Berita Sulut
Situasi Pendemi Zona Hijau atau Kuning, Sekprov Sulut Silangen Tegaskan Tetap Disiplin Prokes
Sekprov Sulut, Edwin Silangen mengatakan, situasi pandemi biasa diindikasi dari pembagian zona baik dari hijau, kuning, orange dan merah.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Pemerimtah Provinsi Sulut mengharapkan situasi dan kondisi akan terus membaik di tengah terpaan pandemi Covid 19.
Sekprov Sulut, Edwin Silangen mengatakan, situasi pandemi biasa diindikasi dari pembagian zona baik dari hijau, kuning, orange dan merah.
"Apapun situasi pandemi saat ini jangan sampah menurunkan kewaspadaan," terang dia.
Ia mengatakan, zona hijau atau kuning pun tetap harus disiplin terapkan protokol kesehatan (prokes).
"Pakai masker, cuci tangan, hindari kerukunan karena itu kuncinya," ujar Sekprov.
Semua mengharapkan situasi bisa kembali normal seperti sedia kala sebelum ada pandemi.
Namun sebelum sampai pada situasi yang diharapkan, semua komponen masih harus disiplin protokol.
"Kita masih menghadapi musuh tidak kelihatan. Yang boleh mencegah penularan diri sendiri, kalau disiplin tidak akan tertular," kata Sekprov
Di samping disiplin protokol, Pemprov Sulut terus memacu pelaksanaan vaksinasi bagi sasaran target penerima vaksin.(Ryo)
Penanganan Covid-19 di Sulut Belum Stabil
Sulut sempat beberapa waktu tidak terdapat kasus positif, itu mempengaruhi warna zona, namun dengan penambahan angka kesakitan meski sedikit saja juga akan berpengaruh pada warna zona.
Demikian dikatakan Pengamat Epidemiologi Sulut, Jonesius Manoppo.
Menurutnya, sampai pekan lalu kita dinilai berhasil mengendalikan penularan, tapi dalam beberapa hari terakhir ada banyak yang terdeteksi positif lewat skrining rumah sakit, sehingga ruangan isolasi perlahan mulai terisi
"Dengan penurunan zona, beberapa RS telah mengurangi jumlah tempat tidur maupun ruangan yang sempat dijadikan ruangan isolasi diwaktu lalu," kata Manoppo kepada Tribun Manado.
Kondisi saat ini, kata Manoppo, tentu saja bisa terjadi terutama karena semakin lalai dalam penerapan prokes, ditambah cakupan imunisasi lengkap yang masih jauh dari harapan.