Bulan Soekarno
Hari Ini 21 Juni 1970 Soekarno Sang Proklamator Meninggal, Berikut Kata Terakhir yang Diucapkannya
Soekarno meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, pada umur 69 tahun dengan status sebagai Tanahan Politik.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Hari ini tanggal 21 Juni 1970 Soekarno, Sang Proklamator kemerdekaan Indonesia menghembuskan nafas yang terakhir.
Ia meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, pada umur 69 tahun dengan status sebagai Tahanan Politik.
Siapa pun tahun Soekarno, memiliki jasa amat besar besar bagi negara ini.
Jasa yang tak sebanding dengan perlakuan pemerintah setelahnya, di hari-hari terakhir kehidupannya.
Soekarno mengalami pengasingan di Wisma Yaso saat kekuasaannya mulai berkurang.
Bahkan, saat sudah sakit-sakitan Soekarno juga masih harus mendapatkan pengawasan ketat.

Menurut buku "Soekarno Poenja Tjerita" yang diterbitkan tahun 2016, pihak keluarga juga dipersulit saat akan menjenguk Soekarno.
Sejumlah alat penyadap pun dipasang di setiap sudut rumah.
"Rupanya singa tua yang sakit-sakitan dalam sangkar berlapis ini masih menakutkan bagi Jenderal Soeharto," tulis buku itu.
Puncaknya, saat Soekarno dilarikan dari Wisma Yaso pada 16 Juni 1970.
Saat itu Soekarno sudah dalam kondisi sekarat.
Soekarno ditempatkan dalam sepetak kamar yang berpenjagaan berlapis di lorong rumah sakit.
Kondisi Soekarno kala itu terus memburuk.
Pada 20 Juni 1970, tepatnya pukul 20.30 WIB, kesadaran Soekarno menurun. Kemudian ia pun mengalami koma.
Mahar Mardjono, dokter yang menangani Soekarno tampaknya sudah mahfum apa yang sedang terjadi.
Mahar kemudian menghubungi anak-anak Soekarno.

Mereka pun berkumpul di RSPAD Gatot Soebroto tempat Soekarno dirawat pada Minggu, 21 Juni 1970, pukul 06.30 WIB.
Mereka yang datang saat itu adalah Guntur, Megawati, Sukmawati, Guruh dan Rachmawati.
Pukul 07.00 WIB, dokter Mahar membuka pintu kamar.
Anak-anak Soekarno masuk ke kamar perawatan, dan mengajukan sejumlah pertanyaan ke dokter Mahar.
Meski demikian, dokter Mahar tak menjawabnya.
Ia hanya menggelengkan kepala.
Beberapa saat kemudian, suster mencabut selang makanan, dan alat bantu pernapasan.
Anak-anak Soekarno kemudian mengucapkan takbir.
Megawati membisikkan kalimat syahadat ke telinga Soekarno.
Soekarno yang masih bisa mendengar ucapan Megawati, berusaha mengikutinya.
Namun, kalimat yang diucapkan Soekarno tak selesai.
Soekarno hanya mampu mengucapkan "Allah".
"Allaaah...," ucap Soekarno lirih seiring napasnya yang terakhir.
Itulah kata terakhir yang diucapkan Soekarno.
Tangis keluarga pun pecah.
Soekarno meninggal pada pukul 07.07 WIB.
Sebagaimana wasiatnya, Soekarno ingin dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor.
Namun oleh pemerintah saat itu, Kota Blitar, Jawa Timur dipilih sebagai tempat pemakaman Soekarno.
Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970.
Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.
Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur upacara.
Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.
Biografi Singkat

Soekarno dilahirkan dengan nama Koesno Sosrodihardjo pada tanggal 6 Juni 1901 di Peneleh, Surabaya, Hindia Belanda.
Karena dilahirkan saat fajar menyingsing, kelak Soekarno dijuluki sebagai Putra Sang Fajar.
Namanya diganti menjadi Soekarno karena kerap sakit-sakitan.
Soekarno adalah putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.
Ibunda Bung Karno merupakan bangsawan Bali. Kedua orang tua Soekarno bertemu saat sang ayah menjadi guru di Bali.
Soekarni hanya sebentar tinggal dengan kedua orang tuanya di Blitar. Kemudian beliau pindah ke Surabaya untuk menamatkan SD.
Selama di Surabaya, Bung Karno tinggal di kediaman Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Setelah tamat, Bung karno melanjutkan pendidikan di HBS (Hoogere Burger School).
Lulus tahun 1920, Soekarno melanjutkan pendidikan di THS (Technische Hoogeschool) di Bandung.
THS ini merupakan cikal bakal Institut Teknologi Bandung. Soekarno lulus pada 25 Mei 1926 dan mendapat gelar "Ir".
Setelah lulus, Soekarno mendirikan Biro Insinyur bersama dengan Ir. Anwari tahun 1926.
Selama di Bandung, Bung Karno aktif dalam banyak organisasi. Beliau juga mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927.
PNI adalah partai yang bertujuan untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Karena tujuan inilah Soekarno di penjara pada 29 Desember 1929 di penjara Sukamiskin.
Bung Karno kemudian berulang kali dipenjara karena beliau tetap teguh memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan Soekarno cukup panjang sebelum akhirnya mampu menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta dan beberapa tokoh lainnya, beliau menyatakan kemerdekaan bangsa.
Dilansir dari laman RRI, Soekarno sebelumnya sudah mengemukakan dasar negara, Pancasila, pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945.
Dasar ini kemudian menjadi dasar negara Indonesia.
Kiprah Bung Karno tidak berhenti di lingkup negara Indonesia saja.
Bung Karno berusaha menghimpun bangsa-bangsa untuk membuat Gerakan Non Blok. Gerakan ini beranggotakan bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Gerakan ini merupakan hasil dari Konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung.
Bung Karno menyerahkan jabatannya sebagai presiden Indonesia setelah terjadi gejolak politik.
Gejolak ini disebabkan oleh sebuah gerakan misterius yang kemudian diberi nama sebagai Gerakan 30 September atau disingkat G30S, yang menewaskan banyak perwira TNI.
Selama hidupnya, Presiden Soekarno diketahui telah menikah dengan 9 wanita, yakni Siti Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Kartini Manoppo, Naoko Nemoto alias Ratna Sari Dewi, Heldy Djafar, Yurike Sanger dan Haryati.
• Sinar Mas Buka Lowongan Kerja Terbaru, Cari Banyak Posisi, Ini Syarat dan Cara Pendaftarannya
• Sosok Suami Bule Carissa Puteri, Tak Pernah Diekspos, Terungkap saat Makan Bersama di Pinggir Pantai
• 4 Arti Mimpi Membangun Rumah, Pertanda Keberuntungan hingga Mengalami Kesulitan, Cek Tafsirannya
SUMBER: https://lifestyle.kontan.co.id/news/biografi-singkat-bapak-proklamator-indonesia-ir-soekarno-1?page=all DAN https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/16/detik-detik-soekarno-wafat-ucapkan-1-kata-bung-karno-tak-mampu-tuntaskan-kalimat-terakhir