Gempa Bumi
Gempa Terkini Sabtu (19/06) Sore di Wilayah Rawan, Sebelumnya Terjadi Tsunami, Ini Data Magnitudo
Info gempa bumi mengguncang wilayah Maluku, tepatnya di Tual, Sabtu 19 Juni 2021 sore.
Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info guncangan gempa bumi terkini di Indonesia pada Sabtu 19 Juni, sore menjelang malam.
Dilansir dari laporan USGS Survei Geologi AS, gempa bumi mengguncang wilayah Maluku, tepatnya di Tual.
Dilaporkan, gempa berkekuatan magnitudo 4.9 SR pada pukul 16.14 Waktu Indonesia Tengah.
Analisis USGS titik lokasi pusat gempa berada di laut, 268 Km dari Tual.

Lokasi koordinat gempa 6.352°S 130.434°E.
Kedalaman gempa 50 Km.
"M 4.9 - 268 km WSW of Tual, Indonesia, 2021-06-19 08:14:55 (UTC), 6.352°S 130.434°E, 50.9 km depth" tulis USGS Survei Geologi AS, Sabtu 19 Juni 2021
Tsunami di Maluku Tengah
Gelombang tsunami melanda Maluku Tengah setelah guncangan gempa bermagnitudo 6,1.
Gempa magnitudo 6.1 mengguncang mengguncang Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (16/6/2021).
Dengan cepat tsunami datang setelah guncangan.
Selain itu, gempa menyebabkan sejumlah rumah warga rusak.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Meski demikian, ribuan warga yang tinggal di pesisir pantai diminta lebih waspada
dan menjauh untuk menghindari hal yang tak diinginkan terjadi.
Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan terkait gempa berkekuatan M 6,1 di Maluku Tengah tersebut.
Berdasarkan laporannya, pusat gempa berada di titik koordinat 3,39 LS dan 129,56 BT.
Untuk menghindari hal yang tak diinginkan terjadi, warga diminta untuk waspada
dan menjauhi sepanjang Pantai Japutih hingga Pantai Apiahu Pulau Seram.
"Warga diimbau untuk mewaspadai gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor di bawah laut bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantai Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku," kata Kepala Stasiun Geofisika Klas I Ambon (Stageof Ambon), Herlambang Hudha seperti dikutip dari Antara, Rabu.
Muncul tsunami 0,5 meter
Herlambang mengatakan, berdasarkan pantauan yang dilakukan sempat terjadi gelombang tsunami setinggi 0,5 meter usai gempa terjadi.
“Setelah terjadi gempa kita bandingkan cuma berselang dua menit, muncul tsunami tapi cepat sekali,” kata Herlambang kepada Kompas.com via telepon seluler, Rabu malam.

Tsunami tersebut, kata dia, disebabkan karena adanya longsoran bawah laut.
“Kami dari BMKG dari awal kan sudah merilis tsunami, tsunami diperkirakan karena longsoran bukan karena mekanisme gempa
yang menyebabkan tsunami tapi longsoran bawah laut, kami memperkirakannya itu,” ungkapnya.
Ribuan warga mengungsi
Ribuan warga yang berada di Kecamatan Tehoru memilih mengungsi ke tempat lebih aman setelah gempa terjadi.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah,
hingga Kamis (17/6/2021) ada sebanyak 7.227 warga yang mengungsi di beberapa desa.
“Sampai hari ini ada 7.227 jiwa warga yang masih mengungsi,” kata Kepala BPBD Abdul Latif Key kepada Kompas.com saat dikonfirmasi dari Ambon, Kamis pagi.
Ribuan warga yang mengungsi itu kebanyakan karena rumahnya telah rusak akibat gempa.
Selain itu, juga karena tinggal di wilayah pesisir pantai.
“Umumnya, rumah-rumah mereka rusak dan sebagian karena rumahnya di sekitar pantai,” kata dia.
Kesaksian warga
Salah seorang warga Dusun Mahu, Desa Tehoru, Hamsal Kinlihu mengatakan,
ia dan keluarganya memilih mengungsi karena rumahnya telah rusak parah.
“Rumah saya rusak parah, di dusun kami ada 20 rumah yang rusak dan kondisinya parah jadi kami terpaksa mengungsi dan tidur di gunung,” ujar dia.
Terkait dengan banyaknya warga yang mengungsi itu, sejumlah bantuan sudah mulai disalurkan oleh BPBD.
Antara lain terpal, tikar, tenda darurat dan bahan makanan.
Sebelumnya, Gubernur Maluku Murad Ismail dan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua juga mengimbau warga untuk menjauhi wilayah pesisir pantai.
Hal itu seiring dengan peringatan yang telah dikeluarkan BMKG terkait potensi gempa susulan dan tsunami.
(TribunManado.co.id-Fra)