Profil Tokoh Daerah
Sosok Teddy Kumaat, Pencetus Nama Jembatan Soekarno di Sulut, Selalu Kerja Keras untuk Masyarakat
Mantan Wakil Wali Kota Manado Teddy Kumaat adalah pencetus naman Jembatan Soekarno di Sulawesi Utara
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar duka menghampiri warga kota Manado.
Mantan Wakil Wali Kota Manado Teddy Kumaat dikabarkan meninggal dunia di RSUP Prof Kandouw
Infonya yang dihimpun tribunmanado.co.id, Teddy Kumaat dikabarkan meninggal pukul 13.14 Wita, dan jenazah berada di ICCU RSUP Prof Kandouw.
Diketahui Teddy Kumaat merupakan Mantan Wakil Wali Kota Manado pada tahun 2000 sampai 2005.
Dia pun adalah mantan Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sulut dan Mantan Anggota DPRD Sulut Dapil Manado.
Sewaktu masih Anggota DPRD, Teddy Kumaat selalu membulatkan tekad bekerja maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.
“Bukan anggota dewan namanya kalau kita tidak peka terhadap aspirasi rakyat. Intinya anggota dewan adalah penyambung lidah rakyat dan harus kritis kepada eksekutif,” jelasnya kala itu.
Pencetus Nama Jembatan Soekarno
Tak banyak yang tahu jika nama Soekarno pada Jembatan Soekarno merupakan bagian dari upaya lobi pemerintah waktu itu yang dipimpin Wempie Frederik dan Teddy Kumaat.
Hal itu dibeber Wempie dalam wawancara khusus dengan Tribun Manado di kediamannya di Jalan Santu Yoseph Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang.
"Kita pakai nama Sukarno untuk menarik hati pemerintah yang kala itu dipimpin Presiden Megawati," kata dia.
Wempie mengatakan, jembatan itu mulanya bernama Nyiur Melambai. Pembuatan jembatan itu merupakan ide Gubernur EE Mangindaan yang didukung Ir Lucky Harri Korah, Wali Kota Manado sebelum Wempie.
"Mulanya jembatan itu namanya Nyiur Melambai," kata dia.
Ketika Wempie bersama Teddy Kumaat mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan Manado, pembuatan jembatan itu menjadi salah satu prioritas.

Masalahnya, pemerintah tak cukup punya uang.
"Hadirnya jembatan itu sangat mendesak, persoalannya kita tak punya cukup uang," kata dia. Keduanya lalu berembuk, mencari solusi.
Sebuah ide muncul di benak Wempie, sewaktu Kumaat menyebut Jembatan Megawati yang juga berada di pusat kota.
"Mengapa kita tidak namakan saja Jembatan Soekarno, kan bisa bersanding dengan Jembatan Megawati," kata dia.
Ide itu disetujui Kumaat, yang menganggap nama Soekarno akan mengundang respon Presiden Megawati.
Nyiur Melambai pun berganti Soekarno.
Suatu hari, suami Megawati almarhum Taufik Kiemas menggelar acara.
Kumaaat yang waktu itu merupakan kader PDIP mengajak Wempie ke acara itu.
Disana mereka bertemu Taufik untuk menyampaikan ide tentang Jembatan Soekarno.
Disana mereka bertemu Taufik untuk menyampaikan ide tentang Jembatan Soekarno.
"Di luar dugaan, Taufik langsung setuju, bahkan memangggil Menteri Pekerjaan Umum," ujarnya.
Dalam pertemuan selanjutnya dengan Menteri Pekerjaan Umum saat itu, keduanya bisa meyakinkan jika jembatan itu pantas jadi proyek nasional.
Proyek itu pun berjalan lancar. Bahkan, setahun setelah itu, Megawati berkenan mengadakan peletakan pertama Jembatan itu.
Peletakan pertama berlangsung di samping sebuah gedung tua. Ia ingat kata - kata Megawati kala itu.
"Tolong Pak Wali jangan hancurkan gedung ini," katanya.
Wempie menuturkan, hampir tak ada penolakan warga terkait pembangunan jembatan itu.
Warga, kata dia, sangat mendukung, bahkan mendesak agar jembatan itu cepat- cepat dibangun.
"Biasanya ada saja yang tidak suka, namun saat itu semua sepakat bahwa Manado memerlukan jembatan itu," katanya.

Menurut Wempi, jembatan itu merupakan bagian dari grand design dari area pariwisata di sekitar kompleks pasar 45. Hambatannya adalah Pasar Bersehati.
"Pasar Bersehati harus dipindahkan, tapi itu tak mudah, grand design itu akhirnya tak jalan, padahal itu merupakan kajian antar lembaga serta bernilai akademis," ujarnya.
Wempie terus memantau pembangunan jembatan itu. Dari para ahli, ia tahu jika kendala pembangunan jembatan itu adalah keadaan medan yang berawa serta tanah hasil reklamasi.
"Para ahli mengaku sulit menyambung jembatan, setiap langkah dilakukan dengan hati - hati," katanya.
Ketika Wempi meletakkan jabatan, pengerjaan sudah sampai pada tahap pemasangan tiang pancang.
Wempi menduga lamanya pengerjaan jembatan selain karena sulit secara teknis, juga dikarenakan kurangnya keuangan.
Sulitnya memperoleh dana, duga Wempie, dikarenakan lobi yang tidak ampuh."Kami saja harus pakai cara di luar kotak," ujarnya. (Tribun Manado/Arthur Rompis/David Kusuma/Rhendi Umar)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: