Gempa Bumi Terkini
Gempa Bumi Magnitudo 6,2 dan 5,8 Guncang Sulut Hari ini Sabtu 10 Juli 2021, Terasa Sampai Manado
Diketahui gempa tersebut mengguncang wilayah Sulawesi Utara ( Sulut ) dengan kekuatan magnitudo 6,2.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Breaking News, gempa bumi baru saja terjadi hari ini Sabtu 10 Juli 2021 pagi.
Diketahui gempa tersebut mengguncang wilayah Sulawesi Utara ( Sulut ) dengan kekuatan magnitudo 6,2.
Berikut ini Info BMKG dan titik pusat gempa pada Sabtu 10 Juli 2021.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi ini terjadi MELONGUANE-SULUT.
Informasi BMKG gempa bumi terkini berkekuatan magnitudo 6,2 SR.
BMKG menambahkan lokasi gempa bumi berada di Titik Koordinat 2.99 LU-126.63 BT.
Pusat gempa tepatnya berada di 112 km BaratDaya MELONGUANE-SULUT
Diketahui gempa bumi ini berada di kedalaman 10 kilometer.
Dari info BMKG gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Saran BMKG Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi.

Gempa dengan titk di Melonguane itu juga turut dirasakan oleh warga Manado.
Di Kairagi, Kecamatan Mapanget, sejumlah karyawan Tribun Manado yang tengah bertugas di kantor yang terletak di Jalan AA Maramis Kairagi , Manado turut merasakan.
Tanah cukup lama diguncang.
Guncangan jika dihitung sekitar satu menit.
Berselang semenit kemudian, gempa kemudian terasa lagi.

Titik lokasinya sama dengan gempa bumi 6,2 tadi.
Tapi gempa yang kedua magnitudo 5,8.
Dengan titik koordinat: 2.98 LU-126.68 BT (113 km Tenggara MELONGUANE-SULUT).
Berada di kedalama 10 kilometer dengan koordinat 2.98 LU-126.68 BT.
Gempa bumi terkini itu terjadi pukul 07:51:07 WIB atau sekitar pukul 08:51:07 Wita.

Melonguane adalah sebuah kecamatan yang juga menjadi pusat pemerintahan atau ibukota dari kbupaten Kepulauan Talaud, di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Pada tahun 2020, penduduk kecamatan ini berjumlah 11.920 jiwa, dengan kepadatan penduduk 154 jiwa/km².
Nama Melonguane memiliki sebuah cerita, ketika masyarakat lokal melihat birunya warna pada air laut yang tenang dan dangkal.
Dan pada saat itu sebagian besar dari mata pencaharian dari masyarakat lokal adalah Nelayan atau sesuatu yang berhubungan dengan laut.
Dan ketika air laut mengalami pasang naik sehingga menutupi tepian pantai maka seakan-akan pantainya berwarna biru itulah sebabnya nama melonguane diambil dari kata "Ma'elom" dan "Anne" yang artinya Biru dan Pantai (Pantai Biru).
Yang kemudian cara bacaannya terkikis oleh perubahan cara baca sehingga sekarang dibaca dengan Melonguane. (tribunmanado.co.id Indri Fransiska Panigoro)