Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Daniel Kolenda

Sosok Daniel Kolenda, Keliling Dunia untuk Beritakan Injil, Pimpin 22 Juta Orang Percaya Kristus

Daniel Kolenda adalah seorang penginjil misionaris, yang telah memimpin lebih dari 22 juta orang kepada Kristus secara tatap muka

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
istimewa
Daniel Kolenda adalah seorang penginjil misionaris 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Daniel Kolenda adalah seorang penginjil misionaris, yang telah memimpin lebih dari 22 juta orang kepada Kristus secara tatap muka melalui kampanye penginjilan terbuka besar-besaran di beberapa lokasi paling berbahaya, sulit dan terpencil di bumi.

Sebagai penerus Evangelist Reinhard Bonnke yang terkenal di dunia, Daniel adalah presiden dan CEO Christ for All Nations sebuah pelayanan yang telah melakukan beberapa acara penginjilan terbesar dalam sejarah, telah menerbitkan lebih dari 190 juta buku dalam 104 bahasa dan memiliki kantor di 14 negara di seluruh dunia.

Dia juga menjadi pembawa acara program televisi sindikasi internasional dan merupakan penulis delapan buku termasuk buku terlaris, 'Live Before You Die', dan 'Slaying Dragons.'

Daniel adalah seorang pengkhotbah generasi kelima yang berbakat yang pelayanannya ditandai dengan urapan penginjilan yang kuat dan mukjizat yang luar biasa menurut model Yesus: Berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan.

Daniel Kolenda dan Reinhard Bonnke
Daniel Kolenda dan Reinhard Bonnke (istimewa)

Orang buta menerima penglihatannya, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, dan orang tuli mendengar dia bahkan melihat orang mati dibangkitkan tetapi yang terpenting, orang miskin telah diberitakan Injil kepada mereka.

Penekanan Injil yang berpikiran tunggal inilah yang membuat pelayanan Daniel Kolenda untuk semua Bangsa begitu unik.

Daniel adalah lulusan Southeastern University di Lakeland, Florida dan Brownsville Revival School of Ministry di Pensacola, Florida, tetapi pendidikan terbesarnya datang dari tahun-tahun pelayanan berdampingan dengan mentor dan ayah rohaninya Evangelist Reinhard Bonnke.

Bersama-sama mereka telah mengelilingi dunia memberitakan Injil dengan sangat efektif.

Sebagai pendeta dan pendiri gereja yang sukses sebelumnya, Daniel memegang komitmen dan dedikasi yang tak kenal lelah kepada Gereja.

Lebih dari setengah biaya setiap kampanye penginjilan diinvestasikan dalam sistem "tindak lanjut" untuk melihat setiap orang yang bertobat menjadi murid Kristus yang penuh iman, tak kenal takut, dan anggota gereja lokal.

Daniel, bersama istrinya Rebekah dan anak-anak mereka, Elia, Gloria, London, Lydia, dan Benjamin tinggal di daerah Orlando.

Siapa Reinhard Boonke?

Dia adalah seorang penginjil asal Negara Jerman meninggal dalam usia 79 tahun.

Bernama lengkap Reinhard Willi Gottfried Bonnke adalah seorang evangelis Kristen yang dikenal karena misi penginjilannya di seluruh Afrika.

Bonnke menjadi seorang evangelis dan misionaris di Afrika sejak 1967.

Saat itu Perang Dunia II tengah berkecamuk dia bersama ibunya lari sebagai pengungsi.

Reinhard Bonke
Reinhard Bonke (Website Christ for all Nations)

Dengan menggunakan kapal, mereka melintasi Laut Baltik dan mendarat di Denmark.

Mereka berada di tempat pengungsian yang dikelilingi kawat berduri. Untuk bertahan hidup, mereka terpaksa mengais-ngais makanan.

Ketika berusia sembilan tahun, ia dan saudara-saudaranya kembali ke Jerman.

Ayahnya saat itu menjadi pendeta dan telah merintis gereja di Hamburg, Jerman Barat.

Disanalah ia dibesarkan.

Selama dalam pengungsian, ia tidak mengenal uang karena sama sekali tidak ada uang di tempat pengungsiannya. Pemerintah Denmark memberi mereka makanan dan pakaian.

Untuk tempat tinggal, empat keluarga mesti berbagi satu ruangan.

Ketika kembali ke Jerman, barulah ia tahu tentang uang. Ia berpikir, dengan uang ia bisa membeli permen.

Ia pun mencuri beberapa keping uang dari dompet ibu-nya dan pergi membeli permen. Tetapi setelah itu ia dipergoki oleh ibunya.

Namun, alih-alih menghukumnya, ibunya justru merangkulnya dan berkata, “Reinhard, kau sedang menuju neraka karena kau ini pencuri.”

Saat itu ia merasa Roh Kudus menjamah hatinya. Ia melihat dirinya sebagai orang berdosa. Ibunya menjelaskan bahwa Yesus peduli dan dapat menyelamatkan orang berdosa.

Ia mengalami kelahiran kembali.

Setahun kemudian, pada usia sepuluh tahun, ia mendapatkan panggilan Tuhan.

Saat itu sedang ada pembicara tamu yang berkhotbah di gereja ayahnya.

Tiba-tiba ia mendengar suara Roh Kudus di dalam hatinya, begitu nyaring, mengatakan, “Reinhard, suatu hari kau akan memberitakan Injil di Afrika.

”Ia mulai menangis dan berlari ke depan, memeluk ayahnya.”Papa, Papa, Papa, Tuhan berbicara kepadaku,” katanya.”Apa yang dikatakan-Nya?” tanya ayahnya.

”Tuhan berkata, suatu hari aku akan memberitakan Injil di Afrika,” jelasnya.

Ayahnya menjawab, ”Reinhard, kakakmu yang akan meneruskan pelayananku di sini.

”Pengalaman pertobatan dan panggilan ilahi itu tak ayal memengaruhi per-gaulannya. Ia sadar dirinya tidak bisa bersikap sembrono pada para gadis seperti anak laki-laki sebayanya karena suatu hari ia akan berkhotbah kepada mereka.

Karenanya, ketika menikah pada usia 22 tahun, istrinya menjadi perempuan per-tama yang diciumnya.

Setelah kuliah di Bible College di Wales, ia menjadi pendeta di Jerman selama tujuh tahun. Pada 1969 ia dan istrinya, Anni, serta anak laki-laki mereka yang masih bayi, berangkat ke Maseru, Lesotho.

Pada tahun-tahun awal di Maseru, Reinhard dan Annie melakukan karya misi secara tradisional. Ketika itulah ia mendapatkan penglihatan tentang “benua Afrika, dibasuh oleh darah Yesus yang mahal harganya”.

Visi itu menanamkan kerinduan dalam hatinya untuk menjangkau seluruh benua Afrika, dari Cape Town sampai Kairo dan dari Dakar sampai Djibouti.

Pada awalnya ia belum melihat bukti bahwa gagasan sebesar itu mungkin diwujudkan, namun ia terus berpegang teguh pada impian ilahi itu dan bertekun dalam pelayanannya.

Semula ia bukan orang yang yakin pada mukjizat. Ia tahu Yesus dulu menyembuhkan orang sakit, namun ia tidak yakin Yesus masih menyembuhkan orang saat ini.

Ia memilih menahan diri. Suatu hari ia mengundang seorang hamba Tuhan dari Zulu, Richard Ngidi. Pelayanan Richard disertai dengan tanda-tanda dan mukjizat. Setelah menyaksikannya dengan mata sendiri, Reinhard mulai menyadari bahwa firman Allah tentang mukjizat masih berlaku.

BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:

Baca juga: Bocoran Ikatan Cinta 18 Juni 2021, Nino Minta Maaf ke Elsa, Andin Tak Percaya Adiknya Selingkuh?

Baca juga: Salim Podungge, Korban Laka Lantas di Ring Road Manado Meninggal Dunia

Baca juga: Inilah Manfaat Nanas Bagi Kesehatan, Tak Hanya Enak, Segar dan Murah

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved