Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Kelompok Masyarakat Ini Pasti Divaksinasi, Jadwalnya Sudah Disiapkan Pemerintah

Ada beberapa kelompok masyarakat yang pasti akan divaksinasi oleh pemerintah. Sudah disiapkan jadwal pemberian vaksin covid 19.

Tribun manado / Arthur Rompis
Vaksinasi Covid-19 di Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada beberapa kelompok masyarakat yang pasti akan divaksinasi oleh pemerintah. 

Sudah disiapkan jadwal pemberian vaksin covid 19 bagi sejumlah masyarakat. 

Simak penjelasan satgas penanganan covid 19 di Indonesia mengenai siapa saja masyarakat yang pasti divaksinasi. 

Baca juga: Niat Sholat Istikharah, Bacaan Lengkap Doa dan Tata Cara

Baca juga: Bacaan Niat Sholat Tahajud, Lengkap Doa dan Tata Cara, Amalan di Sepertiga Malam

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Kamis 10 Juni 2021, Info BMKG Sejumlah Daerah Potensi Hujan Lebat

Penjelasan Satgas Covid-19 Soal Vaksinasi Bagi Masyarakat Umum Secara Nasional

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. (Istimewa)

Untuk memilih kelompok masyarakat tersebut pemerintah memiliki pertimbangan. 

Disampaikan oleh Wiku Adisasmito. 

Dia adalah Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19. 

Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah memiliki pertimbangan tertentu dalam memilih kelompok maupun wilayah dalam pelaksanaan vaksinasi.

"Pemerintah berusaha keras untuk seluruh cakupan vaksinasi itu bisa tercapai 70 persen.

Namun demikian, kita memiliki prioritas dalam pelaksanaannya," kata dia dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/6/2021).

Terlebih kini stok vaksin yang dimiliki Indonesia masih terbatas.

Untuk itu, menurut Wiku, pemerintah memastikan prioritas atau kelompok masyarakat yang berisiko menerima vaksinasi terlebih dahulu, termasuk untuk usia 18 tahun ke atas.

"Kelompok ini pasti divaksinasi dan pemerintah sudah mempersiapkan schedule yang kaitannya dengan ketersediaan vaksin yang ada," jelasnya.

Pemerintah menargetkan, pada periode vaksinasi gelombang kedua yang berlangsung Juli hingga Agustus 2021 menyasar 141,2 juta kelompok masyarakat rentan.

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi memaparkan, dalam vaksiniasi ini ditargetkan masyarakat yang berada di daerah dengan risiko penularan tinggi serta masyarakat lainnya dengan pendekatan klaster.

"Ada tiga kriteria dengan rentang usia tertentu yang berisiko pada angka kematian, di antaranya usia di atas 60 tahun dengan 19,5 kali lipat risiko, usia 46-59 tahun dengan risiko 8,5 kali lipat dan usia 31-45 tahun dengan risiko dua hingga empat kali lipat," kata Nadia dalam kegiatan virtual bertajuk Mengenal Varian Baru Covid-19 dan Efektivitas Vaksin kemarin.

Sebelumnya pada gelombang pertama program vaksinasi nasional kelompok yang menjadi sasaran adalah 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi, 21,5 juta lansia, 17,4 juta petugas publik.

Ia juga menjelaskan, Kementerian Kesehatan melakukan langkah penyederhanaan alur vaksinasi dari lima meja pelayanan menjadi dua meja pelayanan.

Pada meja pertama, terdapat petugas kesehatan minimal dua orang yang terdiri atas petugas screnning dan vaksinator untuk melakukan screening terhadap sasaran berupa tanda vital dan pertanyaan riwayat penyakit.

"Peserta yang sudah lolos skrining dapat langsung diberikan vaksin di meja pertama dan petugas mengisi hasil screening dan vaksinasi," kata dia.

Pada meja kedua, petugas melakukan entry data dari kertas kendali ke dalam Pcare, selanjutnya waktu observasi dikurangi menjadi 15-30 menit.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan, sebanyak 27 juta orang telah menerima vaksinasi Covid-19. Diharapkan, laju vaksinasi bisa dipercepat dengan ketersediaan vaksin yang juga meningkat.

Budi menyampaikan, angka penyuntikan telah kembali menyentuh 500 ribu orang per hari. Saat ini stok vaksin yang dimiliki Indonesia pada bulan Juni mencapai 20 juta vaksin.

"Jadi kalau dibagi 30 hari mampu lah kita menyuntik sebanyak 500 ribu sampai 650 ribu setiap hari. Saya minta ke seluruh gubernur, bupati, walikota untuk segera mempercepat program vaksinansinya," katanya.

Ia juga menekankan vaksinasi ini diprioritaskan untuk lansia karena merupakan risiko tinggi dan paling banyak dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Indonesia diketahui kembali menerima kedatangan tambahan 8 juta vaksin dalam bentuk bahan baku atau bulk yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd.

Kedatangan ini membuat jumlah vaksin yang telah diterima Indonesia menjadi 91,9 juta dosis, kombinasi antara vaksin berbentuk jadi dan bahan baku (bulk).

Menteri BUMN dan Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir mengatakan, dengan kedatangan vaksin tahap ke-14 ini, maka hingga saat ini telah terima 3 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac, 6,41 juta dosis vaksin jadi produksi AstraZeneca, 1 juta dosis vaksin jadi produksi Sinopharm dimana 500 ribu merupakan hibah UEA.

Untuk dalam bentuk bahan baku atau bulk sebanyak 81,5 juta dosis vaksin produksi Sinovac yang setelah diolah di Bio Farma akan menjadi 65.5 juta dosis vaksin jadi.

"Jadi secara total, terdapat 75,9 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi," kata Menteri Erick.

Jumlah total vaksin jadi lebih sedikit daripada jumlah total dosis yang telah tiba di Indonesia (kedatangan) dikarenakan ada wastage dan overfill dalam proses produksi dari vaksin bahan baku menjadi vaksin jadi.

Dengan demikian, total jumlah dosis kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia, kumulatif dari vaksin jadi dan bulk, hingga hari ini adalah sebanyak 91.910.500 dosis.

Jumlah total vaksin jadi lebih sedikit daripada jumlah total dosis yang telah tiba di Indonesia dikarenakan ada wastage dan overfill dalam proses produksi dari vaksin bahan baku menjadi vaksin jadi.

Ia menegaskan, pemerintah melindungi warganya dengan mengamankan dan meningkatkan pasokan vaksin.

"Kita patut syukuri, karena walau ditengah disrupsi pasokan dan alokasi pengadaan vaksin di dunia, stok vaksin kita aman, dan terus ditingkatkan," ujarnya.

Erick Thohir menargetkan, pengembangan vaksin Merah Putih bakal rampung antara akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022.

"InsayaAllah akhir tahun ini atau awal tahun depan, akankah ada kemajuan vaksin merah putih atau vaksin kerja sama dengan pihak lain," jelas Erick.

Vaksin Merah Putih merupakan karya mandiri anak bangsa, dan saat ini prosesnya sudah pada tahapan penelitian berskala laboratorium atau lab skill research dan tahapan faktor ekspresi.

Dalam tahapan ini, Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Naisonal (Kemenristek BRIN) terus memonitor pengembangannya.

Pemerintah sudah mempersiapkan proses pengadaan vaksin hingga tahapan industrialnya demi terjaminnya produksi vaksin dalam jumlah besar.

Pemerintah juga membuka peluang kerja sama dengan pihak industri swasta nasional untuk turut serta mensukseskan percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih yang menjadi modal bangsa dalam penanganan pandemi Covid-19 jangka panjang.

Diketahui saat ini dalam upaya percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan kolaborasi lembaga riset, lembaga pemerintah non kementerian, dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Universitas Gajah Mada.

"Sebagai info sesuai penugasan, kita terus kerja keras untuk mendapatkan vaksin merah putih, yang sekarang bekerja sama dengan 5 Universitas dan 2 lembaga penelitian," ujar Erick.

"Kita juga membuka kerja sama dengan pihak lain, agar bisa memproduksi vaksin sendiri bukan hanya impor," ujarnya.(Tribun Network/ism/rin/fik/wly)

Update kasus Covid-19 di Indonesia

Berikut update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Rabu (9/6/2021).

Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 7.725 penambahan, dari sebelumnya 1.869.325 kasus.

Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 1.877.050 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.

Data tersebut dirilis dalam website resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Indonesia, covid19.go.id, Rabu (9/6/2021) sore.

Kabar baiknya, ada sejumlah 5.883 pasien yang berhasil sembuh.

Jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 1.723.253 jiwa, dari pasien sebelumnya sebanyak 1.717.370 jiwa.

Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 170 pasien.

Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 52.162 orang, dari sebelumnya 51.992 orang.

Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Provinsi DKI Jakarta kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, disusul dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

Update Corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.

Pencegahan virus corona menurut WHO

Menurut WHO, Langkah-langkah perlindungan dari virus corona adalah tetap mengetahui informasi terbaru tentang wabah Covid-19.

Hal tersebut tersedia di situs web WHO atau melalui otoritas kesehatan publik nasional dan lokal.

Cara mencegah kemungkinan terinfeksi Covid-19 adalah dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan sederhana seperti berikut ini:

1. Cuci tangan teratur

Bersihkan tangan Anda secara teratur dan menyeluruh dengan hand sanitizer berbasis alkohol atau cuci dengan sabun dan air.

Alasannya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan.

2. Sosial distancing

Pertahankan jarak setidaknya 1 meter dari siapa saja yang batuk atau bersin.

Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.

Jika terlalu dekat, maka tetesan air bisa terhirup, termasuk virus Covid-19 jika orang tersebut menderita batuk.

3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

Tangan yang menyentuh banyak permukaan dapat terpapar virus.

Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut.

Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.

Pastikan orang-orang di sekitarmu mengikuti protokol kesehatan yang baik.

Tutupi mulut dan hidung dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat batuk atau bersin.

4. Segera buang tisu bekas

Tetesan yang tertampung pada tisu bisa menyebarkan virus.

Dengan menjaga kebersihan yang baik, kamu dapat melindungi orang-orang di sekitarmu dari virus seperti flu dan Covid-19.

5. Tetap di rumah jika merasa tidak sehat

Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat.

Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah setempat.

Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan bisa dengan cepat mengarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.

Ini juga akan melindungimu dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

Ikuti perkembangan Covid-19 terbaru (kota atau area lokal dimana Covid-19 menyebar luas).

Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut terutama untuk orang yang lebih tua atau menderita diabetes, penyakit jantung, atau paru-paru.

Pasalnya, mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena Covid-19 di salah satu area ini.

Berita Terkait Penanganan Covid 

Artikel ini telah tayang di:

Tribunnews.com

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/06/09/penjelasan-satgas-covid-19-soal-vaksinasi-bagi-masyarakat-umum-secara-nasional?page=all

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/06/02/pemerintah-sasar-1412-juta-kelompok-masyarakat-rentan-untuk-divaksin-juli-hingga-agustus?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved