Akibatnya, jumlah kasus dan kematian terkait covid-19 telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena varian baru menginfeksi banyak dari mereka yang belum tervaksin.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved