Sosok Tokoh
SOSOK Moehammad Jasin, Pejuang di Bidang Kepolisian, Lahir di Sulawesi, Ini Aksinya yang Monumental
Selamat HUT ke 75 Bhayangkara, diperingati hari ini Kamis 1 Juli 2021. Ada banyak sejarah Bhayangkara di Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Selamat HUT ke 75 Bhayangkara, diperingati hari ini Kamis 1 Juli 2021.
Ada banyak sejarah Bhayangkara di Indonesia.
Dan inilah satu di antara tokoh bersejarah di bidang kepolisian.
Baca juga: Hari Ini 75 Tahun yang Lalu, HUT Bhayangkara, Ini Sejarahnya, Dulu Bertugas Melindungi Raja
Baca juga: Kata-kata Mutiara Ucapan Selamat HUT ke 75 Bhayangkara, Kumpulan 50 Ucapan,Cocok Dibagikan ke Medsos
Baca juga: Selamat HUT ke-75 Bhayangkara Kamis 1 Juli 2021, Ini Cara Mudah Buat Twibbon Kartu Ucapan, Klik Link
Komjen Moehammad Jasin. (©buku Gramedia Pustaka Utama/Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang)
Komisaris Jenderal Polisi Dr. H. Moehammad Jasin yang selanjutnya disebut Moehammad Jasin.
Dia adalah tokoh pejuang Indonesia di bidang kepolisian.
Moehammad Jasin lahir pada tanggal 9 Juni 1920 di Bau-Bau, Buton, Sulawesi.
Setelah Indonesia merdeka, Jasin cukup aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Aksinya yang cukup monumental adalah memproklamasikan Polisi Istimewa atau (Tokubetsu Keisatsu Tai) menjadi Polisi Republik Indonesia (PRI)
Polisi Istimewa sebelumnya adalah badan kepolisian bentukan pemerintahan militer di Indonesia di mana Jasin jadi komandannya di Surabaya.
Dalam aksinya, PRI terlibat berbagai upaya penyerangan dan perampasan senjata-senjata milik serdadu militer Jepang.
Aksi penyerbuan ke gedung Kempetai, yang merupakan benteng pertahanan Jepang, Moehammad Jasin berunding dengan komandan Kempetai.
Moehammad Jasin membujuk pihak Kempetai agar menyerah. dan ia akan menjamin keselamatan mereka.
Dengan menggunakan senjata rampasan, Moehammad Jasin memimpin langsung pasukan PRI untuk menghadapi pasukan Inggris dan Belanda, yang mendarat di Tanjung Perak Surabaya, 25 Oktober 1945.
Di medan pertempuran ini, PRI terlibat dalam Insiden Bendera di Hotel Yamato tanggal 19 September 1945 dan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Berkat jasa-jasanya, Moehammad Jasin diangkat menjadi pahlawan nasional pada tahun 2015.
Ia juga mendapat gelar Bapak Brigade Mobil (Brimob). [1]
Kehidupan Pribadi
Moehammad Jasin lahir pada tanggal 9 Juni 1920 di Bau-Bau, Buton, Sulawesi.
Ia mempunyai ayah bernama, Haji Mekah yang berasal dari Bone, sedangkan ibunya bernama, Siti Rugayah, berasal dari Maros.
Moehammad Jasin adalah anak laki-laki satu-satunya dari pasangan suami-istri ini.
Ketertarikannya dengan kepolisian bermula dari bujukan kakak iparnya bernama Abu Baeda.
Dalam buku berjudul Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang: Meluruskan Sejarah Kelahiran Polisi Indonesia, Jasin menerangkan bahwa ia pada awalnya memang tidak tertarik masuk kepolisian pemerintah Hindia Belanda.
Hal itu disebebkan karena ia bercita-cita menjadi penerbang dan sempat mengikuti pelatihan penerbangan.
Namun karena tidak mendapat restu dari orangtua, karena pekerjaan penerbangan dianggap sebagai pekerjaan mencari mati, maka kakak iparnya inilah yang membantu Jasin untuk masuk ke Komisaris Polisi di Makassar.
Namun demikian, nasib berkata lain, prestasi Moehammad Jasin di kepolisian justru cemerlang pada masa akhir pemerintahan Hindia Belanda, Jepang, hingga masa kemerdekaan. [2]
Riwayat Pendidikan
Moehammad Jasin pernah mengikuti pendidikan umum di Volkschool di Bau-Bau.
Kemudian berlanjut ke Hollands Inlandsche School (HIS) dan Schakel School di Makassar.
Selanjutnya, pendidikan formalnya yang terakhir adalah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Makassar.
Setelah lulus dari MULO pada tahun 1941, Jasin mengikuti pendidikan kepolisian di Sekolah Polisi di Sukabumi, Jawa Barat.
Sempat tidak menyukai bidang kepolisian, Moehammad Jasin kemudian sempat mengikuti pelatihan penerbangan militer di Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) di Bandung.
Keikutsertaannya itu dilakukan setelah lulus sekolah menengah pada tahun 1941.
Namun, keinginannya itu tidak mendapat restu. Orangtua Jasin menganggap terbang dengan pesawat sama saja cari mati, ia justru dibantu kakak iparnya untuk masuk institusi kepolisian.
Selesai mengikuti pendidikan kepolisian, Moehammad Jasin mendapat pangkat Hoofd Agent.
Pada masa awal kependudukan Jepang, Moehammad Jasin kembali ke Sukabumi juga untuk mengikuti pendidikan polisi ala Jepang yang lebih bercirikan pendidikan militer. [3]
Riwayat Pekerjaan, Organisasi, dan Pertempuran
Dengan pangkat pertamanya, Moehammad Jasin bertugas di kantor Polisi Seksi 111 di Bubutan, Surabaya.
Pada masa awal kependudukan Jepang, Moehammad Jasin kembali ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan polisi ala Jepang yang lebih bercirikan pendidikan militer.
Sesudah itu, Moehammad Jasin ditempatkan di Gresik dan bertugas sebagai instruktur di Sekolah Polisi di Surabaya.
Sekolah Polisi tersebut adalah tempat mendidik calon-calon anggota Tokubetsu Keisatsu Tai (Polisi Istimewa) bentuken pemerintahan militer Jepang.
Di sekolah tersebut, bukan hanya ilmu kepolisian yang diajarkan, tetapi juga kemiliteran.
Di sekolah ini Moehammad Jasin juga sempat memberikan pelatihan terhadap anggota Seinendan. [4]
Pada masa proklamasi kemerdekaan, Moehammad Jasin pernah memprokamirkan berdirinya Polisi Republik Indonesia (PRI) dan menghapuskan lembaga Polisi Istimewa di Surabaya.
Moehammad Jasin juga terlibat dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Selain itu, Moehammad Jasin juga pernah ditugaskan untuk menumpas separatisme di Madiun.
Kemudian saat meletusnya separatisme Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI/Permesta), Moehammad Jasin sempat menemuo Duta Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones.
Jasin mengatakan agar Amerika Serikat tidak perlu mengirimkan pasukan untuk PRRI/Permesta.
Pada awal 1965, Moehammad Jasin diangkat menjadi Sekretaris Komando Operasi Tertinggi (KOTI).
Selain bertugas di lingkungan kepolisian, Moehammad Jasin juga pernah diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), kemudian anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan kemudian MPR.
Di luar lembaga kenegaraan, Moehammad Jasin tercatat sebagai anggota Pimpinanan Markas Besar Legiun Veteran RI dan Ketua Yayasan 10 November, serta beberapa organisasi lain.
Pada tahun 1967 sampai 1970, Moehammad Jasin bertugas sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Negara Tanzania. [5]
Wafat & Penghargaan
Moehammad Jasin meninggal dunia pada tanggal 3 Mei 2012 di Rumah Sakit Polri Soekamto.
Jenazah Moehammad Jasin dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta.
Atas jasa-jasanya terhadap bangsa dan negara, pemerintah menghadiahinya beberapa tanda penghargaan.
Salah satu di antaranya ialah Bintang Mahaputra Utama pada tahun 1995.
Selanjutnya, Moehammad Jasin diangkat menjadi pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan No. 116 / TK / Tahun 2015.
Profil
Nama: Moehammad Jasin
Nama & Gelar Komisaris Jenderal Polisi Dr. H. Moehammad Jasin
Lahir: Bau-Bau, Buton, Sulawesi, 9 Juni 1920
Wafat: 3 Mei 2012 di Rumah Sakit Polri Soekamto
Keluarga
Ayah: Haji Mekah
Ibu: Siti Rugayah
Istri: Siti Aliyah Kessing
Anak: 1. Rubyanti Jasin, 2. Djauhar Jasin, 3. Djuanda Jasin, 4. Djuwaitar Jasin
Riwayat Pendidikan
-Volkschool di Bau-Bau
-Hollands Inlandsche School (HIS) di Makassar
-Schakel School di Makassar
-Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Makassar
-Pendidikan Kepolisian di Sekolah Polisi di Sukabumi, Jawa Barat
Riwayat Pekerjaan
-Hoofd Agent - Kantor Polisi Seksi 111 di Bubutan, Surabaya.
-Instruktur - Sekolah Polisi di Surabaya
-Komandan Militer Sektor Timur Madiun
-Komandan dan Koordinator - Mobiele Brigade (Mobbrig) / Brigade Mobil (Brimob)
-Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
-Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
-Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
-Anggota Pimpinan Markas Besar Legiun Veteran RI
-Ketua Yayasan 10 November
-Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI - Negara Tanzania
Berita Terkait Hari Bhayangkara 2021
https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/09/17-agustus-serial-pahlawan-nasional-moehammad-jasin