Berita Minut
Simak Kisah Dara Cantik Claudia Wurangian, Rayakan Hut Sweet Seventeen dengan Ritual Adat Minahasa
Dalam adat Minahasa, Kampetan adalah seseorang yang menjadikan tubuh kasarnya sebagai medium bagi roh para leluhur Minahasa.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Biasanya hut ke 17 atau sweet seventeen dirayakan dengan pesta ala barat atau ala korea. Namun tidak bagi Claudia Wurangian.
Dara cantik ini merayakan sweet seventeennya pada Rabu (9/6/2021) dengan ritual adat Minahasa.
Opo Minahasa lewat perantaraan kampetan memberkati dan memberi wejangan pada Claudia.
Ritual dipimpin oleh Kampetan Steven Sumual. Dalam adat Minahasa, Kampetan adalah seseorang yang menjadikan tubuh kasarnya sebagai medium bagi roh para leluhur Minahasa.
Ritual diawali dengan datangnya Opo Tumotoa Tinoor (Purukan) lewat raga Steven Sumual.
Tubuh Steven bergetar dan suaranya berubah.
Opo Tumotoa memberikan wejangan bagi Claudia agar dapat menjalani kehidupan yang baik di masa yang akan datang.
Ritual dilanjutkan oleh Opo Siouw Kurur.
Lewat raga kampetan Steven Sumual, Opo Siouw Kurur melanjutkan wejangan dan menutup prosesi tersebut.
Amatan Tribun Manado, nuansa tradisional nampak dalam acara hut tersebut, dari baju ala kabasaran yang dipakai, kebaya serta meja altar yang dialasi kain merah.
Itu memadu apik dengan ornamen modern, dari panggung yang dihiasi balon.
Claudia mengaku gembira dapat merayakan hutnya dengan prosesi adat Minahasa.
"Ke depan saya siap hadapi hidup yang keras sebab Tuhan melalui leluhur sudah memberkati saya," ucapnya.
Kedua orang tua Claudia yakni Jemy Wurangian dan Susan Rompas juga bersyukur. "Ini mengajak generasi muda cinta budaya Minahasa," katanya. (art)
Tentang Minut