Berita Manado
Mengintip TKB, PSK Jajakan Diri di Siang Hari
Hari masih sore. Pukul 15.30 Wita. Duduk di salah satu bangku, Tribun dihampiri seorang wanita. Sebut saja namanya Senja, Usianya ditaksir 40 an.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Taman Kesatuan Bangsa (TKB) di Pasar 45 Manado menyimpan cerita tentang para PSK.
TKB selama ini memang jadi tempat prostitusi ilegal kelas 'kaki lima'. Alias murah meriah.
Padahal TKB didirikan dengan maksud melestarikan budaya lewat pentas seni.
Tribun Manado menelusuri kawasan tersebut akhir pekan lalu.
Hari masih sore. Pukul 15.30 Wita. Duduk di salah satu bangku, Tribun dihampiri seorang wanita. Sebut saja namanya Senja, Usianya ditaksir 40 an.
Rambutnya dicat pirang dan bibirnya dilumuri lisptik merah muda.
Ia memakai kaos putih ketat. Jeans yang ia kenakan juga ketat dengan robekan teratur pada lutut.
Ia mengajak Tribun bercakap cakap. Dari sekedar basa basi, tanya identitas kemudian langsung menjurus ke hal berbau ranjang.
"Deng kita jo, cuma 150 so deng kamar. Boleh tawar kwa," kata dia.
Ia mengaku "curi start" dari rekan - rekannya dengan menjajakan diri siang hari.
Metodenya "door to door". Langsung menawarkan diri pada pria kesepian di TKB.
Itu ia lakukan karena saingan semakin banyak.
"Di musim pandemi hidup semakin susah. Banyak yang jadi pelacur untuk hidup. Yang baru-baru lebih cantik dan muda dari saya, jadi saya harus curi start," bebernya.
Lain halnya dengan Kenanga (nama disamarkan) yang ditemui Tribun beberapa waktu yang lalu pada dini hari.
Karirnya lagi moncer. Sehari ia bisa raup 500 ribu dari kantong pria hidung belang.