Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

OPINI

PDI Perjuangan Sulut: Kampung Tempat Berlindung dari Covid-19

Catatan J Osdar menyambut Rakerda PDIP Sulut yang digelar di Kota Manado hari ini.

Dokumen Humas PDI Perjuangan Sulut
Rakerda PDI Perjuangan Sulut di Kota Manado, Senin 28 Juni 2021. 

Oleh: J Osdar
Warga Kota Manado

Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sulawesi Utara (Sulut) bukan hanya dipenuhi gairah abstrak atau impian melayang di awan.

Tapi Rakerda PDIP Sulut harus bisa melihat hal konkret yang dihadapi rakyat banyak yang sedang berperang dengan virus corona saat ini.

Saya menulis artikel ini dengan menjadikan Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Sulut Rocky Wowor sebagai juru bicara.

Paling tidak Rocky saya jadikan juru bicara Rakerda ini untuk saya. Lewat Rocky saya membuat beberapa catatan tentang Rakerda ini.

Pembahasan soal memperkuat desa dengan pertanian yang kuat menjadi tema atau fokus perhatian.

Pertanian bahan pangan pokok paling utama diperhatian oleh partai 'wong cilik' atau partainya kaum 'marhaen'. Kaum 'marhaen' PDI Perjuangan ini beda dengan kaum proletar dalam filsafat sosial Barat.

Kaum marhaen bukan hanya sebagai alat produksi tapi wong cilik yang punya modal alat produksi walau kecil tapi dilandasi semangat gotong royong antar sesama menghadapi kehidupan sosial dan ekonomi.

Rakerda PDIP Sulut diadakan di Jalan Pomorow Manado hari Senin, 28 Juni 2021.

Sekitar 150 petugas partai di jajaran legislatif, eksekutif dan kader-kader di sayap partai. Peserta lainnya mengikuti secara virtual.

Rakerda PDIP Sulut di Kota Manado, Senin 28 Juni 2021.
Rakerda PDIP Sulut di Kota Manado, Senin 28 Juni 2021. (Dokumen Humas PDI Perjuangan Sulut)

Olly dan karismanya

Seperti diketahui dari 2015 hingga saat ini pemerintahan Provinsi Utara dan sebagian besar kabupaten dan kota wilayah ini dikendalikan oleh PDI Perjuangan.

Kini Sulut menjadi benteng tangguh PDI Perjuangan.

Ini antara lain berkat Olly Dondokambey, yang saat ini selain sebagai Gubernur Sulut, juga sebagai Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan yang berkantor di Jakarta dan Ketua DPD Perjuangan Sulut.

Olly kini tergolong orang kuat dan karismatik di Sulut. Sehingga Rakerda ini perlu dicermati.

Rakerda satu hari ini nampak sebagai persiapan Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan yang diagendakan Agustus 2021 mendatang.

Lebih jauh lagi Rakerda dan Rakernas ini adalah bagian dari konsolidasi partai menyongsong pemilihan umum 2024, termasuk pemilihan presiden pengganti Joko Widodo.

Siapa yang akan diajukan PDI Perjuangan, tentu ini sangat tergantung dengan fatwa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Namun, belum lama ini di Sulut telah menggemakan nama Puan Maharani, salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan dan Ketua DPR sebagai pengganti Jokowi.

Megawati dan Mata Air

Kembali ke Rakerda di Pomorow, Manado. Megawati telah menggariskan temanya, “Desa kuat, Indonesia maju dan berdaulat”. Sub tema : Desa, taman sari kemajuan Nusantara.

Tema besar dan sub tema ini sudah sering diserukan Megawati dalam pidato-pidatonya, terutama dalam ulang tahun ke-47 dan ke-48 PDI Perjuangan di Jakarta tahun 2020 dan 2021.

Terakhir pada hari jadi ke-48 PDI Perjuangan, Megawati bahkan mengkritik pemerintah dalam penyusunan data-data desa, dusun atau kampung di Indonesia.

Lebih konkret lagi, seperti yang sering diserukan, Megawati minta agar bangsa ini memperhatian soal tanaman atau pertanian bahan pangan dan mata air.

Ia berkali-kali sejak masih menjadi presiden (23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004), mengingatkan bahaya kelaparan di negeri ini bisa terjadi bila tanah persawahan atau kebun bahan pangan beralih fungsi.

Soal mata air juga menjadi sorotan yang selalu dikatakan Mega. Sebagai catatan Sulut punya banyak mata air istimewa.

Misal di kampung Warembungan, Minahasa Induk dan mata air Malimbukan yang ada tidak jauh dari halaman rumah pribadi gubernur di Kolongan, Minahasa Utara.

Mata air di Warembungan adalah satu sumber air bagi Manado sejak ratusan tahun lalu.

Mata air Malimbukan punya keistimewaan, airnya panas di malam hari dan dingin di siang hari.

Kedua mata air dan ratusan lainnya di Sulut mungkin bisa menjadi hal menarik bagi orang, termasuk Megawati.

Soal desa, kampung atau dusun dan pertanian pangan di Sulut kini telah menarik perhatian internasional, terutama dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO (Food and Agriculture Organization).

Sementara itu selama ini Olly Dondokambey telah menghidupkan kembali desa-desa pertanian, seperti di Modoinding, Minahasa Selatan.

Olly sendiri sering terjun sendiri ke kebun-kebun menanam ubi, bete, pepaya, padi, tomat, rica dan seterusnya.

Jangan Mimpi Jadi Rotterdam

Kini di musim pandemi Corona, banyak orang yang bekerja di wilayah perkotaan pulang kampung yang masih memberi harapan mendapatkan makanan sehari-hari.

Pandemi covid -19 membuat wilayah wisatawan, termasuk di Bali dan Sulut merosot.

Banyak pegawai hotel dan pabrik-pabrik pulang kampung. Desa harus menampung mereka. Desa dan pertanian harus diperkuat.

Sulut adalah tanah subur, tanaman apa saja bisa tumbuh bagus.

Desa, kampung, dusun Sulut bisa menjadi salah satu lumbung pangan Nusantara.

Paling penting saat ini desa atau kampung bisa jadi benteng bangsa ini menghadapi pandemi yang membuat ekonomi merosot.

Bila pemerintahan PDI Perjuangan Sulut bisa memperkuat desa atau kampung nya, ini akan jadi bagian dari legasi Nusantara yang berdaulat.

Ini bagian dari Tri Sakti, mandiri dalam pembangunan.

Maka jangan prnah bermimpi jadikan Sulut dan Manado seperti Rotterdam, Amsterdam, Singapura atau New York.

Jadikan kampung di Sulut yang kuat dan berkepribadian Nusantara. Amin. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved