Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Selasa, 22 Juni 2021, Roma 2:3-4 : Menghakimi Diri Sendiri

Orang yang menghakimi orang lain, adalah seperti mencuci tangannya di lumpur atau air kotor. Dia menganggap tangannya sudah bersih, padahal lebih koto

Editor: Aldi Ponge
YOUTUBE
RENUNGAN FIRMAN 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti membuang ludah ke langit, itulah yang sering terjadi dalam praktik hidup manusia. Menghakimi sesama, menjadi kebiasaan.  

Padahal, hal yang sesungguhnya dituduhkan kepada orang lain, dilakukannya sendiri. Dia tidak menyadari bahwa materi penghakiman yang dialamatkan kepada orang lain, justeru dilakukannya sendiri.

Ibarat membuang ludah ke langit (udara), akhirnya ludahnya jatuh ke wajah sendiri. Seperti menunjuk orang dengan 1 jari, padahal 4 jarinya menunjuk ke diri sendiri.

Tanpa disadarinya, ketika dia menghakimi orang lain, sesungguhnya dia sedang menghakimi bahkan menghukum dirinya sendiri.

Demikianlah sering terjadi dalam hidup kita. Dalam banyak hal, kita lebih suka menyalahkan orang lain, padahal sumber masalahnya adalah diri kita sendiri.

Orang yang menghakimi orang lain, adalah seperti mencuci tangannya di lumpur atau air kotor. Dia menganggap tangannya sudah bersih, padahal lebih kotor.

Begitulah tipe orang-orang egois, yang merasa diri baik dan benar. Juga merasa diri pintar, orang lain rendah dan bodoh. Padahal, dia sendiri sedang menghina dirinya sendiri.

Keegoisan hidup seperti ini sering memerangkap cara hidup manusia. Itulah sebabnya, Rasul Paulus mengingatkan agar umat Kristen di Roma, tidak berlaku munafik dan jahat seperti itu.

Sebab orang yang demikian, tidak akan lolos dari hukuman Kristus. Penghakiman mereka akan menghukum diri mereka sendiri. Akibat mulut badan binasa. Gegara kebodohan sendiri, raga menderita sengsara.

Demikian firman Tuhan hari ini. "Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?" (ay 3, 4)

Sadarlah kita, bahwa sesungguhnya ketika kita menghakimi seseorang, sebenarnya kita sedang dan telah menghakimi diri kita sendiri. Ingatlah bahwa lobang jerat yang kita gali untuk memerangkap orang lain, akan menangkap kaki kita dan memasukkan tubuh kita ke lobang itu.

Paulus menegaskan bahwa Tuhan Yesus tidak akan berkompromi dengan prilaku egois seperti itu. Sebab Dia adalah Tuhan Yang Mahaadil dan Mahakasih.

Paulus mengingatkan bahwa kasih Kristus yang luar biasa bagi manusia, tidak berarti Dia berkompromi dengan dosa.

Justeru Dia meminta agar kita bertobat dulu, baru mendapatkan belas kasihan dari pada-Nya. Jadi kasih Kristus tidak untuk membenarkan yang salah, tapi mengampuni yang bertobat dari kesalahannya

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved