Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Buaya Peliharaan

Kisah Buaya Kesayangan yang Dipelihara Seorang Purnawirawan TNI Selama 20 Tahun, Kini Harus Berpisah

Buaya yang dipelihara hingga pulihan tahun kini harus berpisah. Diketahui yang memelihara buaya tersebut adalah seorang purnawirawan TNI.

Editor: Glendi Manengal
Kolase Tribunnews: TribunSolo.com/Septiana Ayu
(Kiri) foto buaya yang dipelihara dan (Kanan) foto Warsidin (75). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Buaya yang dipelihara hingga pulihan tahun kini harus berpisah.

Diketahui yang memelihara buaya tersebut adalah seorang purnawirawan TNI.

Ternyata buaya tersebut sudah dipeliharanya selama 20 tahun dan kini harus berpisah.

Baca juga: Viral Bayi Mungil di Semarang Ditemukan Terbungkus Kardus Sepatu hingga Dipenuhi Semut

Baca juga: Kisah Indi, Mahasiswa Peneliti Monyet Yaki, Tinggal Selama 10 Bulan di Hutan, Temukan Fakta Menarik

Baca juga: Wakapolres Menangis Pasien Covid-19 yang Ditolongnya Meninggal: Mohon Maaf Bu, Ibu Jaga Kesehatan

Foto : Ilustrasi buaya. (Freepik)

Kisah seorang purnawirawan TNI selama 20 tahun pelihara buaya datang dari Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Dia bernama Warsidin (75) yang memiliki buaya seberat 300 kilogram dan panjang hampir 3 meter.

Ia merawat buaya tersebut di sebuah kandang yang tidak jauh dari rumah warga.

Kandang hanya ditutup bangunan semi permanen berlapis lempengan drum bekas, bukan jeruji besi.

Namun, setelah puluhan tahun bersama, kini Warsidin harus rela berpisah dengan hewan kesayangannya itu.

Ia menyerahkan buayanya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.

Warsidin mengaku telah memelihara buaya sejak dirinya pensiun dari TNI tahun 2001.

"Awalnya buaya itu kan gini, waktu di Indramayu, ada orang yang mau bangun masjid, kebetulan orang tersebut punya buaya kecil," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (25/6/2021).

Ia mengatakan di Kabupaten Indramayu memiliki penangkaran buaya yang besar-besar.

"Mungkin anakan buaya itu hanyut di sungai yang mengalir ke bawahnya, kemudian ditemukan oleh orang tersebut," jelas dia.

Karena pada dasarnya pihaknya pecinta hewan, kemudian buaya tersebut ditukarkannya dengan uang.

"Kemudian saya tukar uang, waktu tahun 2001 itu saya bayar Rp 1 juta," ujarnya.

Kemudian, karena purna tugas, akhirnya Warsidin memelihara buaya tersebut di rumahnya di Sambungmacan.

Kemudian, ia rawat dengan penuh kasih sayang hingga besar.

"Lama kelamaan saya senang, waktu itu juga dengar kabar berita, di kebun binatang Surabaya, ada buaya yang meninggal, apakah kurang makan?," jelasnya.

Warsidin ingin menantang dirinya, apakah dirinya mampu merawat buaya.

"Saya pelihara, saya kasih makan tertib dan teratur, akhirnya bisa hidup selama 20 tahun," kata dia.

Bahkan, Warsidin pun rela merogoh kocek dalam, untuk membelikan makan buaya, yakni beberapa ekor ayam.

"Ya namanya senang, dibuat untuk dibelikan berapapun (ayam) kan ya senang, terakhir itu saya beli 6 ekor ayam besar-besar yang sudah mati," jelasnya.

Menurutnya, pelihara buaya hal yang paling mudah untuk dilakukan.

Bahkan, selama ini tidak berpengaruh ke lingkungan sekitar, karena dikandang dengan ketat.

"Yang penting itu makannya teratur, kandangnya juga harus kuat, saya buat kandangnya itu ukuran 3 x 2,5 meter, kuat itu pakai seng," terangnya.

Karena dikasih makan ayam mati, pihaknya hanya mengeluarkan uang sebanyak Rp 80.000 perbulan.

"Kalau makannya setengah bulan sekali, bisa dikasih 3-4 ekor, dalam sebulan ya kira-kira bisa habis Rp 80 ribu," tambahnya.

Foto : Buaya super besar milik Warsidin di lingkungan Desa/Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. (TRIBUNSOLO.COM/dok BKSDA)

Alasan Dilepas

Warsidin mengaku, dirinya rela melepas buaya kenangannya karena pihaknya sudah tua.

"Pertama gini, saya sudah tua, ibu juga sudah tua, jadinya mulai was-was," kata dia.

Kemudian, selain itu banyak burung dara tetangga yang datang ke kandang buaya untuk minum.

"Ada burung dara yang suka minum di bagian kolam buaya, kan buaya suka sama burung dara, dia ikut lompat-lompat," ujarnya.

"Takutnya merusak kandang, terus keluar, kalau tahunya siang nggak papa, kalau malam, kan berbahaya," tambahnya.

Meski berat melepaskan buaya kesayangan, Warsidin mengaku ikhlas demi keselamatan bersama.

"Saya sayang betul itu, saya rawat dari kecil hingga besar, teratur makannya, sekarang katanya dibawa ke Semarang," ujarnya.

Bahkan besarnya buaya, membuat proses evakuasi berjalan dengan cukup lama.

Bahkan, memakan waktu selama 1,5 jam.

Proses evakuasi dibantu oleh petugas dari BKSDA, kepolisian dan koramil terdekat.

"Kalau mereka punya teorinya sendiri, tampar dikasih kolong, kemudian dia masukkan ke mulutnya, kemudian buaya terguling-guling, hingga semua badannya terikat," jelasnya.

Kemudian, buaya dimasukkan kedalam truk yang diangkat oleh 9 orang.

Berita lainnya terkait Buaya

(TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Inilah Buaya Milik Warga Sragen : Dipelihara 20 Tahun, Berbobot 3 Kuintal & Panjang Hampir 3 Meter, https://solo.tribunnews.com/2021/06/25/inilah-buaya-milik-warga-sragen-dipelihara-20-tahun-berbobot-3-kuintal-panjang-hampir-3-meter.

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved