Korupsi
Divonis 5 Tahun Penjara, Edhy Prabowo Sedih, Sebut Tidak Sesuai Fakta Persidangan
Edhy Prabowo dinyatakan bersalah melakukan korupsi dalam pengurusan izin ekspor benih bening lobster atau benur.
TRIBUNMANDO.CO.ID - Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta memvonis Edhy Prabowo hukuman 5 tahun penjara.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut terjerat kasus korupsi ekspor benih lobster.
Terkait hukuman tersebut, Edhy Prabowo pun mengaku sedih.
Baca juga: Sosok Samuel Saputra, Pendeta yang Alami Perjumpaan dengan Tuhan, Hidupnya Hancur Sewaktu Kecil
Baca juga: Petugas Medis Sebut Dirinya Tidak Hamil, Wanita yang Dipukul Satpol PP: Saya dalam Pengobatan
Edhy Prabowo merasa hukuman kepadanya tak sesuai fakta persidangan.
Edhy Prabowo dinyatakan bersalah melakukan korupsi dalam pengurusan izin ekspor benih bening lobster atau benur.
Foto: Edhy Prabowo.
"Ya saya mau pikir-pikir, saya sedih hasil ini tidak sesuai dengan fakta persidangan," ucap Edhy usai mengikuti persidangan secara daring dari Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (15/7/2021).
Akan tetapi, Edhy Prabowo mengaku menghormati proses peradilan.
"Tapi, ya, inilah proses peradilan di kita, saya akan terus melakukan proses tapi kasih saya waktu berpikir. Terima kasih," kata Edhy sebelum masuk mobil tahanan.
Terpisah, pengacara Edhy Prabowo, Soesilo Aribowo, mengatakan merasa kecewa dengan putusan majelis hakim menyatakan kliennya menerima suap senilai 77 dolar AS tersebut.
"Pertama sebenarnya kami sedih, kecewa juga karena, terutama terkait pasal yang diputuskan oleh majelis. Pertama hal yang paling esensi adalah mengenai penerimaan uang senilai 77 ribu dolar AS itu Pak Edhy sama sekali tidak tahu," kata Soesilo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (15/7/2021).
Soesilo mengatakan, majelis hakim dalam pertimbangan menyatakan suap diterima staf khusus Edhy Prabowo, yakni Safri.
"Kemudian sampainya ke Pak Edhy itu kapan? Melalui rekening apa? Berapa jumlahnya? Dari siapa Pak Edhy tidak tahu sama sekali," katanya.
Selanjutnya terkait dengan uang Rp24.625.587.250 yang berasal dari PT Aero Citra Kargo (ACK), menurut Soesilo, tidak dijelaskan bagaimana sampai ke Edhy Prabowo.
"Kapan masuk ke Pak Edhy dan melalui siapa dan di mana? Itu pun tidak jelas sehingga hal-hal penerimaan uang itu sangat tidak cukup alasan," ujar Soesilo.