Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minut

Kisah Bekas Markas Jepang di Minut, Dulu Tempat Simpan Senjata, Kini Lokasi Uji Nyali

Sisa gudang Jepang dapat ditemui di perbatasan Desa Laikit dan Dimembe di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Sisa gudang tentara Jepang yang dapat ditemui di perbatasan Desa Laikit dan Dimembe di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (Minut). 

"Mereka tahu itu dari buku memoar seorang prajurit Jepang. Dalam buku itu ada catatan tentang kakek mereka yang wafat di penjara tua setelah ditawan tentara sekutu," katanya.

Penjara Tua dibangun oleh Portugis pada tahun 1500-an. Kemudian diambil alih Belanda pada masa kekuasaan VOC.

Di sinilah jejak berdarah penjara itu dimulai. Para tahanan yang ditahan di sana adalah yang sudah pasti dihukum mati.

Mereka adalah politisi, pemberontak dan penjahat besar yang dosanya tak terampuni.

Pahlawan nasional Imam Bonjol dan Kyai Modjo pernah ditawan di penjara itu.

Kekejaman tersebut berlanjut di era penjajahan Jepang dan selanjutnya saat Sekutu yang membonceng NICA tiba di pelabuhan Kema untuk melucuti tentara Jepang.

Tak jauh dari penjara tersebut, terdapat sebuah lokasi pembantaian.

Para tahanan dimasukan dalam sebuah tempat mirip lorong bawah tanah kemudian ditembak dari dari atas.

Atau, tahanan disuruh menggali lubang, lantas ditembak dan dikubur pada lubang yang ia gali. 

Lokasi pembantaian tersebut kini telah menjadi rumah warga. 

Entah sudah berapa ratus nyawa yang disembelih di sana. Aura penyiksaan masih terasa hingga kini.

Masuk ke penjara itu, bulu kuduk meremang. Pengunjung disarankan tak masuk sendirian.

"Hati hati, minta permisi dulu," kata Memed.

Memed yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari situ, takut masuk ke penjara itu sendirian. Banyak hal hal aneh terjadi di sana.

"Di sana ada penunggunya berupa tentara bule berpakaian serdadu mirip pramuka, ada pula ular besar mirip naga. Itu daerah terlarang bagi anak anak," kata dia.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved