Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Megawati Resmi Profesor

Megawati Resmi Bergelar Profesor, Kritik Pemimpin yang Cuma Jago Pencitraan

Kerja dan turun lapangan ke masyarakat, bukan hanya sibuk melakukan pencitraan. Ini merupakan keinginan masyarakat

Editor: Aswin_Lumintang
Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Megawati mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, atas penghargaan yang diberikannya kepada sang ayah, Ir Soekarno atau Bung Karno. 

TRIBUNMANADO.CO.ID JAKARTA - Kerja dan turun lapangan ke masyarakat, bukan hanya sibuk melakukan pencitraan. Ini merupakan keinginan masyarakat yang paling esensial.

Terkait hal ini, Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri menyebut bahwa pemimpin strategik bukanlah sosok yang suka melakukan pencitraan semata.

Namun haruslah yang turun ke bawah dan langsung bersentuhan dengan rakyat kecil.

Megawati mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, atas penghargaan yang diberikannya kepada sang ayah, Ir Soekarno atau Bung Karno.
Megawati mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, atas penghargaan yang diberikannya kepada sang ayah, Ir Soekarno atau Bung Karno. (Tangkapan Layar YouTube Kompas TV)

Hal itu disampaikan Megawati saat orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat (11/6/2021).

"Kepemimpinan strategik juga tidak bisa berdiri atas dasar pencitraan," kata Megawati.

Mengutip Jim Collins, Megawati mengatakan kepemimpinan strategik merupakan kepemimpinan yang membangun organisasi, yang jauh lebih penting daripada sekadar popularitas diri.

Sebaliknya, kepemimpinan strategik memerlukan kerja turun ke bawah, dan langsung bersentuhan dengan rakyat bawah atau wong cilik.

"Sebab ukuran kemajuan suatu bangsa, parameter ideologis justru diambil dari kemampuan negara di dalam mengangkat nasib rakyat yang paling miskin dan terpinggirkan," kata Megawati.

"Itulah tanggung jawab etik dan moral terbesar seorang pemimpin: menghadirkan terciptanya keadilan sosial," imbuhnya.

Megawati lalu mengajak agar kritik dan otokritik dilakukan, agar hakikat kepemimpinan strategik bagi bangsa dan negara dipahami esensi dan implementasinya.

"Saya mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin di jajaran pemerintahan negara, baik pusat maupun daerah, Pimpinan Partai Politik, TNI, POLRI dan seluruh aparatur sipil negara, untuk mengambil hikmah terbesar tentang makna kepemimpinan strategik yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved