Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Senin 19 Juli 2021, Amsal 4:3-4 : Ayah Untuk 'Tabula Rasa'
Sumber pengetahuan dan kepribadian, mentalitas dan karakter seorang anak diperoleh sedikit demi sedikit melalui hasil tangkapan indranya dari dunia di
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tabula rasa merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia (anak) lahir tanpa isi mental bawaan atau masih "kosong."
Sumber pengetahuan dan kepribadian, mentalitas dan karakter seorang anak diperoleh sedikit demi sedikit melalui hasil tangkapan indranya dari dunia di sekitar dirinya.
John Lock dalam hipotesanya menyebutkan bahwa saat lahir, manusia seperti kertas kosong dan putih bersih.
Inilah yang nantinya akan diisi dan ditulis atau digambar oleh orang dan orang-orang sekitarnya.
Dalam hal ini keluarga, terutama dimulai oleh ayah dan ibu (orangtua). Pengalaman empirisnya dimulai dari rumah itulah yang akan mengisi dan membentuk otak dan hatinya, hingga kepribadian dan karakter sang anak terbentuk dengan baik.
Inilah juga yang diungkapkan oleh raja Salomo. Salomo mengungkapan dengan gaya dan bahasa yang berbeda, namun bermakna sama. Salomo menyebut dia waktu masih kecil (anak-anak), lemah dan tak berdaya, apalagi budaya.
Apalagi dia sebagai anak tunggal ibunya. Keluargalah, dalam hal ini ayahnyalah yakni raja Daud, yang berperan mengisi tabula rasa itu dengan pengajaran, didikan dan petunjuk-petunjuk di jalan hidupnya.
Sosok ayah atau orangtua memiliki peran yang penting dan strategis dalam mendidik, mengarahkan, dan mengajarkan anak sehingga memiliki kecerdasan (ilmu pengetahuan), kepribadian dan karakter sesuai yang kita kehendaki, yakni pribadi yang takut akan Tuhan. Sehingga, si anak memiliki hidup (masa depan).
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup." (ayat 3, 4)
Semua ayah atau orang tua masing-masing memiliki harapan dan kerinduan untuk masa depan yang baik bagi anak-anaknya.
Agar antara harapan dan kenyataannya conect, maka sangat penting bagi sang ayah untuk mendidik, mengajar dan menuntun kehidupan anak-anaknya ke jalan yang baik dan benar, sebagaimana yang dia harapkan kelak bagi anak-anaknya.
Karena itu, cara mengisi tabula rasa yakni anak yang masih berbentuk kertas kosong putih nan bersih, haruslah sesuai dengan yang diajarkan.
Jadi kalau tujuan kita agar anak menjadi orang baik dan benar di kemudian hari, maka ajar, dan tuntun serta tunjukanlah jalan yang baik dan benar itu kepada mereka dalam sikap prilaku hidup kita. Agar mereka bisa bercermin dari cara hidup kita yang baik dan benar di hadapan Tuhan.
Sehingga, ayah bukan hanya menjadi pendidik dan pengajar yang baik bagi anak-anaknya, tapi menjadi sumber inspirasi dan idola bagi anak-anaknya.
Sebagaimana teladan Raja Salomo, demikian sebagai anak-anak hendaklah kita menjadi anak-anak yang mencintai didikan dan ajaran orangtua.