Berita Sulut
Pembangunan di Perbatasan, Bu Winsu Beber Keterbatasan Ekonomi, Pendidikan hingga Kesehatan
Keberadaan Kepulauan Nusa Utara yang menjadi beranda terdepan Indonesia membutuhkan perhatian khusus untuk meningkatkan
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Keberadaan Kepulauan Nusa Utara yang menjadi beranda terdepan Indonesia membutuhkan perhatian khusus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Anggota DPRD Sulut Winsulangi Salindeho mengungkap, pembangunan di perbatasan harus mengedepankan pendekatan kesejahteraan.
"Sudah saatnya paradigma diubah, jangan lagi pendekatan dari sisi keamanan saja," kata Salindeho dalam Dialog Interaktif Nasional 'Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat dalam Menanggulangi Kejahatan Antarnegara di Perbatasan RI-Filipina yang digagas Rumah Nusantara di Aryaduta Manado, Kamis (03/06/2021).
Bu Winsu, sapaan politisi anggota Komisi I DPRD Sulut ini bilang, pembangunan di wilayah perbatasan perlu dikebut.
"Harus lebih cepat dari daerah di daratan. Sebab masih banyak keterbatasan," jelasnya.
Baca juga: Kabar Gembira Bagi ASN Bolmong, Pemkab Pastikan Besok Gaji 13 Dicairkan
Ia menyebut, kekurangan di perbatasan multisektor dan kompleks. Baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pertahanan.
Di sisi ekonomi misalnya, masih banyak masyarakat di Nusa Utara yang sulit mendapatkan BBM satu harga.
"Saat ini masih banyak yang beli satu liter harganya Rp 15 ribu," jelas mantan Bupati Kepulauan Sangihe itu.
Di sisi pendidikan, Winsu bilang juga butuh penanganan khusus. Program belajar online di tengah pandemi Covid-19 tak bisa diandalkan.
Pasalnya, kualitas jaringan seluler di kepulauan kurang baik.
"Mengharapkan guru kunjungi murid satu-satu juga sulit. Ini kepulauan," jelasnya.
Baca juga: JADWAL Euro 2020 Grup C, Belanda Bakal Bertarung Keras Tanpa Sang Kapten
Kemudian, sektor kesehatan. Sejauh ini masyarakat di Kepulauan Nusa Utara begitu Sulut mendapatkan akses kesehatan memadai.
"Bagaimana masyarakat dari Kepulauan, dalam kondisi darurat harus dirujuk ke Manado untuk mendapatkan pelayanan lebih baik," jelasnya.
Persoalan lain disebut Winsu ialah praktik ilegal fishing yang masih terjadi di perairan Nusa Utara.
"Masih ada perdagangan ikan di tengah laut. Nelayan Filipina dominan di wilayah ini. Banyak ikan dari Sangihe, Talaud dijual ke Filipina karena harga lebih bagus," jelasnya.