Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tahun Ajaran Baru

Pembelajaran Secara Daring Dimulai, 405 Siswa Kelas X SMA N 3 Manado Mengikuti MPLS

Salah satu sekolah yang memulai pembelajaran secara daring adalah SMA N 3 Manado yang terletak di Jalan Pogidon, Tumumpa, Tuminting, Manado,Sulut

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Chintya Rantung
(Tribunmanado.co.id/Isvara Savitri)
Kegiatan pembelajaran secara daring di SMA N 3 Manado, Jalan Pogidon, Tumumpa, Tuminting, Manado, Sulawesi Utara, Senin (12/7/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Pembelajaran secara daring resmi dilakukan pada Senin (12/7/2021) pasca pembatalan pembelajaran tatap muka (PTM) karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

Salah satu sekolah yang memulai pembelajaran secara daring adalah SMA N 3 Manado yang terletak di Jalan Pogidon, Tumumpa, Tuminting, Manado, Sulawesi Utara.

Menurut Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas SMA N 3 Manado, Jefta J Makikui pada hari pertama ini pembelajaran secara resmi masih belum dilakukan.

Pembelajaran secara resmi akan dilakukan pada Senin (19/7/2021).

"Untuk siswa kelas X yang berjumlah sekitar 400an masih mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, -red)," ujar Jefta.

Pembelajaran daring dilakukan melalui Google Meet yang langsung diawasi oleh beberapa guru.

Namun menurut Jefta, pembelajaran tidak sepenuhnya dilakukan melalui aplikasi Google Meet.

Pertemuan melalui Google Meet hanya dilakukan di awal pertemuan untuk doa bersama dan pemberian tugas.

"Jadi kita menyediakan form juga yang berfungsi sebagai absen, nanti di situ sudah ada materi yang kita rekam dalam bentuk video," tambah Jefta.

Untuk materi pertama, para siswa diberi pengenalan visi dan misi SMA N 3 Manado melalui video yang sudah direkam sebelumnya.

Para siswa kemudian diminta merangkum isi video tersebut dan mengumpulkannya, lalu hadir kembali di Google Meet.

Dalam Google Meet tersebut, beberapa siswa akan diminta menjelaskan hasil yang mereka dapat dalam tugas yang diberikan.

Bagi siswa yang di tempat tinggalnya tidak ada sinyal, diberikan kelonggaran waktu untuk mengumpulkan tugas sampai ada sinyal.

"Tapi syukurnya siswa yang memiliki masalah tersebut jumlahnya tidak sampai 15 orang," kata Jefta.

Karena selama satu tahun sudah terbiasa dengan sekolah daring, Jefta mengatakan para guru dan murid sudah tidak kaget lagi.

Selama pembelajaran daring tersebut, yang datang ke sekolah hanya guru yang bertugas mengajar sehingga tidak terjadi kerumunan.

Jefta berharap selama pembelajaran secara daring, orangtua siswa mengawasi dengan baik dan lebih komunikatif.

"Kalau ada orangtua yang anaknya memiliki masalah dalam mengikuti pembelajaran secara daring, mohon selalu komunikasikan langsung ke sekolah. Kami pasti akan membantu," tutup Jefta.(*)

Baca juga: Sosok Tetty Paruntu, Mantan Bupati Cantik yang Kini Dibicarakan karena Fanpagenya Posting Foto Cewek

Baca juga: Sosok Gianluigi Donnaruman, Pahlawan Italia di Euro 2020, Berawal Dari Klub Kecil di Stabia

Baca juga: Viral Video Istri Gubernur Joget Tanpa Masker : Bukan Membenarkan Diri, Tapi Perlu Saya Jelaskan

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved