Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rachmawati Soekarnoputri Meninggal

Didi Mahardika Menangis Lihat Jenazah Ibunya Rachmawati Soekarnoputri dari Balik Kaca Mobil Ambulans

Duka mendalam bagi keluarga Rachmawati Soekarnoputri. Terlebih anaknya Didi Mahardika dia terlihat menangis saat melihat jenazah ibunya.

TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI
FOTO: Mobil ambulans bawa Rachmawati Soekarnoputri. 

Ia lahir di Jakarta, 27 September 1950.

Rachmawati Soekarnoputri merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Presiden Soekarno dan Fatmawati.

Ia memiliki kakak kandung, Guntur Soekarnoputra dan Megawati Soekarnoputri, sementara adiknya Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Dalam kisah percintaannya Rachmawati Soekarnoputri sempat menikah tiga kali.

Rachmawati pertama kali menikah dengan Martomo Pariatman dan kemudian bercerai lalu menikah lagi dengan Dicky Suprapto.

Namun, ia kembali berpisah dan yang terakhir ia menikah dengan Benny Sumarno.

Rachhmawati menjadi pengurus Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), dan Yayasan Bung Karno.

Tujuan didirikannya instansi pendidikan itu untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Bung Karno yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Antara lain Trisakti Bung Karno yaitu, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Kiprah politik Rachmawati Soekarnoputri mulai nampak pada pertengahan tahun 2001 ketika ia mendeklarasikan Forum Nasional di mana dia mulai mengecam para elit politik yang menurutnya berada di menara gading.

Saat Forum Nasional melahirkan Partai Persatuan Bangsa Indonesia, Rachmawati dijadikan Calon Presiden oleh partai tersebut walaupun ia bukan termasuk pendiri partai.

Satu tahun setelah peristiwa itu barulah Rachmawati mendirikan Partai Pelopor yang mengandalkan konstituennya dari kalangan urban muda marhaenis.

Partai yang bersemangat marhaenis ini menjanjikan tidak akan berkompromi terhadap para pelanggar HAM, menolak dwifungsi TNI/Polri dan menolak ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional.

Selain itu kiprahnya di kancah politik, dia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Ketua Umum Partai Pelopor.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved