Penanganan Covid
Pengamat Epidemiologi: Walaupun Telah Divaksin Masih Berpotensi Terpapar Covid Varian Delta
Vaksinasi memicu tubuh untuk membentuk antibodi ketika orang terpapar oleh virus, bukan berarti setelah divaksin lantas tidak mungkin lagi terpapar
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Vaksinasi memicu tubuh untuk membentuk antibodi ketika orang terpapar oleh virus, bukan berarti setelah divaksin lantas tidak mungkin lagi terpapar.
Selama masa penularan aktif di suatu wilayah maka semua orang baik yang sudah di vaksin maupun yang belum, memiliki potensi besar untuk terpapar covid-19.
Demikian dikatakan Pengamat Epidemiologi Sulut Jonesius Manoppo soal kemungkinan masyarakat untuk terpapar covid-19 walaupun telah divaksin.
Hanya saja, kata Manoppo, bagi yang sudah divaksin, tubuhnya akan bereaksi lebih cepat menghadapi virus, sehingga gejala yang ditimbulkan tidak seberat yang belum sama sekali divaksinasi.
"Jadi tidak benar anggapan bahwa setelah mendapatkan vaksinasi maka tidak mungkin lagi terpapar," tegas Dosen Epidemiologi dari Unima ini.
Dirinya menyampaikan, Laporan ilmiah terakhir menunjukkan bahwa gejala berat sampai meninggal memang lebih banyak dialami oleh orang yang belum di vaksinasi.
"Sudah banyak literasi mengenai cara virus ini berjangkit dari orang ke orang, virus yang berada di saluran pernafasan orang dengan mudah tersebar melalui droplet atau percikan air liur yang bisa bertahan beberapa saat di udara dan menempel pada permukaan benda," bebernya.
"Apabila udara yang mengandung droplet terhirup, atau droplet yang menempel di benda kemudian disentuh, maka virus dalam droplet itu akan berpindah ke tangan," terang Manoppo.
Kata dia, Sifat refleks manusia yang sering menyentuh mulut dan hidung bisa membawa virus dari tangan ke saluran nafas dan berkembang di sana, itulah mengapa para ahli sepakat untuk mencegah rantai penularan ini dengan menjaga jarak, memakai masker dan sering mencuci tangan.
Baca juga: Update Pembunuhan di Indekos Mapanget, Ini Penyebab Terduga Pelaku Aniaya Korban
"Namun disadari bahwa upaya 3M ini tidak bisa melindungi masyarakat dalam jangka waktu yang lama, karena 'ritual' ini cukup menyiksa," sebutnya.
Untuk itu, dirinya menyarankan, perlu dengan cepat menciptakan kekebalan masal, atau herd immunity supaya kita bisa dengan cepat kembali kepada keadaan normal.
"Kekebalan masal ini bisa didapatkan secara alami dan buatan. Alami, berarti kita membiarkan penularan ini terjadi sampai semua orang terpapar dan terbentuk antibody, tapi tentu saja akan ada banyak korban, sistem kesehatan akan kolaps," jelas Manoppo.
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu menciptakan cara mencapai herd immunity dengan rekayasa atau buatan yaitu dengan pemberian vaksinasi.
"Nah yang sulit pada virus yaitu kemampuannya menyesuaikan diri dengan bermutasi, inilah yang kita khawatirkan," ujarnya.
Dirinya menerangkan, beberapa mutan menjadi lebih ganas, dan bisa saja lolos dari antibody yang sudah terbentuk lewat imunisasi.
"Salah satu cara terbaik mengantisipasi ialah mengetahui kelemahan virus ini. Virus ini tidak memiliki kemampuan berpindah tempat, namun manusia sebagai induknya bisa berpindah tempat, di sinilah fungsi mengurangi mobilitas menjadi penting. Kita tidak menjadi orang-orang yang ikut memindahkan virus," papar Manoppo.
Hal ini menurutnya, menjadi dasar ilmiah bagi pemerintah menentukan kebijakan seperti PPKM yang saat ini diberlakukan.
"Dengan mengikuti rekomendasi pemerintah ini maka kita secara langsung maupun tidak langsung sudah mengambil bagian dalam mengantisipasi ledakan kasus," kata Manoppo.
Untul itu, secara praktis kita perlu menahan diri untuk berkumpul/berkerumun setidaknya sampai 21 hari kedepan, tidak keluyuran untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, dan menerapkan protokol kesehatan sebagai gaya hidup
"Dari sisi pemerintah yang perlu dilakukan ialah 3T ketat, tanpa toleransi sambil menpersiapkan kebutuhan seperti ruang isolasi, perawatan intensif dan alat dan bahan penunjang utama seperti oksigen," pungkas Akademisi Ilmu Kesehatan Masyarakat ini. (Mjr)
Baca juga: 12.546 Siswa di Tomohon Ditargetkan Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19