Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bitung

PT Wilmar Lirik Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, Ini Pemaparan Direktur di FGD Pemkot Bitung

Pemerintah Kota Bitung di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menghadirkan Byron Oswald Salim Direktur Kawasan PT Wilmar Grup Indonesia

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Christian Wayongkere
Narasumber Berita Byron Oswald Salim Direktur Kawasan PT Wilmar Grup Indonesia. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Kota Bitung di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menghadirkan Byron Oswald Salim Direktur Kawasan PT Wilmar Grup Indonesia, saat melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Percepatan Operasionalisasi dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Bitung.

Di ruang SH Sarundajang Kantor Wali Kota Bitung, di Jalan Sam Ratulangi Kota Bitung, Kamis (3/5/2021).

Pada kesempatan itu, Wali kota Bitung Maurits Mantiri yang juga memimpin jalannya FGD mempersilakan Byron Oswald Salim menyampaikan keberadaan PT Multimas Nabati Asahan Kawasan Industri Terpadu Wilmar, di Serang Banten.

"Total investasi tahun 2012 - 2025 industrial estate USD 601,500,000. Wilmar Industrial Complex Factory USD 399,500,000. Total USD 1,001,000,000," kata Byron Oswald Salim Direktur Kawasan PT Wilmar Grup Indonesia.

Baca juga: Respons Cepat PLN Molonguane dalam Menangani Berbagai Keluhan Dapat Apresiasi

Byron Salim bilang, terkait dengan ketertarikan PT Wilmar untuk berinvestasi di lokasi KEK yang terletak di Kelurahan Sagerat, Manembo-Nembo dan Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung, pihaknya melihat potensi di KEK sangat besar.

Namun masih ada permasalahan dasar yang sementara di hadapi, terkait dengan kejelasan status lahan menjadi awal untuk ivestasi masuk di luar proses perizinan.

"Kalau lahan bermasalah tidak bisa berusaha dengan lancar," tambahnya.

Tapi dukungan pemerintah Kota Bitung dan Provinsi Sulut, merupakan satu langkah maju bisa dijadikan dasar untuk KEK.

Salim menjelaskan berangkat dari Kawasan Industri Terpadu Wilmar, di Serang Banten langkah percepatan KEK di Kota Bitung yang utama status lahan jelas, perizinan yang terdukung, pengurusan lebih cepat satu pintu di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) jemput bola.

Karena dalam mendatangkan investasi, penuh dengan beragam kelabihan yang akan digali dari potensi setempat.

Baca juga: BSG HUT ke-60, Ini Harapan Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk Torang pe Bank

Untuk pasar sendiri, kata Salim sangat luar biasa dalam bangun industri di Bitung. Seperti yang dilakukan PT Wilmar sudah cukup lama membangun industrinya dan tidak ada masalah.

"Sarana dan tempat serta prasarana gudang, listrik, air bersih harus di kedepankan. Karena investasi tidak melangkah mundur ketika masuk," tambahnya.

Salim menambahkan, pintu masuk untuk KEK sangatlah muda jika status lahannya sudah di tindak lanjuti. Seperti gambaran PT Membangun Sulut Hebat (MSH), akan melakukan pembebasan di akhir semester II tahun 2021.

Pihaknya tertarik masuk di KEK, karena sebagai perusahan industri namun kalau kondisi masih meraba-raba satu dengan yang lainnya harus melihat lagi keseriusan. Dan keseriusan itu sudah ditunjukkan dan disampaikan Walikota Bitung akan mendukung.

Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pukul 05.00 WIB, Seorang Youtuber Tewas di Tempat, Korban Terlempar ke Selokan

"Nah, kalau sudah seperti itu. Kami beterima kasih dengan kondisi ini, tinggal berlali bersama pihak terkait dan stekholder lainnya harus dilabatkan. Untuk insetif atau kemudahan di KEK pasti akan diberikan, baik dari sisi financial dan lainnya. Jadi cikal bakal yang baik, berharap komitmen itu diselaraskan dengan rencana investasi, karena kami yakin KEK di Bitung akan berkembang besar," tandasnya.

James Sela Direktur Umum PT Membangun Sulut Hebat (MSH) badan usaha milik daerah (BUMD), selaku pengelola KEK Bitung, kembali membeberkan luasan lahan ada 534 Hekter total.

Terbagi 92,79 hektar sudah dimiliki pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan 441 Hekter di miliki masyarakat umum dan perusahan swasta.

Di kawasan KEK sudah ada zonavikasi seperti perikanan, industri kepala dan lainnya.

Berjarak 36 kilometer (KM) dari Kota Bitung, 8 Km dari pelabuhan Bitung dan 30 Km dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Bitung.

"Dalam keputusan Gubernur Sulut nomor 93 tentang penetapan lokasi pembangunan KEK Bitung, karena jika ada ada transaksi di dalam KEK harus sepengetahuan pengelola KEK. Karena dalam keputusan gubernur, kalau transaksi jual beli rumah tidak diperbolehkan kecuali bangun untuk Industri," kata James Sela Direktur umum PT MSH.

Baca juga: Tudingan Lucky Alamsyah soal Tabrak Lari Dibantah Roy Suryo: Yang Menyetir Mobil Bukan Saya

Lanjut James Sela, korbisnis di KEK ada industri kelapa dan turunannya,industri perikanan, logistik dan farmasi tapi akan menyesuaiakan dengan perkembangan dengan membuka sektor lainnya.

PT MSH dalam beraktifitas untuk KEK sejak tahun 2018. Diantara telah melakukan penandatanganan air bersih dengan Pemerintah Kota Bitung, terkait penyiapan air bersih, kebersihan dan pemadam kebakaran yang akan di perpanjang.

Selain itu PT MSH sudah bekerjasama dengan PT PLN Suluttenggo untuk penyuplaian listrik.

Lewata expo didalam dan luar daerah, PT MSH melakukan promosi langsung ke calon investor.

"Dengan hasil ada 61 perusahan Letter of intent (Loi), MoU 11 perusahan, MoA dengan 1 perusahan, kontrak kerja dengan 4 perusahan. Ada satu perusahan yang menjadi patner strategis. Empat perusahan yang telah melakukan PKS PT Futai Sulut dari Cina, CV Awilton, PT Marina Selaras Nusantara dan PT Multi Duta Cita sudah beroperasi di luar 92 hektar wilayah KEK tepatnya di lahan 441 hektar," kata dia.

James berjanji, jika pembebasan lahan sudah selesai dikerjakan pihaknya akan melakukan proses lelang investasi di tahun 2021.

Lalu kalau semuanya beres, tenant sudah bisa masuk dan akan di undang masuk ke KEK.

PT MSH memiliki dua opsi dalam perencanaan pengelolaan KEK, pertama pembebasan lahan 300 hekter dengan anggaran rp 1.8 triliun.

Kemudian land and clearing cuttunfil di 92 hekter yang kondisinya berbukit, sehingga harus diratakan dengan anggaran rp 239 miliar. Lalu ada opsi kedua, pembebasan lahan dibahagi untuk lahan 441 tahun pertama 50 hektar dengan anggaran rp 300 miliar di tahun 2021 semesrter kedua.

Kemudian 100 hekter anggaran rp 1,8 Triliun tahun kedua 2020 semester I, 152 hektar rp 1,089 miliar. Untuk land clearing cuttunfil 92 hektar di bahagi ada 50 hektar anggara rp 90 Miliar, 100 hektar anggaran rp 60 miliar.

"Strategi pengolahan lahan 534 hekter, diantaranya lahan 441 hekter dari tiga kelurahan tempat berkedudukan KEK Bitung. Di iventarisasi ada 809 pemilik tanah pasini dengan rincian Kelurahan Manembo-Nembo 55 pemilik tanah, Tanjung Merah 472 pemilik tanah dan Sagerat 242 pemilik tanah sudah termasuk perusahan eksisting. Lalu luasan lahan lebih besar 6 hekter, ada di kelurahan Manembo-Nembo satu pemilik, Tanjung Merah ada enam pemilik dan Sagerat tiga orang pemilik lahan yang akan di bebaskan," urainya.

Lanjutnya, strategi pengelolaan KEK di lahan 534 hektar pertama ke pemilik lahan dengan sistem bentuk bagi perhitungan dan negosiasi, bangunan permanen akan dibicarakan bentuk kerjasama dengan kesepakatan.

Lalu pembebasan lahan seluas 300 hektar dilakukan bertahap.(crz)

Baca juga: Potret Pria Dilingkar Ular Raksasa Saat Naik Motor, Beratnya 200 Kilogram, Dari Kebun Karet

Tentang Bitung

Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara.

Jarak dari Manado ke Manado Ibukota Provinsi Sulut yakni 42,4 kilometer lewat Jalan Tol Manado - Bitung, atau sekitar 50 menit ditempuh dengan kendaraan roda empat.

Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan.

Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.

Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan, dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km²

Saat ini Kota Bitung dipimpin Wali Kota Maurits Mantiri dan Wakil Wali Kota Hengky Honandar.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved