Teroris Poso
Susupi Kamp Persembunyian Teroris MIT Poso, Prajurit TNI Tembak 5 Orang, 2 Tewas
Prajurit TNI berhasil menyusupi lokasi persembunyian dan camp teroris MIT (Mujahidin Indonesia Timur) Poso.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Prajurit TNI berhasil menyusupi lokasi persembunyian dan camp teroris MIT (Mujahidin Indonesia Timur) Poso.
Tim Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus) Tricakti TNI dipimpin Lettu Inf David Manurung yang berasal dari satuan Kopassus.
Aksi tim gabungan tersebut pun membuahkan hasil.
Baca juga: Masih Ingat Febby Rastanty? Ternyata Pernah Pacaran dengan Verrel Bramasta, Hubungan Dirahasiakan
Baca juga: Sosok Tetty Paruntu, Mantan Bupati Cantik yang Kini Dibicarakan karena Fanpagenya Posting Foto Cewek
Camp tersebut berada di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
Tim Tricakti menyusup dengan mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang setelah menempuh medan sulit dan hutan lebat.
Dengan kesabaran tinggi serta kecermatan dalam menilai medan yang cukup curam dan terjal, Tim Tricakti berhasil mengendus jejak yang ditinggalkan kelompok MIT sampai pada titik aman untuk melakukan penyergapan.
Panglima Koopsgabssus Tricakti Mayjen TNI Richard TH Tampubolon mengungkapkan, tim tersebut bahkan merayap di tengah malam sejauh 500 meter dalam belantara hutan sebelum melakukan aksi mereka.
“Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA tadi malam sampai dengan penyergapan pukul 03.00 WITA,” kata Richard dalam keterangan resmi Puspen TNI, Minggu (11/7/2021).
Sekitar jarak lima meter dari posisi pengintaian tim Tricakti, lanjut Richard, terlihat camp teroris MIT agak samar karena kondisi cuaca gelap dan hujan.
Lima teroris MIT Poso saat itu dalam posisi sedang istirahat.
Setelah sasaran diyakini, Dantim Tricakti 2 Lettu Inf David Manurung langsung memberikan perintah untuk membuka tembakan guna melumpuhkan mereka.
“Dalam peristiwa penyergapan pagi ini ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang melarikan diri,” kata dia.
Dari tiga orang yang melarikan diri di tengah kegelapan dan hutan lebat tersebut, Richard meyakini ada yang terluka.
Hal tersebut diyakini dari bekas ceceran darah yang pagi ini terlihat di sekitar TKP.
Untuk itu, Richard memohon doa bagi tim di lapangan serta seluruh prajurit TNI dan Polri yang saat ini masih terus berupaya keras melaksanakan pengejaran.
“Saat ini juga sedang menunggu evakuasi udara oleh Pilot Tempur Helly Caracal TNI AU, namun hingga saat ini evakuasi masih terhalang cuaca yang berkabut (close) di lapangan serta medan dengan vegetasi lebat dan tertutup sehingga menyulitkan proses evakuasi,” kata Richard.
2 Teroris MIT Poso Tewas Ditembak
Satgas Mandago Raya berhasil menembak mati 2 teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada Minggu (11/7/2021)
Anggota TNI - Polri terlibat baku tembak dengan para teroris di Desa Tanalanto, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah
2 teroris yang ditembak tersebut adalah anak buah Qatar.
Kontak tembak yang terjadi sekitar pukul 03.00 Wita. Saat ini kelompok MIT pimpinan Qatar tersisa 3 orang.
Penyergapan dilakukan saat adanya laporan warga yang kehilangan bahan makanan dan ternaknya. Hingga akhirnya kontak tembak itu pun terjadi.
Diketahui, kelompok MIT Poso saat ini terbagi dua kelompok.
Satu kelompok pimpinan Ali Kalora dan satu kelompok lainnya Qatar alias Anas alias Farel.
Dari 9 anggota MIT yang diburu, 4 di antaranya merupakan warga Poso.
Mereka adalah Ali Kalora, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Rukli.
Sementara lima orang lainnya yakni, Farel alias Anas alias Qatar, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sedangkan Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama berasal dari Banten.
Wakil Penanggungjawab Komando Operasi Madago Raya Brigjen TNI Farid Makruf memastikan, kelompok MIT yang tewas merupakan pimpinan Qatar.
"Kelompoknya Qatar, cuma kami belum bisa mengindentifikasi siapa yang tertembak itu. Kami sekarang sedang melakukan evakuasi jenazah tapi masih kesulitan dengan medan yang rapat dan cuaca," kata Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Kasubbid Penmas Polda Sulteng Kompol Sugeng Lestari mengatakan, dari insiden baku tembak itu dikabarkan 2 korban jiwa alias tewas.
"Saat ini kami menunggu di RS Bhayangkara," ujar Kompol Sugeng Lestari.
Amatan TribunPalu.com, pukul 15.37 Wita, dilakukan penjagaan oleh personel kepolisian di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palu, untuk menunggu korban jiwa dari insiden itu.
Diketahui, total pasukan Operasi Madago Raya mencapai 1.500 prajurit gabungan TNI-Polri.
Operasi Madago Raya juga diperpanjang mulai dari 1 Juli 2021 hingga 30 September 2021, setelah sebelumnya berakhir pada 30 Juni 2021.
Itu berdasarkan Surat Telegram Kapolri nomor: STR/556/OPS.1.3/2021 tanggal 26 Juni 2021 dan ditanda tangani Asisten Operasi Kapolri Irjen Polisi Drs Imam Sugianto.
Ali Kalora Cs Makin Terjepit
Operasi pengejaran yang dilakukan Satgas Madago Raya membuat Ali Kalora Cs makin terjepit.
Bahkan Persediaan senjata api milik kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso diperkirakan semakin terbatas
Kasatgas Humas Madago Raya 2021 Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, kelompok itu hanya mempunyai tiga senjata api.
"Diperkiraan mereka dilengkapi senjata api masih seperti yang dulu," ujar Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui media di ruang kerjanya, Senin (5/7/2021).
"Ada senjata panjang satu dan kemudian ada senjata pendek dua, kalau perkiraan kami," tambahnya menerangkan.
Selain itu, Didik juga mengatakan kesulitan personel melakukan penangkapan karena masih ada simpatisan.
Ia menambahkan, jika tidak ada simpatisan warga, tentunya DPO itu akan kelaparan dan miskin akan informasi.
"Kita perkirakan masih ada beberapa daerah atau beberapa orang yang menjadi informan mereka," ujar Didik.
Selain itu, Didik mengatakan kemungkinan besar kelompok itu sudah terdesak dan tidak bisa keluar.
Pergerakan Ali Kalora cs makin terbatas dengan adanya pos penyekatan dan pengejaran personel Operasi Madago Raya.
Namun, karena luasnya medan, DPO itu masih bisa berpindah-pindah tempat.
"Dari itu kita terus lakukan pengejaran lebih lanjut," kata Didik.
"Apalagi beberapa waktu lalu, kita berhasil dapatkan beberapa barang milik mereka, seperti baju, dan perlengakapan lainya," tutupnya menambahkan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Detik-detik 5 Prajurit TNI Menyusup ke Kamp Persembunyian Teroris Poso dan Tembak Mati 2 Orang